Sepulang sekolah,Jana dan Denisa memutuskan untuk melepas penat menuju mall sejuta manusia Jakarta Selatan: Kota Kasablanka. Jana biasanya menghabiskan Jumat sore nya bermain bola di lapangan,hingga matahari terbenam. Namun hari itu Jana ingin menghabiskan waktu waktunya dengan Denisa,sebelum ia merantau nantinya. Jana terjebak dalam mimpi mimpi visionernya,padahal SBMPTN masih berjarak 3 bulan,dan Jana sudah bisa membayangkan dirinya memakai Jaket Almamater ITB dan merantau jauh di Bandung (Sebenarnya tidak sejauh itu),sementara Denisa tetap ingin di Jakarta dan melanjutkan kuliah nya di UI,menjadi tukang gigi (yang biasa orang sebut sebagai dokter gigi,entah Jana lebih suka menyebutnya seperti itu)
Jana sudah bersiap menunggu didepan kelas,dengan tas lusuhnya dan sweater yang sudah 3 tahun umurnya,modal diskonan dari suatu event di mall. Denisa sudah mulai terlihat menuruni tangga sambil menjinjing goodie bag yang berisikan buku buku soal. Secara persiapan,Denisa memang jauh lebih matang. Segala jenis soal sudah dilahap,dan ia memiliki jadwal jadwal tersendiri untuk belajar. Perempuan yang sangat sadar akan masa depannya. Jana masih lebih santai,terkadang moody dalam belajar,namun Jana memang orang yang terlambat panas dan ia sadar potensi nya akan maksimal di detik detik akhir. Untuk hal ini saja,Jana lebih suka mengikuti arus.
Denisa menghampiri Jana,lalu langsung mengumpan manja goodie bag nya. Jana kembali jadi budak cinta.
"Pak Mul udah sampe Den?" Jana bertanya sambil kewalahan membawa barang barang Denisa.
"Dikit lagi paling. Nunggu di kantin aja dulu yuk"
Jana dan Denisa berjalan ke kantin,namun selangkah dua langkah mereka terhenti. Guru kimia sekaligus Wali kelas Jana,Ibu Rahma. Ibu Rahma ini tipe guru yang mengajar nya enak,namun soal soal ujiannya,sangat sangat tidak enak. Legendaris karena soalnya yang sadis. Ibu Rahma sudah tau Jana memang punya pacar,dan itu yang selalu ia singgung ketika Ibunya Jana mengambil rapot tiap tengah semester.
"Anak ibu pacaran melulu ya he he." Kata Bu Rahma sambil merapikan berkas rapot Jana saat tengah semester 1 bulan yang lalu. Senyum Bu Rahma terpancar untuk kepentingan basa basi antar orang tua dan wali kelas.
"Ah iya bu. udah lama si Jana sama Denisa. Gimana bu peringkat Jana?" Ibunya Jana pura pura antusias. Basa basi tetap dijaga.
"Lumayan bu. Jana rajin,nilainya lumayan. Padahal tidur mulu di kelas. Iya bu,jangan sampai ganggu pelajaran aja. Masa masa kayak gini udah saatnya serius banget bu"
Hadeuh kenapa dibahas lagi dalam hati ibunya Jana.
"Syukur Alhamdulillah kalau begitu bu hehe. Biasa Jana mah bu gapernah lepas sama cewe"
Kalau Jana mendengar percakapan mereka berdua saat itu,kata hadeuh juga yang akan pertama kali terlontar dari mulutnya.
.
.
.
Saat Jana dan Denisa berpapasan dan salim dengan bu Rahma,bisa ditebak apa yang akan keluar dari mulut Bu Rahma.
"Aduuh Jana,Denisa,berduaan mulu ya,lengkeet banget kayaknya udah kayak prangko. Awas lho terganggu belajarnya ya"
Denisa hanya tersenyum malu. Jana pun tersenyum aneh sambil menjawab
"hehe iya aman bu tenang aja" basa basi tetap dijaga. Gen basa basi sudah mengalir deras di darah Jana.
Jana dan Denisa berjalan dan menunggu di kantin sambil menikmati jajanan Bapak senyum. Biasanya Bapak senyum pulang 30 menit setelah bel pulang sekolah berbunyi. Jana membeli choki-choki seperti biasa. Denisa saat itu hanya mau biskuat,biasanya ia membeli ultramilk strawberry juga.
YOU ARE READING
1:1.000.000
Teen FictionJana laki laki yang pintar,suka membaca buku,puitis,pandai berbicara,hampir semua masalah dapat ia selesaikan dengan pengetahuan dan keterampilannya,kecuali 1 hal: wanita. Wanita adalah hal hal kompleks yang tidak dapat dipelajari dari manapun,denga...