[4] Anya?

87 11 0
                                    

Vanya masuk ke kamar. Ia menaruh tasnya di atas meja belajar dan mengecas ponselnya.
Kemudian Vanya masuk ke dalam kamar mandi.

Beberapa menit kemudian terdengar suara pintu kamar mandi yang terbuka, menampilkan Vanya yang baru saja selesai mandi.

Vanya berjalan ke arah meja riasnya. Ia mengeluarkan hair dryer dari laci dan mulai mengeringkan rambutnya. Setelah dirasanya cukup, Vanya menghentikan aktivitas mengerikan rambutnya. Ia mengoleskan pelembab kulit pada wajahnya serta body lotion pada tubuhnya.

Kemudian ia memakan makanan yang barusan di bawakan oleh mamanya. Setelah itu ia tertidur.

Tin.
Bunyi notifikasi dari ponselnya membuat Vanya mau tak mau bangun dan berjalan ke arah meja belajarnya.
Ia membuka ponselnya, lalu membaca notifikasi yang baru saja masuk, ternyata dari Raisa.

Setelah membacanya, Vanya langsung tersadar akan sesuatu.
Ia segera merogoh tasnya, mencari sebuah undangan yang diterimanya tadi pagi.

"Hampir aja gue lupa" gumam Vanya pada dirinya sendiri setelah menemukan undangan tersebut.

Diliriknya jam, sudah pukul 7 malam.
Kemudian Vanya menelpon Raisa.

"Halo Sa?" Sapa Vanya saat Raisa mengangkat telponnya.

"Hai Anya cantik" jawab Raisa.

"Dih jijik. Ngenes banget sih lo" kata Vanya.

"Elah, tunggu aja bentar lagi juga gue bakalan taken" jawab Raisa.

"Masa'? Gebetan aja lo nggak punya" tanya Vanya sambil menertawakan Raisa.

"Dasar lo ya, sahabat durhaka! Awas aja kalo ketemu gue jitak pala lu" seru Raisa.

"Hahaha, coba aja kalo bisa" jawab Vanya.
Vanya semakin terbahak mendengar seruan sahabanya. Beginilah mereka yang selalu bersenda gurau hingga membuat hari-hari mereka selalu berwarna.

"Anyaaaa" teriak Raisa dari seberang sana.

Vanya spontan menjauhkan ponselnya dari telinganya.

"Nggak usah teriak-teriak juga kali Sa" kata Vanya kemudian.

"Ya habisnya lo sih ngeledek gue mulu" gerutu Raisa.
Sudah bisa Vanya pastikan bahwa muka sekarang benar-benar merah. Karena kalo kesal muka Raisa pasti merah padam.

"Ohiya, btw gue telpon lo buat nanyain lo pergi sama gue kan ke party nya?" tanya Vanya yang baru sadar tujuannya menelpon Raisa.

"Yaiyalah, emg mau pergi sama siapa lagi?" jawab Raisa.

"Emang lo diundang?" tanya Vanya. Ia hanya menggoda Raisa, karena ia sudah tau Raisa pasti diundang. Karena Raisa juga termasuk most wanted girl di Allernd Highshool.

"Diundang lah, masa' cewek secantik gue nggak diundang?" jawab Raisa  menyombongkan diri.

"Dih jijik gue. Udah deh sekarang gue mau siap-siap. Lo yang jemput gue ya, mobil gue masuk bengkel" jelas Vanya.

"Mobil lo kenapa?" tanya Raisa bingung. Soalnya seingatnya tadi pas pulang sekolah mobil Vanya baik-baik aja.

"Nanti gue ceritain." Kata Vanya.

"Iyaiyaa, yaudah bye" kata Raisa

"Bye" Vanya mematikan sambungan teleponnya.
Ia segera bersiap-siap sebelum Raisa sampai dirumahnya.

                         ✨✨✨

Jam menunjukkan pukul 8 malam.
Vanya keluar dari kamarnya setelah ia rasa penampilannya cukup pantas untuk menghadiri party tersebut.
Ia sangat cantik dengan balutan dress berwarna dan dengan sedikit polesan makeup.

Allernd HighshoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang