23. Gengsi

58.1K 2.2K 15
                                    

Berhubung banyak yang minta up, D belain banget buat nulis disela liburan ini, so dont forget your vomentsnya sebelum baca yaa..

Happy Reading!!!!

******

Cheryl menatap kedua anaknya bahagia. Akhirnya dokter membolehkannya pulang hari ini sehingga dia bisa mengikuti acara akikah kedua anak kembarnya, Biru dan Jingga. Benar kata Rheino, kedua anaknya mirip Rheino, Cheryl hanya dilewati saja, bahkan Biru seperti fotocopy diperkecil dari Rheino. Sementara Jingga mempunyai bulu mata lentik dan pipi chubby mirip Cheryl, tapi wajahnya sangat mirip antara perpaduan Rheino dan bunda Shanty.

Cheryl sangat lega acara akikah hari ini berjalan lancar, anak-anaknya juga sangat sehat. Tak bosan-bosannya dia memandang kedua anaknya, kalau saja Rheino tak memaksanya untuk istirahat malam ini, ingin rasanya dia menunggui mereka. Rheino sangat posesif sama Cheryl sekarang.

Kini Cheryl yang tak lagi chubby bahkan cenderung kurus dan masih agak pucat bersender di ranjang sementara Rheino di sebelahnya masih memainkan ponselnya. Bukan ponsel Rheino, tapi ponsel Cheryl. Rupanya kecemburuan Rheino pada Donny sejak sebelum Cheryl melahirkan masih bersambung, bahkan semenjak bertemu Donny di rumah sakit, kecemburuannya makin menjadi-jadi.

"Mas, mau cari apa sih dari HPku?"

"Beneran kamu gak ada hubungan apa-apa sama si Donny?" Rheino nampaknya masih penasaran sama hubungan Cheryl dan Donny. Teringat kunjungan Donny kemarin di rumah sakit yang membawakan seikat bunga mawar pada Cheryl. Untunglah Donny hanya menjenguknya sebentar karena waktu itu dokter sedang mengobservasi lanjutan kondisi Cheryl sehingga tak banyak pembicaraan yang dilakukan oleh Cheryl dan Donny. Itupun muka Rheino sudah jutek pengen ngajak berantem kalau tidak ingat bahwa mereka masih di rumah sakit dan Cheryl baru saja sadar dari tidur panjangnya.

"Astaga mas, masih gak percaya aja sih? Aku sama mas Donny itu gak ada hubungan apa-apa..."

"Kenapa dia mau menjengukmu lagi di lain waktu?"

"Lah Cheryl kan kemarin belum sempat ngobrol lama dengan mas Donny karena keburu ada observasi lanjutan. Mas sendiri kan yang minta mas Donny untuk pulang dulu.."

"Ya gak perlu janjian mau nengok lagi kan bisa, mana kamu juga mengiyakan dan tampak bahagia dijenguknya.."

"Aku bukan orang yang punya teman banyak mas, apa aku salah kalau aku bahagia kalau ada teman yang mau menjengukku?" Cheryl menghela nafasnya dalam-dalam.

"Kenapa dia bawa bunga segala?"

"Namanya juga nengok orang sakit mas, kalau gak bawa bunga ya buah atau sesuatu buah tangan gitu..."

"Tapi gak perlu bunga mawar juga kali.."

"Kan aku juga gak bisa ngatur dia bawa apa mas, aku juga gak minta.." Cheryl mulai jengkel dengan pertanyaan Rheino. Entahlah setelah Cheryl siuman kok sekarang jadi berani mendebat kata-kata Rheino yang dirasakannya mulai keterlaluan padahal dulu dia hanya pasrah.

"Kok bisa dia datang pas banget sama kamu yang siuman dari tidur panjangmu?"

"Mana aku tahu mas, kenapa sih mas masih marah-marah terus?Mas Rheino cemburu?" Cheryl sungguh lelah, ingin segera tidur, bukan meladeni pertanyaan-pertanyaan konyol Rheino yang membuatnya jengkel.

"Enggak, ibarat..."

"Ibarat Mobil? Baju? Rumah? Apalagi yang mau diibaratkan?" Cheryl mengeraskan suaranya teringat ketika Rheino mengatakan dia tak cemburu, hanya tak rela jika barang miliknya diambil orang. Rheino tercekat saat Cheryl memotong kalimat Rheino.

"Kok kamu ngomong gitu sih?"

"Ya iyalah, mas Rheino sering mengibaratkanku sebagai barang, aku ini istrimu mas, buka tipeku juga buat selingkuh. Kalau mau cemburu juga liat-liatlah. Aku capek, mau tidur," Cheryl merebahkan badannya masuk dalam selimut dan memunggungi Rheino yang masih bengong.

My Billionaire BabiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang