f o u r

12 10 1
                                    

Langit senja yang beradu dengan awan kapas memang selalu jadi kesukaanku.

Aku bisa merasakan suasana tenang di sekolah sekarang, sekolah sudah sepi.

Pelan-pelan aku berjalan sambil memandangi foto V dari Lucas. Aku tersenyum dan menahan tawa.

"Ada ya cowok ganteng ngebiasin cowok ganteng,"

Toh aku gak keberatan juga. Aku juga sudah tahu dia fanboy garis keras V.

Kulangkahkan kakiku ke dalam ruang OSIS, aku masih harus mengurus proposal untuk keperluan lomba yang akan diikuti sekolah.

"Oh, hai Hani. Kukira kau sudah pulang." Taeyong, ketua OSIS sekolah kami.

"Hei, kan kau yang minta aku kesini." Aku menarik kursi dan ia terkekeh pelan. Aku tak mempedulikannya dan segera menghidupkan komputer, mengecek file berisi proposal dan segera membuat print outnya.

"Aku tak mengerti kita harus lembur hanya demi mereka." Mesin print berbunyi, aku mengambil lembaran yang terasa hangat.

"Apa?" Taeyong sibuk dengan papan tulis, entah sedang apa.

"Mereka, pejuang sekolah." Kudengar Taeyong tertawa. Toh aku yakin ia juga merasa sia-sia mengurusi anak yang akan pergi lomba itu. Bukan hanya Lucas, ada band sekolah dan grup lomba lainnya.

"Mereka juga gak tahu kan kita berjuang buat mereka?" Taeyong meraih tubuhku, merengkuh dan membalikkan tubuhku menghadap papan tulis.

"Tuh, disuruh ngeliput lombanya Lucas dari Kak Taeil," ia berbisik rendah dan menggodaku. Kulihat sudah ada daftar anak OSIS dengan grup lomba tertulis di sana.

"H-hah?"

"Atau mau aku saja yang ngeliput si Lucas?"

Badanku melemas, aku tertawa. Haruskah kubawa poster V dan membentangkannya saat Lucas tampil?

you | lucasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang