31. Kecelakaan Maut

15.9K 972 317
                                    

Halo readers kesayangan, maafkan author yang sekian lama baru bisa update lagi ya..
Jangan lupa vote dan komennya yaaa...
Happy reading ya gaes!!!

*****

Hari ini Rheino mengunjungi Hotel Teratai yang terletak di daerah Bogor. Hotel bintang tiga tersebut ditawarkan dengan harga murah oleh pemiliknya kepada Rheino untuk dibeli karena sedang mempunyai kesulitan keuangan dan pemiliknya sudah tua sehingga berniat untuk membagikan hasil penjualan hotel itu  ke anak-anaknya. Pemilik hotel tersebut merupakan orang tua dari Jenny, pacar Ronald, teman lama Rheino.

Sebenarnya Rheino enggan membeli hotel tersebut karena hotel tersebut terkenal sebagai hotel yang bisa digunakan untuk hal-hal yang tidak benar. Namun Ronald meyakinkan Rheino bahwa Rheino bias membangun kembali hotel tersebut dan membuat citranya lebih baik. Apalagi hotel tersebut memiliki taman yang sangat luas dan memiliki danau.

Dari hasil analisis anak buahnya, hotel tersebut bisa dikembangkan menjadi hotel bintang 5 dan sekaligus restoran dengan memanfaatkan keindahahan alamnya. Selain itu tentu saja dengan harga yang jauh di bawah pasaran serta profit yang menjanjikan, maka diharapkan usaha ini bisa berkembang dengan baik. Selain itu di dalam kawasan hotel tersebut ada tanah yang bisa dikembangan untuk didirikan sebuah villa untuk keluarganya. Oleh karena itu, kini Rheino menyempatkan diri mengunjungi hotel yang akan dibelinya itu sendiri.

Ditemani Ronald dan beberapa stafnya, Rheino berkeliling di kawasan hotel tersebut dan melihat beberapa lokasi yang akan dikembangkan sebagai restoran dan juga Villa. Setelah lelah berkeliling Ronald mengajak Rheino menikmati beberapa minuman di restoran yang ada di hotel tersebut. Pada saat mereka berbincang-bincang, Rheino melihat dari dalam lift yang terletak di depan mejanya, keluar sepasang anak muda dan seorang tante-tante menor yang Rheino tampaknya begitu familier.

"Rhein kenapa lo?" Ronald heran liat mimik muka Rheino yang tampak mengerutkan keningnya.

"Eh, itu Nald, kayaknya gue pernah kenal sama tante-tante itu, cuman lupa dimana."

"Ya elah, masak lo bergaulnya sama tante-tante macam itu sih, sejak kapan selerea lo terjun bebas begitu?"

" Bukan temen gue Nald, kayaknya ni orangg dulu pernah konflik sama bini gue gitu, cuman gue lupa namanya"

"Wait gue tanyain ke resepsionis bentar, biasanya kan KTP atau credit cardnya yang dipakai buat bayar kana da namanya." Ronal berdiri dan kemudian berjalan ke arah resepsionis. Tak berapa lama Ronal berbincang-bincang dengan resepsionis, dia kembali duduk di depan Rheino.

"Katanya namanya Arteti, tuh tante-tante emang doyan kesini sama brondong, ganti-ganti pula setahun terakhir ini. Lo kenal sama Arteti ini?"

Rheino kembali mengingat-ingat," Nah gue ingat ni. Si Arteti ini dulu pelakor yang ngambil mantan suaminya bini gue."

"Wah, pahlawan lo donk, gara-gara dia akhirnya lo dapat bini dan anak lucu-lucu begitu sekarang, gak nyangka gue lo sekarang jadi family man, mana bucin akut pula sama bini lo."

"Hahahaha, jangankan lo, gue sendiri gak nyangka kl gue bisa sebucin itu sama cewek. Dulu mah cuek bener biarpun ditinggal artis kelas kakap juga gue woles, sekarang gue posesif akut sama bini. Bini gue emang top banget dah, cinta sejati gue banget." Rheino tertawa sendiri ingat kelakuannya jaman dulu.

"Gue kalau ketemu yang top mah juga udah tobat dari dulu Rhein, ngiri gue sekarang sama lo, anak lo udah 5 tahun aja, cakep dan pinter-pinter gitu. Lah gue, umur udah 42 tapi masih gak jelas begini."

"Hahaha, sabar Nald, kali aja si Jenny cinta sejati loe" Rheino menghibur Ronald yang tampaknya kini makin dewasa dan sudah mulai serius dalam hidupnya.

Ronald mengangguk-angguk, tapi kemudian dia memberi kode ke Rheino kalau ada yang datang menghamnpirinya.

