Maaf kalau ff ini gak jelas, banyak typo, garing dll yaa
Happy reading^^
"Baru pertama kali ini kau di tolak seorang wanita. Goodbye Mark Lee, huh?" Aku pun menoleh ke belakang melihat Jaemin yang baru saja turun dari tangga dengan pakaian yang sama.
"Baru saja aku ingin berkenalan dengan nya. Dia cantik dan unik." Ucap nya lagi dan duduk di sofa lalu menyalakan tv, aku pun mendengus geli lalu melangkah mendekati nya dan duduk di samping nya.
"Apa kau sudah normal Mark Lee?" Tanya nya dengan nada mengejek, aku memukul nya dengan bantal lalu meneguk Cola yang belum sempat ku minum.
"Bagaimana dia menurutmu?" Tanyaku pada Jaemin yang fokus pada film yang ada di tv.
"Aku sudah bilang dia cantik dan unik. Sayang sekali kau yang lebih dulu bertemu dengan nya." Ucap Jaemin membuat Mark mendengus kesal.
"Ia adik Jungwoo hyung, kau bersama Kakaknya saja" Ucapku membuat Jaemin mengalihkan tatapan nya padaku dengan tatapan bertanya.
"Jungwoo hyung? Hey bukan kah kau yang gay? Aku masih menyukai wanita." Ucap Jaemin berdiri dari duduknya lalu melangkah menuju dapur.
"Yerim tau jika kau gay?"
"Ya, ia tau saat berita itu ada. Aku sudah cerita padamu bukan?" Ucapku mengeluarkan ponsel ku dari saku dan memainkan nya.
"Oh pertemuan pertama yang sangat indah itu?" Ucap Jaemin dengan nada menggoda nya, ia sangat suka sekali jika menggoda ku.
"Aku hanya berharap kau tidak akan terkena masalah dengan nya Mark." Ucap Jaemin saat ia sudah kembali dengan membawa minuman kaleng, pop corn dan makanan ringan lainnya.
"Tidak akan. Intinya kasus buruk ku dengan mu berakhir karena ada dirinya." Ucapku dengan mantap, ikut melahap pop corn yang Jaemin bawa.
"Kau sangat jahat kau tau." Aku pun tersenyum miring mengingat rencana ku selanjutnya.
"Kau akan mendapatkan penyesalan yang membuat hati mu sangat sakit." Ucap Jaemin membuatku menoleh menatap matanya.
"Never Jaemin, karna ada kau yang selalu ada di sisiku."
.
.
.
.Yerim POV
Aku pun melangkah menuruni tangga dan melihat Ibuku yang baru saja ingin menaiki tangga. Ia menatapku dengan terkejut.
"Tumben sekali tanpa Mama bangunkan?" Tanya Ibuku yang ku balas dengan anggukan, aku pun duduk di meja makan langsung meneguk susu yang sudah di sediakan Ibuku dan belum melihat Ayah dan Jungwoo berada di meja makan. Mungkin aku terlalu pagi untuk sarapan bersama.
"Ada apa? Kenapa lingkaran matamu sangat hitam? Kau tidak tidur?" Tanya Ibuku lagi dan lagi, aku pun mengambil Sandwich dan melahap nya mengabaikan pertanyaan Ibuku.
"Dan kenapa semalam kau pergi tiba-tiba? Mama sangat malu saat-"
"Mama please. Kepala ku sangat sakit jangan menambah nya semakin parah." Ucapku dengan malas, Ibuku pun langsung pergi meninggalkan ku dengan gerutuan kesal nya. Tidak lama Ayahku datang bersama dengan Jungwoo, mereka sama terkejut nya dengan Ibuku tapi bagus nya mereka tidak bertanya seperti Ibuku.
"Ini minumlah setelah kau selesai sarapan." Aku pun menoleh kearah Ibuku yang memberikan ku obat pereda pusing.
"Kau sakit Yerim?" Tanya Ayahku dan ku balas dengan gelengan kepala lalu aku meminum obat yang Ibuku berikan.
"Hanya pusing saja karna kurang tidur." Jawabku setelah obat nya ku minum dan masuk ke dalam tubuhku.
"Mengenai tadi malam, Mama merencanakan perjodohan untuk mu dan rekan bisnis Papa. Apa kau ingin menerima nya?" Tanya Ayahku membuat ku langsung menatap Jungwoo yang ada di seberang ku.
