kata mereka, aku adalah peri kecil yang tumbuh dewasa dengan kebahagiaan.
namun mereka berbohong, buktinya ayah tidak menginginkan ku.
dulu saat aku kecil, mereka sering berkata “untung bapa sialanmu gagal ngejual kamu, kalau tante ga disana mungkin kamu udah jadi perempuan ga bener”
namun apa bedanya, aku di didik dengan cara yang keras. ntah, yang kuingat cuma beberapa kejadian, ingatan itu setiap hari menghilang perlahan.
yang paling kuingat adalah nenekku pahlawanku.
tapi semua hanya ingatan seorang anak yang baru berumur 5 tahun tanpa ayah disampingnya. ibunya? apa peduli ibunya? dulu ibunya selalu memukuli anaknya dengan kasar.
itu aku, beberapa kali aku masuk didalam kekerasan ibuku dalam mengurus anaknya. tapi aku tidak pernah ada benci terhadapnya.
nenekku selalu menolong saat itu, aku digendong dan dipeluknya. betapa sayangnya dia dulu, saat aku menangis kencang karena pukulan ibu, ia selalu membawaku ke dapur untuk melihatnya memasak dan aku berhenti menangis.
tapi setelah kejadian ibuku ingin menikah, ibu tidak pernah bermain tangan lagi.
sebenarnya ibu tidak sejahat itu, ia sayang kepadaku. kadang jika ia sedang berbaik hati ia membelikan ku es krim dan mengajak ku jalan-jalan.
pernah sekali saat adek ku umur 2 tahun, saat itu aku berumur 11 tahun. aku disuruh ibu membeli obat untuk adekku di warung. aku menolak disitu, karena aku sedang malas. mulai dari situ aku sudah mulai mengerti keadaan keluargaku.
untuk pertama kalinya lagi, aku melihat diriku ditampar ibuku, habis-habisan diriku dihina kejelekan sikapku oleh nenekku.
aku memang tidak tinggal dengan ibuku, aku tinggal dengan nenekku.
aku mulai membenci adek ku sendiri.
diumur yang ke 11 itu seharusnya aku bersekolah seperti anak umumnya, aku memilih untuk tidak melanjutkan sekolahku. keluarga ku memang dari kalangan keluarga terpandang, dan aku benci itu.
alasan aku tidak ingin disekolah, teman-temanku selalu bertanya dimana ayah dan ibu ku.
dari saat itu sampai sekarang aku membenci orang yang membahas ayahku.
nenekku sering bermain tangan saat itu, aku tiada hari tanpa menangis kesakitan. tetanggaku semua tetap diam, ntah apa yang ada di otak mereka.
aku menangis sejadi-jadinya, berteriak sekencang-kencangnya meminta tolong.
pernah aku berniat untuk bunuh diri, namun ku urungkan niat itu.
miris memang, diumur yang muda sudah punya pemikiran seperti itu. ada sekali saat baju di lemari ku acak-acakan, nenekku menghampiri ku lalu meninju wajahku, saat itu aku mimisan dan wajahku nyaris babak belur. aku mengabari ibuku lewat sms soal tindakan nenekku, disaat itu ia tidak pernah datang selama 3 bulan berturut-turut.
ada juga nenekku pernah membuat kelaminku terasa sakit, ia memukul daerah itu dengan tuduhan bahwa aku sudah tidak perawan karena bermain dengan teman lelaki se usiaku. ntah apa yang ada dipikirannya. padahal aku hanya bermain seperti biasa dengan lelaki dan perempuan seumuran.
disaat sebulan sebelum ulang tahunku yang ke 12, tante pulang ke rumah nenekku. ia membujuk ku agar sekolah, akhirnya diriku sekolah ditempat yang tak jauh dari rumah bersama sahabatku.
ntah kemasukan setan apa membuat semua keluargaku baik terhadapku, tapi itu hanya ketika tanteku datang. saat tanteku pulang ke tempat suaminya. aku dihina habis-habisan dengan kata-kata yang tidak pantas didengar diumurku itu.
aku tumbuh besar hingga menjadi anak yang kasar dan tidak sopan. begitu malas, namun aku pandai berteman, aku selalu berkata kasar. tapi apakah kalian tau sikapku itu untuk menutupi diriku yang sebenarnya dari mereka?
aku takut, diriku akan dicaci maki oleh mereka, betapa bencinya aku dengan diriku sendiri.
hingga saat ini aku masih duduk dikelas 3 SMP. diumur yang ke 15 tahun, aku berdoa semoga tidak ada kejadian dahulu yang terulang.
kalian ingin tau kabar ibuku?
dia sekarang selalu datang seminggu sekali ke rumah nenekku, ia memang jarang menunjukkan kasih sayangnya. namun aku tau dia sedikit menyesal, dan ia bergitu sayang terhadapku.
nenekku?
kami sekarang sudah akur, dia tidak pernah memukulku lagi.
namun masalah belum selesai sekarang, kami mulai kekurangan dalam hal kebutuhan.
nenekku tiada henti membuat rumah seperti kacal pecah, hingga aku benci berada dirumah ini.
nenek dan kakekku tidak pernah menyadari bahwa disini ada aku seorang anak berumur 15 tahun yang belum tau cara berfikir dewasa, mendengar mereka bertengkar bahkan mendengar lemparan kaca atau apapun itu.
aku setiap hari dikamarku, menceritakan betapa benci diriku terhadap hidup. aku selalu menangis setiap saat tanpa suara.
aku memang sangat nakal, aku selalu mencuri uang nenekku ntah itu 20 ribu -200 ribu. aku sampai sekarang selalu menyesal kenapa diriku bisa seperti ini.
aku ingin berhenti dengan semuanya, aku ingin hidup bebas tanpa harus mencuri yang ntah itu hanya untuk menarik perhatian mereka atau aku memang butuh untuk kebutuhanku yang selalu tidak tersalurkan.
aku memang sudah tidak dekat lagi dengan Tuhan, aku kecewa denganNya padahal di semua hidup ku itu adalah diriku yang salah karena aku sudah mulai menjauh dariNya.
apa percintaanku dimasa remaja juga selalu gagal? iya.
aku selalu kekanakan, aku seenaknya memutuskan mereka tanpa mengerti perasaan mereka.
ah, aku malu mengingatnya.
kenapa aku membuat cerita ini? aku hanya ingin kalian yang sama sepertiku agar tidak mudah menyerah, aku juga tidak yakin jika besar aku sukses atau tidak, tapi kumohon bagi kalian yang mungkin merasa lebih parah dari ini, agar tidak menyerah dalam menghadapi kehidupan, dekatkan hatimu dengan Tuhan. jauhi semua yang menjadi tempat dosamu.
aku disini ingin membuat ingat betapa buruknya diriku saat dulu sampai saat ini.
aku ingin menyerah, aku ingin bunuh diri namun aku tau masalah tidak akan selesai dengan aku bunuh diri. aku ingin berhenti, dan kembali kejalan yang benar. dan semoga aku dapat dimaafkan dan diampunkan kesalahanku.
apa aku malu telah menceritakan masa lalu dan masalah pribadi ku ke kalian? tidak.
aku merasa tenang setelah ini, semua orang tau keburukan diriku sekarang. tidak ada lagi yang ditutupi.
aku senang kalian ingin membaca ini, semoga kalian semua tersenyum selalu dan bahagia selamanya!

KAMU SEDANG MEMBACA
gadis pembawa sial.
Historia Cortaaku hanya ingin semua orang tau, bahwa senyum ini penuh dengan penderitaan dan air mata. - based on true story of me -