"Eeeeh, ada Pak Rheino, ternyata Pak Rheino demen ke hotel beginian juga yaaa... tau gitu kita janjian, gimana pak?" Saat Rheino menengok kea rah yang ditunjukkan oleh Ronald, Arteti yang berjalan kearahnya berbicara dengan nada genit kepadanya.

Rheino yang baru menyadari bahwa Arteti yang tadi sudah berjalan kea rah pintu keluar dan tiba-tiba balik berjalan ke arahnya menjadi kaget.

"Emangnya bapak gak pengen cobain saya, lebih enaklah disbanding si Cheryl itu, nyatanya suaminya aja pilih saya loh dibanding dia dulu. Gratis deh pak, gimana?" Arteti tetap nyerocos  genit sebelum Rheino membalasnya.

"Haduh Ibu ini siapa ya? Maaf jangan kePedean ya, artis dengan bayaran termahal di Indonesia aja saya tolak bu, apalagi tante-tante macam ibu ini... Tante mah udah pas sama om-om yang bisa dibodohi untuk ditinggal sama brondong." Rheino kesal sekali sama Arteti yang tiba-tiba datang dan menyapanya sok kenal dan sok dekat begitu.

"Ibu, maaf Pak Rheino ini bukan mau kencan disini tapi mau survey hotel untuk dibeli. Tolong Ibu jangan merusak suasana ya, bisa gagal saya jualnya. Hotel ini nanti akan dibangun hotel mewah, jadi mungkin ibu gak bakal mampu lagi membawa brondong-brondongnya kesini. Tolong cari yang lain ya. Silakan pintu keluarnya ada di sebelah sana..." Ronald yang turut kesal langsung ambil alih dan mengarahkan tanggannya kearah pintu keluar.

"Halah, sombong banget jadi orang...huh!!" Arteti melengos dan berjalan keluar sambil mengomel dan menghentak-hentakkan kakinya.

Melihat pemandangan itu Ronald dan Rheino hanyak mengernyitkan dahinya keheranan ada manusia model begitu. Over PD walau sudah tua dan bejat kelakuannya.

"Lo liat kelakuan dia ini kan? dulu juga dia pernah marah-marah sama bini gue di Mall, emang kurang ajar tuh orang. "

"Udah Rhein, beli aja ini hotel, biar bisa diubah menjadi tempat yang lebih OK daripada sekarang. Biar tante-tante macam itu gak bisa lagi cek in kesini, hahaha...najong banget deh" Ronald kembali mempromosikan hotel ayah Jenny tersebut. Ya kali kalau laku dia nanti jadi dibolehin nikahin anaknya.

"Iya nanti tunggu itung-itungan detail prosepknya dari anak buah gue dulu ya. Yuk kita balik, itu si tante kayaknya udah pergi naik mobil MPV merah." Rheino beranjak berdiri dari kursinya, mengajak beberapa anak buahnya yang duduk di meja sebelahnya untuk ke lobby.

Akhirnya Rheino dan para stafnya kembali ke Jakarta dalam dua buah mobil. Dalam perjalanannnya, tiba-tiba ada kemacetan yang luar biasa di jalan Tol Jagorawi. Setelah beberapa saat dalam kemacetan, kendaraan Rheino melewati kecelakaan yang menimpa dua kendaraan, sebuah mobil MPV warna merah dan sebuat truk dengan muatan penuh.

Karena melihat mobil MPV merah yang nampaknya sama dengan yang dinaiki oleh Arteti tadi, Rheino mengamati kondisi di luar dari dalam mobil. Rupanya ada dua korban kecelakaan yang tampaknya sedang dievakuasi oleh petugas. Salah satu korbannya adalah perempuan dengan rambut pirang. Rheino mengernyitkan dahinya karena sepertinya mengenali mobil MPV merah yang nampaknya tadi dinaiki oleh Arteti dalam keadaan ringsek di bagian depan dan sebelah kanannya. Apakah korban yang meninggal itu tadi Arteti. Ah entahlah, Rheino enggan turun untuk memastikannya. Lagipula itu juga bukan urusannya. Barangkali kalua besok ada di berita online atau di TV Rheino akan membaca atau menontonnya dan tidak perlu menambah kemacetan akibat banyak kendaraan yang lewat sengaja memperlambat laju kendaraannya untuk melihat korban kecelakaan tersebut. Bahkan ada pula yang mengambil poto korban kecelakaan itu tanpa berniat untuk menolongnya.

Jangan lupa vote dan commentnya, biar author semangat 45 meneruskan cerita dalam waktu dekat ini..
Kalian setuju brp bab lagi tamat?
2
3
4
5
??

Selamat bermalam minggu...

My Billionaire BabiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang