"apa? jadi dia istri keduanya kang daniel?"
"yup betul" jawab kai
"bagaimana bisa irene mau di madu, dasar bocah tengil masih muda saja sudah bisa menikahi dua wanita sekaligus" dengus suho kesal
"ya!! Bagaimana bisa kau marah dengan orang yang baru saja meninggal! Bodoh sekali!" bentak kai dengan kekesalan yang sama pula karna bagaimana pun daniel adalah salah satu sahabat terbaiknya
"maaf tadi aku lepas kontrol, lanjutkan penjelasan mu tadi" kata suho
"ia pergi ke club malam itu dengan keadaan yang sangat buruk ia sempat mengajak ku tapi aku tolak karna aku harus kuliah, ayahnya mencoba menghubungiku dan bertanya di mana keberadaan daniel aku sebagai sahabat nya memutuskan pergi mencari nya tapi nihil, setahun kemudian ia kembali kerumah nya bersama wanita di sampingnya yang tengah mengandung anak daniel, awalnya keluarganya tidak mengizinkan hubungan terlarang daniel dan istrinya jihyo sampai akhirnya ayah nya mengizinkan mereka untuk menikah dan tinggal bersama tetapi setahun setelah melahirkan anaknya, jihyo meninggal dunia dan daniel sangat terpukul akan hal itu.
"kasihan sekali, aku mendengarnya ikut merasa sedih"
"ya, cerita hidup daniel sangatlah miris sebelum akhirnya ia bertemu irene"Irene pov
Sudah lama aku tidak menginjakkan kaki ku disini
"sini sayang kenapa kamu diluar saja?Hmm?"
"tidak, naeun hanya tak tahu ini dimana"
"nanti juga kamu tahu"
Irene dan naeun memasuki rumah mewah nan besar itu
"bisakah aku bertemu tuan kang?" tanya irene pada pelayan perempuan yang sedang menghidangkan makanan di meja makan
"tentu saja nyonya ia sudah menunggu mu di kamar sedari tadi"
"baiklah ayo naeun" aku pun menggandengan tangan mungil naeun sambil memasuki kamar si pemilik rumah mewah ini
"halo ayah" panggil ku pada pria tua yang sedang terduduk di kursi rodanya sambil menatap pemandangan luar lewat jendela
"ahhh..putri ku aku sudah menunggu mu sedari tadi" jawab pria itu dengan senyum yang menngembang di wajah nya ketika melihat kehadiran ku
Aku pun menghampirinya lalu memeluknya
"naeun kemarilah salim pada kakek" perintah ku pada naeun yang masih terdiam di belakang ku
"halo kakek" salam naeun dengan ramah
"dia siapa?" tanya tuan kang bingung
"dia anak ku, cucu ayah"
"sungguh? Kemarilah mengapa kau tumbuh tinggi sekali seperti ayah mu" kata tuan kang lalu mencium kening naeun
"mami yang memberiku susu setiap hari jadi naeun bisa tinggi kaya papi" jawab naeun polos dengan suara khas anak anak nya
"ohh jadi begitu, yasudah ayo kita makan pasti kalian lapar bukan?" tanya tuan kang
Setelah makan siang selesai aku menidurkan naeun di kamar lalu menuju kamar ayah untuk mengajak berkeliling taman rumah ini
"bagaimana keadaan mu? " tanya tuan kang
"aku baik baik saja sampai saat ini"
"tanpa kehadirannya?" tanya tuan kang sambil menatap mata ku
Jujur aku tidak bisa berbohong semenjak daniel pergi aku merasa sangat buruk
"anak itu benar benar, belum saja memberiku cucu, ia sudah meninggal"
"ayah, kita kan sudah punya naeun"
"itu beda irene dia bukan anak dari rahim mu"
"tapi aku sudah menggap naeun adalah anak kandung ku dan aku sudah berjanji pada daniel akan membesarkan nya dengan baik" jawab ku
"kau sungguh cantik, mandiri, pintar dan menjadi ibu yang baik tidak seperti dia yang sangat manja"
"ayah!" tegur ku
"bagaimana bisa dia meninggalkan bayi nya yang baru lahir dan memilih pergi ke club untuk menjual tubuh nya daniel benar benar di butakan oleh cinta"
"ayah cukup! Aku tahu ayah membenci jihyo tapi sudahlah ia sudah tak ada daniel dan jihyo pasti sangat sakit mendengar ucapan ayah barusan biarkan mereka tenang disana" jawab ku sedikit kesal
"maaf kan ayah, ayah menyesal membiarkan anak semata wayang ayah tersiksa dulu"
"aku tahu ayah mencintai daniel tapi semua tidak dapat diulang kembali"Flashback
"ada apa dengan wajah mu daniel?" tanya irene khawatir ketika melihat wajah daniel babak belur dan baju nya tampak lusuh
"seperti biasa ayah memukuli ku karna ia memaksa ku untuk berhenti datang kepemakaman jihyo, mata mata ayah sangat banyak di luar dugaan ku" kata daniel sambil mengelap sudut bibir nya yang berdarah
"sudah kuduga" aku hanya menjawab pasrah ini sudah kesekian kali nya daniel pulang kerumah dengan keadaan tidak baik
"maafkan aku irene aku belum bisa melupakan nya" kata daniel air mata nya menetes begitu saja
"kau tidak perlu meminta maaf, aku tahu kamu sangat mencintai nya bukan?"
"ya, aku mencintai segala keburukan nya yang membuat ayah benci padanya, aku bodoh irene bahkan ketika sudah memiliki mu aku masih belum bisa mengikhlaskan nya" kata daniel dengan mata sendunya
"kemarilah" aku langsung memeluk tubuh suami ku yang sangat kacau ia menangis dalam diam di pelukan ku
"aku ingin ikut dengan nya irene" lirih daniel#VOMMENT!