#0001
Kamu pergi, siapa yang mati? Kamu datang, apakah aku tempatmu berpulang?
#0002
Ingin ucap, "Jangan pergi." Tapi kamu mengkhianati.
#0003
Pergi.
#0004
Apakah pernah ada peluang hati untuk utuh? Maka pada masing-masing rasa, ada yang menitipkan percaya. Maka pada masing-masing percaya ada yang pernah terluka.
#0005
Kamu membohongi, apa-apa yang telah kita bagi. Untuk masa depan, aku tak percaya bahagia.
#0006
Lalu siapa yang menjaga, kalau pun kami tak ada?
#0007
Rasa-rasa siaga. Rasa-rasa ingin berharap.
#0008
Hadirmu tak pernah rencana. Lencana pangeran bak negri sabang. Siapa yang mau ditinggal, kalau sudah percaya?
#0009
Maka diantara dua, apakah aku yang pertama?
#0010
Siapa dia?
#0011
Kamu beramah tamah, salahkah apabil hati ini terjarah? Lalu menghitung segala, kamu pergi tanpa iba.
#0012
Kamu menatapku pilu, untuk sebuah sumbu, yang dinamakan rindu.
#0013
Di saat lelah, aku bertanya: apakah hati diciptakan untuk dua?
#0014
Pernah ada perasaan yang tak bisa diungkapkan kata, sebelum semuanya bergulir, memojokanku. Lalu dengan kejamnya takdir memberikan patahan hati itu tanpa sisa.
#0015
Kamu, ku tunggu, atas nama rindu.
#0016
Tuhan mengabulkannya. Maka siapa yang tak tampak pada perasaan? Aku harap kamu serius untuk yang kedua.
#0017
Berharap pada harap. Bertumpu pada tumpuan. Bersama belum tentu pada rasa.
#0018
Bahkan dalam hitungan hari, kau membuatku jatuh hati (lagi).
#0019
Mencintai apa yang pernah hadir, menyakiti kepada yang mencintai.
#0020
Bolehkah aku meminta hadirmu pada setiap titik? Bolehkah aku mencintaimu sampai menitik?
#0021
Senyumanmu membuat aku tahu, bahwa ada yang perlu ditunggu
#0022
Maka pernah kah aku menatapmu pinta?
#0023
Setiap aksara, punya rasa.
#0024
Kembali, kembali, untuk diri ini.
#0025
Mari kita bermain dengan keberuntungan. Kau dihadapkan dilema, maka aku siap meyakinkan.
#0026
Jika semuanya terulang, bagaimana nasib hati yang patah? Bahkan ketika tidak ada 'jika'.
#0027
Dalam tahap menunggu, walau tak tahu.
#0028
Kamu kemana?
#0029
Bisakah aku panggil tiga kali namamu? Hingga kau datang padaku dengan senyumanmu?
#0030
A. N.
#0031
Hari terakhir, maka ku meminta diri untuk berpikir. Takut menyesal, bahkan takut ketika kedua tak menghampiri (kembali).~N
KAMU SEDANG MEMBACA
A Jar of Star
PoetryNaina Salsabilla dan Aldito Rafardhan Berawal dari patah, semuanya berubah. Aku kira semuanya kan bahagia, namun rupanya takdir memang suka bercanda. [Based on my true story] A JAR OF STAR Copyright by Davin Khi