"Papa sebenarnya Yerim sudah memiliki kekasih dan kekasih nya berencana untuk menikahi nya." Ucap Jungwoo membuat ku menatap nya terkejut dan ia balas dengan cengiran bodoh nya.
"Benarkah? Kenapa kau tidak pernah membawa nya kerumah Sayang?" Tanya Ayahku membuatku dengan susah payah menelan ludah dan menatap nya.
"Yerim hanya tidak ingin terbuka tentang kekasih nya dulu Pa." Ucap Jungwoo membuat Ayahku menatap nya.
"Kau Jungwoo bukan Yerim. Papa bertanya pada Yerim." Ucap nya membuat Jungwoo bungkam dan menunduk kan wajah nya.
"Jungwoo oppa benar Pa, Papa tau sendiri Mama bagaimana jika melihat pria tampan, aku tidak ingin mama terus mencari perhatian pada kekasihku." Ucapku lalu mendapatkan lemparan anggur dari Ibuku dan tatapan tajam nya, Jungwoo pun tertawa geli.
"Aku baru dengan nya dan belum-"
"Sepertinya Ten sudah datang, ia ingin menjemputku." Ucap Jungwoo saat mendengar bel berbunyi, Jungwoo langsung pergi kearah pintu utama.
"Well ternyata ini adalah jemputan Yerim." Aku pun tersedak Sandwich yang ku makan, aku mengambil Susu lalu meneguk nya sampai habis dan langsung menoleh ke belakang melihat Jungwoo bersama dengan Mark yang memakai pakaian formal tanpa tuxedo. Aku pun menatap Orangtua ku, Ibuku yang terlihat terkejut dan mungkin terpesona, Ayahku yang menatap datar Mark.
"Selamat pagi Mr. Kim dan Mrs. Kim Saya Mark Lee." Sapa nya dengan formal.
"Selamat pagi, Tidak perlu seformal itu. Kami orangtua Yerim. Silahkan duduk ikut sarapan dengan kami." Balas Ayahku dengan ramah, ia memang selalu ramah pada semua orang, ia tidak pernah melarang siapa saja yang dekat dengan ku.
"Yerim siapkan sarapan untuk kekasih mu." Aku pun tersadar dari lamunan ku saat mendengar suara ibuku, aku menoleh ke samping melihat Mark tengah tersenyum padaku dan ku sambut dengan senyuman kaku. Aku pun langsung mengambil gelas dan menuangkan susu murni untuk nya lalu menaruh dua potong Sandwich beef and cheese di piring nya.
"Aku tidak masalah jika Yerim melangkahi ku Pa Ma. Lihat saja ia terlihat seperti siap menjadi seorang Istri." Ucap Junhwoo membuat kedua orangtua ku tertawa dan membuat ku menatap nya jengkel. Orangtua ku menyambut Mark dengan baik, Ayahku dan Mark pun menyatu saat mereka membicarakan bisnis dan politik membuatku terkejut saat Mark mengatakan kalau ia memiliki perusahaan dan menaruh saham di setiap perusahaan kecil yang membutuhkan dana.
Setelah sarapan aku pun pergi bersama Mark, ia ingin mengantarku ke perusahaan Bibi Kim padahal aku sudah menolak saat aku ingin membawa mobilku sendiri. Dan kami pun sama-sama terdiam di dalam mobil tanpa pembicaraan selama di perjalanan dan aku memilih memainkan ponsel ku untuk melihat email masuk dari semua klien.
"Kau sakit?" Aku pun langsung menoleh saat mendengar suaranya lalu aku kembali menatap ponsel ku.
"Hanya kurang tidur." Jawabku lalu kami kembali terdiam tanpa suara sampai kami tiba di kantor ku, aku pun memasukkan ponsel ke dalam tas ku dan bersiap-siap untuk turun.
"Tunggu sebentar." Aku pun menoleh kearah nya dan ia memutar tubuhnya ke kursi penumpang di belakang lalu memberikan ku sebuah kotak dan bucket bunga? Aku menatap nya dengan tatapan bertanya tapi tetap menerima nya.
"Kado untukmu, kemarin kau ulang tahun bukan?" Ucapnya membuatku tercengang dan membuat hatiku berdegup tidak karuan. Ia tersenyum dan mengacak rambutku lembut.
"Maaf terlambat. Happy birthday Baby."
TBC