Naina menatap Bu Ratu yang membawa adik kelasnya, Alodia, ke kelasnya. Naina mengenalnya, adik kelas yang sempat dekat dengan Dean yang notabenenya adalah sahabat pacarnya一Rio.
Naina melirik Dean, yang tampak asik dengan setumpuk soal matematika. Hingga akhirnya Dean menyadari kehadiran Alodia dan Bu Ratu di kelasnya.
Sebagai guru BK yang dekat dengan anak kelas 10 dan 11, tentunya Bu Ratu sangat mengetahui masalah-masalah yang siswa-siswinya hadapi. Bahkan masalah antara Dean dan Alodia ini bukan lagi rahasia, sampai satu SMA Perwantara mengetahuinya.
"Dean," panggil Bu Ratu.
"Saya di sini bu. Kalau ibu mau tanya apakah saya suka sama dia, saya akan kembali menjawab tidak," jawab Dean blak-blakan.
Naina mengenal baik Dean, toh rumah mereka sebelahan. Dan ya, Dean termasuk salah satu siswa baik-baik. Bahkan dirinya hampir saja menjadi ketua OSIS apabila kertas suara yang memilihnya tak dinyatakan tidak sah. Multitalenta, tampan, juara olimpiade matematika, kapten basket sekolah, siapa yang tidak tertarik dengannya?
Namun yang Naina tahu, Dean ini setia sekali soal perasaan. Setahu Naina, Dean pernah merasakan cinta bertepuk sebelah tangan pada anak olimpiade sosial selama empat tahun. Dan Dean adalah tipe seseorang yang sulit move on.
"Aku gak peduli soal itu, kak." Akhirnya Alodia membuka suara. Mendengar suara Alodia, Dean langsung mengangkat kepalanya lalu menaikan sebelah alisnya. Semua orang berhenti dengan aktifitas masing-masing, lalu terfokus pada Dean dan Alodia.
"Alasan aku ke sini adalah mau minta maaf sama Kak Dean. Karena dari bulan kemarin, aku udah jutekin Kak Dean. Awalnya aku percaya kalau kakak itu gak suka sama aku," jelas Alodia. "Tapi masalahnya ada pada sahabat kakak. Kak Rio."
Mendengar nama Rio disebutkan, Naina langsung menatap Alodia dengan pandangan meminta penjelasan. ada apa sampai harus membawa pacarnya?
"Kak Rio fitnah kakak, kalau kakak suka sama aku. Kakak seorang philianderer. Namun setelah itu Kak Rio sendiri yang menggoda aku setiap malam. Maksudku bukan apa-apa, tapi一"
Dean langsung berdiri, lalu berlalu. Sepertinya ia akan ke kelas Rio. Aldito一yang paling dekat dengan Dean di kelas ini一langsung mengejar Dean. Setelah menangkap Dean, ia langsung menahan Dean agar tak membuat aksi yang brutal.
"Dia ngekhianatin gue, Al! Lo ngerti gak sih?!" tanya Dean. Baru kali ini mereka melihat amarah Dean yang sudah sangat memuncak. Terlalu menakutkan. Benar kata orang-orang, orang yang jarang marah itu sekalinya marah sangat menakutkan.
"Gue tahu! Tapi apa emang gini cara lo nyelesain masalah?! Mana Dean yang selalu ngabisin musuhnya hanya dengan satu kalimat?! Mana Dean yang nyelesain masalah dengan otak?! Mana!" tanya Aldito tak kalah tinggi.
"Kalau pun gue menyelesaikannya dengan otak, apa itu menjamin dia gak bakal nyakitin hati Naina?!" tanya Dean.
Skakmat!
Aldito diam. Lalu melirik ke arah Naina yang sudah menjatuhkan air mata pertamanya. Perlahan emosi Dean mulai turun, itu berarti Dean sudah mendapatkan akal sehatnya kembali.
"Lo suka sama Naina, apakah lo tega ngelihat cewek yang lo suka dikhianati?" tanya Dean kembali kepada Aldito.
Setelahnya, Naina hanya tersenyum lalu kembali ke kelas.
Dari sana Naina tahu, bahwa pengkhianatan membuatnya menjerit kesakitan.
°°°
Ruang Bintang Kala Patah
Hari ini, bintang kembali menemani aku yang terisak dalam sunyi. Rupanya aku salah, memilihmu sebagai arah, tempat berlindung kala takdir marah. Selamanya dan kamu, menghantarkan lupa untukku, bahwa cinta adalah luka nan majemuk.
Peluang patah tak sebanding dengan bahagia. Yang tak sebanding lainnya, ketika aku cinta, belum tentu kamu sama. Atau bahkan, ketika kamu mengungkap cinta, terkadang hanya sebatas kata-kata. Dahan dari ranting patah, bintang dan gerlip menatap hatiku yang tak pernah rela.
Kau ajak aku pergi dengan hati. Menetap pada sebuah tempat dinamakan mimpi. Namun mengapa ketika aku kembali, hati ini tak utuh lagi?
Cianjur, 27 September 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
A Jar of Star
PoetryNaina Salsabilla dan Aldito Rafardhan Berawal dari patah, semuanya berubah. Aku kira semuanya kan bahagia, namun rupanya takdir memang suka bercanda. [Based on my true story] A JAR OF STAR Copyright by Davin Khi