Bagian 43

1.5K 84 3
                                    

Sudah memasuki musim hujan di bulan ini. Dara yang baru saja keluar dari bascamp PMR langsung di sambut oleh hujan yang sangat lebat. Ia nampak menghela nafasnya berkali-kali berharap dalam hatinya agar hujan cepat reda agar ia dapat pulang kerumahnya dengan cepat.

"Mana lupa bawa jaket lagi." Gerutu Dara sembari memasang jas hujan pada tas punggungnya. Dara menghela nafasnya sembari melihat air yang mengalir dari langit itu.

"Terpaksa." Dara membenarkan letak tas nya kemudian setelah menghela nafasnya, ia berlari menembus hujan. Ia sudah tak peduli dengan seragam PDH nya yang basah atau rambutnya yang basah. Yang ia pikirkan sekarang adalah bagaimana caranya agar cepat sampai di halte depan sekolah.

"Pak bantuin nyebrang ya!" Pinta Dara sembari mengusap wajahnya yang penuh dengan cipratan air hujan. Satpam yang sedang duduk di pos langsung bangkit sembari membawa payung.

"Sini neng, hujan." Dara mendekat dan meneduh di bawah payung bersama dengan bapak satpam.

"PMR baru keluar ya neng?" Tanya satpam saat melihat lambang PMI yang terletak di kanan seragam Dara.

"Iya pak." Jawab Dara ramah. Satpam mulai memberhentikan beberapa kendaraan agar Dara dapat menyebrang.

Tak lupa Dara mengucapkan terimakasih pada bapak satpam yang membantunya menyebrang, kemudian ia berlari meraih halte untuk menunggu angkot. Dara sedang malas menggunakan aplikasinya untuk memesan ojek online ataupun grab.

Dara mengusap, sesekali menepuk lengan seragamnya agar tidak terlalu basah. Dara menunggu sendiri di halte, karena hujan lebat serta semua siswa sudah pulang terkecuali beberapa siswa yang memang sedang ada kepentingan dan harus berlama di sekolah. Semilir angin di sertai hujan lebat membuat Dara berkali-kali menggosokkan tangannya karena kedinginan.

Tak lama angkot berhenti di depan halte, Dara langsung naik. Keadaan angkot sepi, hanya ada dirinya, supir dan anak sekolah seperti dirinya. Dan ternyata dia adalah siswa sekolah yang sama dengan Dara. Dara tahu dia anak pramuka, tapi tidak mengenalnya.

Dara terus menggosok lengan seragamnya karena dingin. Sesekali juga menyatukan kedua tangannya kemudian menggosoknya agar tidak terlalu dingin.
Lelaki itu 'siswa satu sekolah dengan Dara' nampak memperhatikan Dara yang tengah menggosok-gosok tangannya. Lelaki itu menyimpan tas nya di sisi sebelahnya yang kosong, kemudian membuka jaketnya.

"Pake dulu aja kak, nanti masuk angin." Dara melirik kearah lelaki itu yang sedang menyodorkan jaketnya pada Dara.

"Gapapa kak." Yakin lelaki itu. Dengan kaku Dara mengambil jaket itu lalu secepat kilat memakainya.

"Makasih." Ucap Dara seraya tersenyum.

"Aldian kak." Ucapnya sembari mengulurkan tangan mengajak berkenalan. Dara menjabat tangan itu.

"Dara." Dara terlebih dahulu memutuskan kontak fisik dengan lelaki bernama Aldian itu.

"Anak pramuka kan?" Tanya Dara.

"Kok kakak bisa tau?" Tanya Aldian bingung.

"Tau di grup panitia camping." Jawab Dara.

"Oh gitu hehehe..." ucapnya sembari terkekeh ria.

"Oh iya jaketnya nanti gue balikin ya, lo kelas apa?"

"Kelas teknologi terbarukan 1 kak. Lagian santai aja kak, gak usah buru-buru juga." Dara mengangguk patuh.

"Oh iya kak duluan ya."

"Oh oke."

Tak lama setelah berpamitan dengan Dara, Aldian menyetop angkot tersebut lalu turun. Tak lupa memberikan senyuman kecil pada Dara sebelum mobil angkot benar-benar pergi menjauh.

ERLANGGA (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang