Bagian 31

2.3K 110 3
                                    

"Lha kok pada nyiapin obat, buat apaan? Emang ada acara apa?" Tanya Dara yang baru saja duduk di sofa yang tersedia di UKS.

"Lo gak tau? Hari ini ada turnamen futsal, dan sekolah kita yang jadi tuan rumahnya." Jelas Eva.

"Kok gue gak tau?" Tanya Dara.

"Informasi nya udah di share lho di grup." Jawab Eva.

"Di grup? Pantes aja orang gue off." Ujar Dara.

"Ya udahlah lanjut beresin, bentar lagi ke lapangan."

Perlengkapan beserta obat-obatan sudah siap begitu pun dengan tandu. Semuanya sudah siap.

"Gue ke kelas dulu ya, mau nyimpen tas." Ucap Dara.

"Jangan lama bentar lagi ke lapangan!" Titah Eva. Dara berlari sembari menggendong kembali tas ransel miliknya.

Jarak dari UKS ke kelas Dara itu jauh, Dara harus melewati beberapa gedung untuk bisa sampai di kelasnya, karena gedung akuntansi itu terletak di ujung. Dara mencari jalan pintas untuk bisa cepat sampai menuju kelasnya. Salah satu jalan tercepat menuju kelasnya adalah lewat toilet.

Dara berjalan sembari memegang erat pegangan ransel miliknya. Disana ada beberapa pria yang sedang duduk mengantri giliran untuk mandi. Iya mereka anak futsal yang dari subuh sudah berada disekolah untuk latihan, termasuk Erlangga.

"Eh, Ra. Tumben lewat sini?" Sapa Tegar sembari menutupi tubuhnya dengan handuk.

"Dari UKS. Cari jalan pintas aja biar cepat ke kelas." Jawab Dara.

"Ya udah gue anterin ke kelas." Tegar beranjak dari duduknya dan menyimpan handuk yang tadinya melilit ditubuhnya.

"Gak usah kak, gue sendiri aja." Tolak Dara.

"Yakin lo mau sendiri? Disana ada para bangsat." Ujar Tegar sembari menunjuk sekumpulan orang dekat lab komputer dengan dagunya.

Dara menoleh kearah yang ditunjuk Tegar. Benar saja disana ada sekumpulan pria yang kerjaannya menggoda adik kelas atau menjahili adik kelas. Dan salah satu diantara mereka, yang paling tak ingin Dara lihat yaitu Agas.

Dara nampak berfikir, tapi sebelum memutuskan, Erlangga keluar dari kamar mandi lengkap dengan baju jersie futsal kebanggaan sekolah dan rambut basahnya.

"Dara? Ngapain disini?" Tanya Erlangga sembari menghampiri Dara.

"Mau ke kelas, cari jalan pintas." Jawab Dara.

"Nah berhubung Erlangga udah selesai tuh, jadi dianterin nya sama Erlangga. Bye gue mandi dulu." Tegar langsung masuk kedalam kamar mandi.

"Mau ke kelas? Aku anterin yuk." Dara mengangguk kemudian berjalan di samping Erlangga. Ketika Dara melewati kerumunan itu, Agas dapat menotice kehadiran Dara yang ada di hadapannya. Tatapannya sempat bertemu dengan tatapan Dara kemudian Dara yang lebih dulu memutuskan kontak mata.

Akhirnya mereka berdua sudah melewati kerumunan pria itu dengan aman. Erlangga tersenyum sembari menatap Dara.

"Ada Agas ya?" Tanya Erlangga dengan senyum menggodanya. Dara menatap Erlangga dengan tatapan yang sama sekali tak bisa diartikan.

"Oh ya? Aku gak liat tuh." Jawab Dara.

"Gak usah takut gitu, ada aku kok. Kalo dia berani macem-macem sama kamu, dia berurusan sama aku." Ujar Erlangga sembari mengelus lembut rambut Dara.

"Please ya pagi-pagi gak usah bucin lo berdua!" Teriak Rama yang sedang duduk di luar kelas Dara. Dara dan Erlangga menoleh pada sumber suara. Rupanya Rama yang berbicara sembari tersenyum menampilkan lesung pipi diwajahnya.

ERLANGGA (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang