SUARA 2SENANDIKA
"Between 2008 and 2009, according to the CDC, 3.5 percent of adult males and 3.9 percent of adult females had suicidal thoughts. 1 percent of both men and women made suicide plans, while 0.4 percent of adult men and 0.5 percent of adult women attempted suicide."
https://www.vox.com/2014/8/12/5993075/depression-suicide-13-facts
Malam itu tepat di hari Jumat pukul 20.00 malam. Kasus kedua di hari yang sama, kami berkoordinasi dengan Divisi Biru bergegas menuju jembatan Gynura. Penghangat di mobil dinas kami memang sudah lama rusak, tapi apa mungkin ini perasaanku saja, dinginnya malam ini tidak seperti biasanya. Sambil memeluk dan mengusap kedua lenganku sendiri sesekali aku mengecek kondisi penghangat mobil dengan menyentuhkan tanganku beberapa kali, berharap penghangat tersebut tiba tiba kembali berfungsi.
"Hei Rei. Seribu kali pun kau menyentuh penghangat itu, dia tidak akan hidup kembali. Padahal aku sudah berkali kali berbicara kepada kantor pusat. Kita itu butuh mobil baru." Ucap Viktor sambil melemparkan jaket miliknya kearahku.
Aku yang waktu itu sangat kedinginan, tidak menolak dan langsung memakainya. Viktor yang terus menerus menggerutu tentang kondisi mobil, tidak aku tanggapi sama sekali. Walau Viktor beberapa kali mengingatkanku untuk tidak meyentuh penghangat ruangan secara terus-menerus, ucapannya tidak menghentikanku, berulang kali aku tetap menyentuhnya dan masih dengan harapan yang sama.
Sesampainya kami di sana Zoya dan tim medis langsung berkoordinasi dengan tim medis dari divisi biru untuk melakukan persiapan penanganan medis darurat. Tapi ada yang aneh disini, suasana tidak serunyam yang aku pikirkan. Ombak dibawah jembatan Gynura malam ini cenderung tenang, dibalut udara dingin dan tidak ada riuh negotiator, rasanya seperti tidak ada kasus apapun di lokasi ini. David langsung menghubungiku dan mengarahkanku untuk menuju atap tower B jembatan Gynura.
" Tidak usah terburu-buru. Aku tidak butuh tenaga teknis atau medis tambahan. Aku hanya mendengar bahwa kau adalah negotiator paling unggul di divisi pencakar langit, jadi aku hanya butuh bantuanmu. Dia sedang bersamaku, client kita. Aku tidak mengerti. Dia seperti boneka." Jelas David, beliau adalah negotiator senior dari Divisi Biru. Tanpa pertanyaan apapun aku langsung menuju tower B jembatan Gynura dengan menggunakan tangga.
Diperjalanan menuju atap tower B jembatan Gynura, muncul beberapa hal yang mengganjal di pikiranku. David merupakan negotiator senior yang bahkan tahun ini hampir tidak pernah gagal dalam menjalankan misinya walau ironinya Ia juga terkenal dengan sebutan negotiator siput karena kerjanya yang sangat lambat. Tapi tetap saja apa yang menyebabkan beliau meminta bantuanku bahkan dengan kondisi kasus yang setenang ini. Ketika sampai di atap, angin kencang langsung menyapa, tanganku pun otomatis melindungi wajahku dengan sigap. Ketika mataku terbuka aku langsung melihat pancaran cahaya bulan yang terpantul dari garis laut yang sebagian kecilnya ditutupi oleh siluet dua orang yang sedang duduk berdampingan.
"Tidak heran track record kecepatanmu buruk ya Dav. Sudah berapa lama kau ada disini?" tanyaku sinis sambil mendekati mereka .
"hahaha, aku bukan butuh bantuanmu untuk menyindirku Rei" jawab David dengan wajah ramahnya.
"hmm.. coba aku ingat-ingat lagi.. Sekitar tiga sampai empat jam mungkin?. Ini keinginanku kok, lihat pemandangan ini, siapa yang bisa menolaknya?" lanjut David dengan melihat ke arah laut yang ada didepannya.
David tersenyum kepadaku dan mengajakku untuk duduk dengan menepuk-nepuk tempat kosong yang ada di sampingnya. Akhirnya kami bertiga hanya duduk melihat pemandangan laut di atap jembatan Gynura malam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suicide Watch
Adventure"Apa gunanya kerja keras dan usaha jika yang mereka nilai hanya 'karena bakat saja'?!" teriak Dela yang pelan pelan berjalan mundur menuju pinggir atap gedung Star Tower. Dela hanya membelalakkan matanya, kini air matanya mulai keluar. Dia mele...