lima tahun lewat sejak bapak menanam bibit surian di kebun sewaan mereka di lahan perhutanan. pohon-pohon itu sudah tinggi menjulang. mak terus berbicara tentang kayu yang akan mereka gunakan sebagai kerangka rumah baru mereka. sejak memutuskan untuk berternak kambing, bapak bisa membeli lahan dan memberikannya pada jeongguk. ibu tetap pergi ke kebun buat menanam daun bawang per tiga bulan masa tanam, tapi duit hasilnya tidak selalu bisa menutupi kebutuhan sehari-hari.
dua tahun lalu, jeongguk ikut paman ke kota buat jadi kuli. gajinya lumayan buat modal bangun rumah. dia juga dapat sedikit keahlian karena lebih banyak bekerja membangun rumah mewah di kompleks elit.
itulah saat dimana dia bertemu dengan taehyung.
taehyung bekerja sebagai arsitek untuk rumah yang sedang jeongguk kerjakan. mereka bertemu beberapa kali, ketika taehyung mesti memantau pembangunan konstruksi. kalau bukan karena taehyung yang lebih dulu mendekatinya, mereka tak akan berubah akrab.
di malam terakhirnya bekerja, jeongguk mengajak taehyung bertemu. mereka mungkin tak dapat berjumpa lagi dalam waktu yang lama.
"kau akan kembali ke rumah orangtuamu?"
"dan membangun rumahku sendiri, tentu," tambah jeongguk. taehyung memainkan sedotan milkshake pesanannya.
"itukah alasanmu pergi ke kota buat bekerja?"
"nah, aku tidak bisa menikah dan menumpang di rumah orangtua calon istriku, bukan?"
diamnya taehyung begitu canggung. lalu, "oh, kau sudah punya calon, jeon?"
jeongguk mengusap tengkuk. "ya... begitulah."
tidak lama, taehyung meminta pulang. katanya ada deadline yang mesti ia selesaikan secepatnya.
ketika jeongguk mengirim pesan keesokan harinya sebelum pergi ke terminal, taehyung tidak membalas.
taehyung tidak pernah membalas.
KAMU SEDANG MEMBACA
cecah (mixed)
Fanficyang pendek-pendek sekali gigit. +beberapa pernah dipublikasikan di write.as/ankoratentik