🐰Destiny🐰

272 51 40
                                    

⚠: Silahkan Melapor Jika Menemukan Typo



'Kak, ntar jangan lupa mintain tanda tangan, yahh? Kadonya juga jangan lupa dikasih!'

"Iya kalo sempet, jangankan mau minta tanda tangan, mau ngobrol aja susah banget!"

'Ayolah kak, please! Demi aku!'

Gadis itu menghembuskan napas panjang mendengar suara memelas dari seberang sana, "Iya iya, nanti kakak usahain deh!"

'Makasih kakak, makin sayang deh!'

"Uhh, kalo kek gini aja manja!" Rungut gadis itu pada sang adik.

'Hehe, yaudah aku tutup dulu ya kak, mau berangkat sekolah nih!'

"Iya iya, belajar yang bener loh!"

'Siap, bos!'

Kemudian sambungan telepon pun terputus. Gadis itu kembali meletakkan ponselnya di atas nakas kemudian beranjak menuju kamar mandi, tiga puluh menit lagi jadwal pertama dimulai.

Namanya Airys Nabela, gadis berusia 20 tahun yang bekerja sebagai Tour Guide di sebuah perusahaan pariwisata. Gadis beruntung yang bisa bertemu dengan mantan biasnya setelah sekian lama.

Mungkin sudah takdir, orang tuanya bercerai dan ayahnya menikah lagi. Ia dan adiknya, Nachella, memilih tetap bersama ayahnya di Indonesia daripada ikut ibu kandungnya pulang ke negara asal, Singapura.

Ia memilih masuk SMK setelah lulus dari jenjang pendidikan sebelumnya. Dengan tujuan, ia bisa langsung bekerja setelah lulus, pindah ke kota lain dan tak perlu serumah dengan sang ibu tiri. Jadilah ia memilih jurusan Pariwisata dan Perhotelan.

Setelah tiga tahun, ia akhirnya lulus. Dan keputusannya adalah melamar pekerjaan di sebuah perusahaan Pariwisata, Jakarta. Dengan mengantongi nilai yang lumayan dan juga fisik yang menarik serta kemampuan menguasai tiga bahasa, membuat ia diterima dengan mudah dan pada posisi yang cukup baik.

Dengan begitu, rencananya berjalan lancar. Ayahnya membelikannya sebuah rumah di Jakarta yang hanya ia tepati sendiri, juga sebuah mobil untuk transportasinya.

Ayahnya, Nathan Adera, seorang pengusaha kuliner yang mempunyai reputasi cukup baik dengan cabang restoran tersebar dari sabang hingga marauke. Jadi tak salah, membelikan sebuah rumah dan mobil hanya hal kecil untuk dihadiahkan pada putri sulung kebanggaannya itu.

Ini adalah bulan ke tiga belas gadis itu bekerja di perusahaan, dan tak di sangka-sangka, pilihannya membawa keberuntungan yang sangat mengejutkan, bahkan ia sudah melupakan angan-angan itu sejak lama. Hayalan layaknya semua fangirl yang menginginkan sang bias.

Pagi itu cuaca dingin, dengan sisa hujan semalam yang masih bersenggama di atas dedaunan. Angin berhembus memasuki pori-pori dengan ganas, membuat dingin hingga ke tulang. Tentu saja bergelung di bawah selimut tebal yang hangat menjadi sebuah kenikmatan yang hakiki. Seperti yang dilakukan Airys saat itu.

Tapi tiba-tiba, ponselnya berdering panjang di atas nakas, alunan musik pertanda panggilan masuk mulai merayapi indra pendengarannya.

Dengan mata yang masih terpejam, hanya tangannya yang menjalar keluar selimut, meraih benda pipih itu dan meletakkannya di telinga.

"Iya?"

'Airys, bisa ke kantor sekarang?'

Mata gadis itu terbuka dengan cepat mendengar penuturan dari seberang.

"Tapi kan buk, ini hari libur saya? Masa mau diganggu terus, buk?"

'Ayolah Airys, ini penting! Pokoknya saya tunggu kamu di kantor dalam lima belas menit!'

fanGIRLfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang