PART 1

35 8 2
                                    

“ Kring... Kring... Kring... “ suara jam beker menggema di sebuah kamar.

Tak lama bangunlah seorang anak dari ranjangnya dan mematikan jam beker tadi. Dengan menahan rasa kantuk anak tadi berjalan menuju kamar mandi, dan selesai mandi ia pun mengambil air wudhu dan bergegas shalat.

Selesai shalat ia pun melihat jam di kamarnya, masih ada banyak waktu sebelum ia berangkat. Ia pun pergi ke dapur lalu membuat sarapan untuknya sendiri.

Ia menikmati setiap suapan yang ia makan sampai semuanya habis tak bersisa. Kembali ia melihat waktu di jam dan ia pun beranjak dari tempat makannya dan mengambil sepeda kesayangannya dan pergi dari rumahnya.

Meskipun masih pagi ia sudah memulai aktivitasnya sebab jarak yang ia tempuh sangatlah jauh, ia kayuh sepeda kesayangannya itu, dengan menikmati sejuknya udara di pagi hari tak terasa sudah dua puluh menit berlalu. Jika tidak ada hambatan maka tak lama lagi ia akan sampai ke tempat yang ia tuju.

Dan benar saja setelah lima menit berlalu tempat yang ia tuju sudah ada di depan matanya. Ia pun baca tulisan yang terpampang jelas di gapura tempat yang ia tuju itu, SMA 1 Bhakti Jaya. Dan dari kejauhan ia melihat lelaki tua yang mungkin usianya hampir setengah abad sedang berdiri tegap membantu mobil yang hendak memasuki gerbang sekolahnya.

Ia pun menuntun sepedanya karena memang sudah dekat, ia pun berjalan menuju pria tadi yang kini sudah berada di tempat pos.

“ Pagi pak... “  sapa anak tadi.

“ Oh kamu, bapak kira sapa “ jawab pria tua itu.

“ Ah bapak ini kaya ga biasa aja. “ balas anak tersebut.

“ Hahaha iya “ tawa pria itu meramaikan keadaan.

“ Tumben pak masih pagi sudah ramai. “ tanya anak itu.

“ Ya mungkin karena sekarang kan hari pertama masuk sekolah jadi yah ramai, coba kalo hari biasa paling baru nak Arvi yang datang. “ papar pria tua itu.

“ Ah pak Sutanto bisa aja. Tadi itu siapa pak ? “ tanya anak tersebut yang di panggil Arvi oleh pak Sutanto yang merupakan satpam di sekolah tersebut.

“ Ga tau tuh bapak juga baru liat, mungkin siswa baru. “ jawab pak Sutanto.

“ Oh gitu yah pak, ya sudah pak saya masuk ke kelas dulu, biasa yah pak sepedanya saya taruh di belakang pos. “ jawab Arvi.

“ Iya, belajar yang benar. Sepedanya pasti aman kok kalo sama bapak mah. “ jawab pak Sutanto.

“ Oke pak, pak Sutanto emang paling oke deh. “ jawab Arvi sambil pergi meninggalkan pak Sutanto.

Arvi pun berjalan menuju kelasnya X Mipa 7. Ia pun memasuki kelasnya dan ia melihat sudah banyak yang hadir. Ia pun melewati tiap orang yang ada di kelas itu sebab tempat duduknya paling belakang. Selain itu ia juga duduk sendirian.

Sambil menunggu bel masuk berbunyi Arvi mengeluarkan sebuah buku dan ia menulis di dalam buku itu. Dan sekitar sepuluh menit berlalu bel pun berbunyi dan seluruh siswa bergegas menuju lapangan karena harus mengikuti kegiatan upacara bendera.

Selesai upacara semuanya kembali ke kelas masing - masing dan ada waktu sepuluh menit untuk istirahat sebelum jam KBM. Arvi hanya meminum air yang ia bawa dari rumah dan melanjutkan menulis di buku tadi.

Akhirnya bel berbunyi, tak lama guru wali kelas datang namun ia tak sendiri ia datang dengan seorang perempuan.

“ Pagi semuanya “ ucap Bu Tirta wali kelas X Mipa.

“ Pagi Bu.. “ jawab murid muridnya.

“ Hari ini kalian mendapatkan teman baru yang cantik, kamu perkenalkan dirimu nak. “ Bu Tirta mempersilahkan

“ Perkenalkan nama saya Ratu Anastasya, biasa di panggil Tasya. Saya pindahan dari SMA Pelita Dharma. Salam kenal semuanya. “ ucap Tasya memperkenalkan dirinya.

Selanjutnya Bu Tirta mempersilahkan yang lain untuk bertanya, dan hasilnya kelas menjadi gaduh dengan pertanyaan - pertanyaan yang di tujukan untuk Tasya. Namun tidak dengan Arvi saat semua teman cowok bertanya ke Tasya, Arvi sibuk menulis sesuatu di buku hariannya.

Bu tirta pun menenangkan keadaan dan menyuruh Tasya untuk duduk.

“ Tasya kamu duduk di belakang di sebelah Arvi yah “ ucap Bu tirta.

Sejenak kelas yang hening mendadak gaduh kembali. Dan Bu tirta kembali menenangkan anak didiknya dan ia pergi dari kelasnya sebab memang sekarang bukan jam pelajarannya.

Selama Tasya berjalan menuju tempat duduknya banyak suara bisikan yang membuatnya tersenyum ringan hingga ia sampai di tempat duduknya.

Baru saja duduk Arvi menyodorkan secarik kertas yang kemudian langsung di baca oleh Tasya. Selama Tasya membaca Arvi sama sekali tak memandangi ke sekitar ataupun ke Tasya ia hanya menunduk.

Lalu tak lama guru pengajar pun datang. Ia mengabsen semua murid, lalu setelah selesai Tasya pun mengangkat tangannya memberitahu kalau dia belum di absen.

Selanjutnya para murid di suruh membuat karangan tentang liburan akhir semester oleh sang guru, karena sekarang adalah pelajaran bahasa Indonesia. Saat semuanya sibuk dan pusing memikirkan apa yang akan di tulis lain halnya dengan Arvi, Arvi hanya diam tak menyentuh bukunya sama sekali. Tasya yang duduk di sebelahnya pun sampai pusing dengan berbagai pertanyaan di kepalanya. Dan saat di suruh mengumpulkan Arvi lah yang pertama mengumpulkan.

Pelajaran pun terus berlanjut sampai jam pulang tiba. Saat Arvi hendak pulang ia di hentikan oleh Tasya.

“ Eh Dav tunggu “ cegat Tasya sambil memegang tangan Arvi

“ Arvi “ balas Arvi dengan melepaskan tangan Tasya dari tangannya.

“ iyah Arvi, anterin gue ke perpustakaan, gue mau ambil buku paket. “ jelas Tasya tentang ke inginannya

Arvi meninggalkan Tasya tak sepatah kata pun yang keluar.

“ Eh Dav, maaf Arvi.. Lo mau ke mana? Anterin dulu “ tanya Tasya

“ Perpustakaan “ jawab Arvi.

Tasya pun langsung mengikuti Arvi, namun karna ia tak memperhatikan Arvi ia pun tertinggal dan harus bertanya ke siswa yang ada di mana letak perpustakaan.

“ Lama, tuh buku lo “ oceh Arvi sambil menunjukkan setumpuk buku di meja.

“ Tadi gue kesasar jadi agak lama harus nanya dulu. Makasih Dav “ jelas Tasya

“ Alasan. Arvi “ balas Arvi dingin

Arvi tak menghiraukan Tasya yang sedang memasukkan setumpuk buku paket ke dalam tas, ia hanya fokus membaca buku yang ada dalam genggamannya itu.

“ Lo baca apaan sih fokus banget ? “ tanya Tasya penasaran

Namun tak ada jawaban dari Arvi hingga akhirnya Tasya pun beranjak dari tempatnya dan berjalan ke arah belakang Arvi. Dan tiba - tiba Arvi menutup buku bacaannya itu.

“ Lo udah dapetin yang lo mau kan ? Pintunya di sebelah sana “ hardik Arvi sambil menunjukkan arah pintu.

Tasya pun sedikit bersedih hati padahal ia hanya ingin akrab dengan teman semejanya itu. Tasya pun keluar dari perpustakaan dengan berlari.

Arvi pun bangun dari tempat duduknya dan hendak mengejar Tasya karna ia merasa sepertinya tadi ia terlalu kasar kepada Tasya. Tapi Arvi memurungkan niatnya itu dan kembali ke tempat tadi untuk melanjutkan membaca.

“ Saputangan siapa nih ? “ tanya Arvi yang melihat sebuah saputangan yang ada di lantai.

Arvi pun mengambilnya dan setelah ia perhatikan ada huruf RA di ujung sapu tangan tersebut. Arvi pun berpikir mungkin itu saputangan Tasya sebab sewaktu masuk tadi belum ada benda apa pun di sekitar tempatnya membaca.

Arvi melanjutkan bacaannya namun ia tak bisa fokus ia terus teringat kejadian tadi, apakah Tasya baik - baik saja. Arvi pun tak bisa fokus dan memutuskan untuk pulang.

Selama di perjalanan ia masih terus memikirkan kejadian tadi sebab sepertinya ia terlalu keras kepada Tasya. Dan rencananya ia akan meminta maaf besok.

.

Coment  & Vote ☆ yah... Karena Coment & Vote Kalian Sangat Berarti Untuk Berkembangnya Cerita Ini.  Terimakasih Telah Membaca

Not Ordinary SeatmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang