2. Menenangkan Diri

7K 354 16
                                    

Senyum masih belum pudar dari wajah cantik Kang Tae Ri mengingat masa-masa sebelum ia terkenal, yang juga masa-masa sebelum Kim Hyun So memimpin perusahaan keluarganya.

Namun, senyum itu perlahan menjadi garis tipis. Mengingat kelam masa lalu yang kelam dan terus menghantui dalam tidurnya, mengikuti kemanapun ia pergi, dia yang dengan terpaksa membiarkan tubuhnya menjadi pemuas nafsu para petinggi di agensi tempat ia menjadi trainer.

Tidak hanya para petinggi, juga para kenalan para petinggi, meski ia tidak sendiri diperlakukan seperti itu, trauma masih mengikutinya, salah seorang temannya sesama trainer bahkan ada yang bunuh diri dan itulah motivasi ia mencoba melalukan hal yang sama.

Ia menggeleng pada diri sendiri, sekarang yang ia harus pikirkan adalah bagaimana kesibukan masing-masing menghadirkan semacam jarak yang makin lama semakin besar diantara mereka.

Kang Tae Ri tidak terlalu yakin dengan perasaannya lagi. Ia tidak berdebar lagi ketika mendengar suara laki-laki itu. bahkan, sekarang ia sudah tidak takut lagi kehilangan Kim Hyun So, ia sudah cantik dan kaya. Tidak seperti dulu, pikirnya.

"Tunggu sebentar" kata Kim Hyun So membuyarkan lamunan Kang Kang Tae Ri sebelum menghilang kedalam kabin.

Dia punya hadiah kecil untukku lagi, tebak Kang Tae Ri.

"Aku akan menunggu seperti anak baik"
Dan benar saja, Kim Hyun So kembali dengan membawa sebuah tas kecil dan kembali duduk di kursinya tadi "Ini adalah kebahagiaan pertama" katanya sambil menyodorkan tas tersebut kepada Kang Tae Ri.

Dengan pura-pura terkejut dan berseri-seri, mengunakan keterampilan aktingnya selama bertahun-tahun, Kang Tae Ri menerimanya "Apa ini?" katanya sambil melihat kedalam tas.

"Buka saja" jawab Kim Hyun So dengan nada biasa-biasa saja bahkan agak acuh tak acuh.

Dengan masih dalam kepura-puraan, Kang Tae Ri mengeluarkan sebuah kotak dari dalam tas, sebuah kotak perhiasan. Tidak sabaran, ia buka kotak itu. sebuah kalung berlian yang berkilauan seperti perasaannya.
Kim Hyun So memang sering menghadiahinya dengan barang-barang mahal, membawa ke tempat-tempat romantis yang hanya Kim Hyun So bisa melakukannya.

Tapi yang membuat Kang Tae Ri bingung, lelaki itu tidak pernah melakukan apa-apa padanya, hanya pelukan dan sesekali menciumnya. Dia lebih merasa di perlakukan dekorasi yang akan dia bawa sesekali keluar dan diberi hadiah mahal. Bertahun-tahun hubungan mereka, dia bahkan tidak pernah memperkenalkan pada keluarganya.

Kim Hyun So sudah berdiri di belakang kekasih cantiknya untuk memasangkan kalung itu, namun tiba-tiba saja ponsel Kang Tae Ri yang berada di meja berdering memprotes. Lantas Kang Tae Ri mengembalikan kalung itu ke asalnya dan memilih menerima telepon.

"Apa?" tanya Kang Tae Ri tidak percaya, dia bahkan berdiri kaget, tidak percaya dengan pendengarannya sendiri "Apa aku sedang bermimpi?" teriaknya dengan suara penuh kebahagiaan.

Setelah memutuskan sambungan telepon, Kang Tae Ri berbalik memandang Kim Hyun So dengan wajah beseri-seri "Aku diterima audisi sutradara Amerika" umumnya sambil memekik bahagia, lalu melompat kekanak-kanakan memeluk kekasihnya.

Tidak percuma ia tidur dengan sutradara dari amerika itu.

Dan terlupakan sudah berlian pemberian Kim Hyun So.

----
Bali, Indonesia. Tiga hari kemudian.

"...Sekarang jam sepuluh" teriak Mila di depan pintu yang masih tertutup rapat sejak tiga jam terakhir ia bolak-balik ke sana.

"Lo minta gue bangunin jam delapan, udah dari jam tujuh gue bolak balik sini" ia menarik nafas dalam-dalam sambil melirik jam dinding "Dan sekarang sudah jam sepuluh, YUARA WENG" ulangnya lagi dengan nada lebih keras dan tegas. "Lo bakalan..."

✔HARDINESS (Dikhianati di Indonesia, Ditolak Di Korea) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang