Irene povAku kembali mengingat momen momen kebersamaan kita ketika melihat bingkai foto aku, daniel dan naeun di paris yang bertengger di laci kamar ku foto itu di ambil ketika merayakan ulang tahun naeun yang ke 4 tahun, semua terasa begitu cepat untuk ku lalui. Aku pun mengambil bingkai itu lalu ku peluk namun ada secarik kertas putih yang jatuh dari balik bingkai itu aku pun mengambil lalu membacanya.
For my wifey, irene
Terimakasih telah mencintai dan menyayangi ku meskipun aku kadang dingin pada mu.
Kau sangat sabar dengan sikap kekanak kanakan ku ini yang kadang membuat mu kesal, kau tahu setiap kali kau mengomeli ku detik itu juga aku semakin mencintai mu.
Terimakasih telah menjadi ibu yang sempurna untuk naeun dan telah menyayangi nya seperti layak nya anak kandung mu.
Aku tahu ketika kau membaca ini aku sudah tidak ada tapi percayalah aku saat ini sedang memeluk mu dan bersedih ketika melihat mata cantik mu menangis.
Maaf selama sisa hidup ku aku belum bisa mewujudkan keinginan mu aku sangat menyesal membuat mu sedih dan kecewa atas kepergianku, aku selalu berdoa di masa hidup ku agar kau dan anak ku selalu di lindungi tanpa kehadiran ku disisi kalian.Berbahagialah agar aku bisa dengan tenang meninggalkan mu.
Dari aku yang selalu mencintai mu
-kang daniel
Air mata irene sudah sedari tadi membasahi pipi putih nya itu ia sudah tak kuat menahan kesedihan atas kepergian daniel suami tercinta nya, tak tahu lagi seberapa berat rindu yang irene rasakan sekarang membuat nya kembali mengingat kembali momen ketika mereka pertama kali bertemu.
Flashback
"uweee.. Uweeee.. Uweee!!" tangis kencang dari bayi yang ada di sebelah irene
"kamu haus ya little kang" kata pria dewasa itu yang sedang menggendong anak bayi di tangan nya lalu ia mengeluarkan botol susu yang berada di tas nya.
Pria itu pun memberikan susu pada bayi itu tapi tangisan bayi itu tak berhenti dan terdengar semakin kencang di lift .Irene pov
"kasihan sekali bayi cantik itu, kemana pergi ibu nya? Pria itu sama sekali tidak tahu apa apa tentang bayi" gumam irene di dalam hati sambil melirik ke arah pria yang berdiri di sampinya
Ia merasa migrain di kepala nya muncul, karna tak kuat dan juga tak tega melihat bayi itu menangis terus akhir nya irene membuka suara."bayi cantik kenapa kamu menangis?" tanya irene
"bolehkah aku menggendongnya? " tanya irene pada pria itu
"ahh...ini" pria itu pun memberikan bayi nya pada ireneSetelah bayi mungil itu irene gendong suara tangisan nya sedikit mereda.
"seperti nya bayi mu poop" kata irene di balas dengan tatapan kaget pria itu
"lalu harus bagaimana? Apa kita pulang saja" tanya pria itu panik
"tidak usah, kita ke kamar mandi saja, kau beli popok dan aku akan menunggu bersama bayi mu di kamar mandi" kata irene yang sudah tak tahan dengan bau poop bayi itu.
"baiklah, aku beli dulu" pria itu pun dengan cepat keluar gedung mall itu dengan cepat.
Irene langsung menuju kamar mandi yang berada di ujung gedung itu.
"paman mu sangat aneh bayi kecil" kata irene sambil membuka popok bayi yang penuh dengan poop.
Setelah sampai di supermarket pria itu langsung bertanya pada kasir wanita yang sedang berjaga
"apa disini ada popok bayi?"
"itu ada di sana" kata pelayan supermarket itu sambil menunjuk ke arah rak ketiga
Tidak menunggu lama pria itu langsung mengambil dan membayar nya.
"tunggu.. Kembalian nya"
"buat kau saja" pria itu langsung buru buru kembali ke gedung tadiIrene pov
"kau sangat cantik bayi kecil pasti itu menurun dari ibu mu" kata irene yang sedang mencubit gemas pipi gembul bayi perempuan itu.
Setelah beberapa menit akhirnya pria itu datang
"ini" kata pria itu sambil memberikan popok yang ia beli di supermarket
Irene mengambilnya lalu mengganti popok bayi kecil itu dengan telaten
Daniel pov
Wanita di hadapan ku sangat lihai sekali memasang popok bayi ku, dia sangat cantik kulit nya seputih susu mata nya kecoklatan dan juga bibir pink nya yang membuat ku salah fokus setiap kali melihatnya. tak tahu kenapa aku dengan beraninya memberi bayi ku pada dia orang yang baru saja aku kenal tadi siang, tapi dia sepertinya orang yang baik aku bisa melihat nya dari pengucapan dan mimik wajah nya yang sopan.
"terimakasih banyak, jika tidak ada kamu mungkin saya sudah kebingungan" kata daniel sambil menggedong bayi nya yang sudah rapi dan bersih
"tidak apa-apa kalau begitu saya duluan" pamit irene
Belum selangkah irene berjalan daniel langsung menahan tangan irene
"saya akan mengantar mu pulang ini sudah malam" perintah daniel
Irene yang merasa kaget lalu ia langsung melepas genggaman daniel pada lengan nya, ia tak menyadari sekarang sudah hampir pukul 23:00
"kenapa bengong? Ayo saya antar" kata daniel
Irene hanya terdiam bingung lalu ia memutuskan untuk mengekori daniel dengan risih
Di mobil
"ekhmm..apa saya boleh bertanya?" tanya irene pada daniel yang sedang fokus menyetir mobil
"tanya saja tidak usah ragu" jawab daniel yang masih fokus menatap lurus ke jalan
"bisakah turunkan aku di terminal bus? Ini sudah larut malam aku yakin ibunya mencarimu dan juga bayi nya, aku sudah biasa pulang sendiri" kata irene
"tapi aku tidak bisa membiarkan wanita cantik pulang sendirian"
Tunggu, apa? Barusan ia menyebut ku cantik? Heol? Mengapa hati ku rasanya seperti ingin terbang -irene
"istri ku tidak akan pernah mencari ku ia sudah tenang disana" kata daniel dengan suara nya yang tiba tiba serak
Apa?! Jadi ia sudah beristri dengan wajahnya sangat imut dan terlihat muda padahal jika tidak aku ingin mengencaninya eh khilaf -irene
"maksud mu? Ia sudah tidak ada?" tanya irene bingung
"ya, dia meninggalkan ku seminggu yang lalu tepat di hari ulang tahun ku"
"maafkan aku" irene merasa bersalah akan perkataannya
"tidak apa-apa" jawab daniel dengan mata nya yang sendu
Keheningan pun terjadi setelah tak ada lagi percakapan dari keduanya
Sesampai nya di depan apartmen irene
"terimakasih atas tumpangan nya aku harap istri mu tenang disana dan kamu dengan bayi kecil mu juga bahagia"
"ya, suatu saat kita akan bahagia bersama"
![](https://img.wattpad.com/cover/165003823-288-k811881.jpg)