Truth−jaemren

4.4K 230 4
                                    

Kalo suka vote sama comment yahh~

15.02 KST

Musim dingin bergerak dikota ini, bahkan mencapai 5° celcius. Sehingga semua orang enggan untuk keluar rumah. Rasa dingin ini seperti menusuk seluruh tulang yang berada di tubuh renjun. Membuatnya tidak bisa berkutik dan hanya memeluk dirinya sendiri. Menunggu seseorang yang akan menjemputnya di taman kota yang sekarang penuh dengan tumpukan salju. Bibir renjun sudah pucat, renjun tau bahwa dirinya akan terjatuh sakit besok atau mungkin saja nanti. Sudah setengah jam renjun menunggu orang itu tapi orang itu tak kunjung menampak kan dirinya. Desahan kecil bahkan terus keluar dari bibir kecil renjun. Tak lama kemudian air mata turun dengan sangat pelan. Kepalanya tertunduk menyadari kebodohannya.

From: j                                                        13.34 KST
'Selamat hari anniversary kita, sayang. Tunggu aku, aku akan menjemputmu'

To: renjunie~

                                                                  23 maret 2015

Senyum kecilnya mengembang melihat sebuah pesan saat membuka ponselnya. Hanya saja air matanya tetap mengalir. Kepalanya menampilkan banyak memori yang benar-benar indah untuk dilewatkan. Nafasnya sedikit saling memburu menyikapinya. Tubuhnya bergetar seolah-olah ada listrik yang menyatu. Bibirnya hanya bisa terdiam, tidak ada sepatah kata pun yang bisa ia katakan. Jantungnya berdebar cepat, rasanya dia ingin pergi dari dunia ini, tuk mengejarnya. Dia meremas mantel nya dengan kencang hingga menjadi lecak, tidak seperti sedia kala.

Seseorang datang tiba-tiba dari arah timurnya. Renjun bukan namja yang peka hanya saja auranya terasa di sekitar renjun.

"Jae-jaemin..."

Renjun memeluk namja itu dan menangis dengan sangat kencang. Yang bisa dilakukan namja itu hanya memeluknya balik dan menenangkannya.

"Jeno, jaem... Aku ingin lee jeno ku kembali hiks... Hiks... Tolong bawa dia kembali hiks..."

Racauan yang renjun keluarkan membuat hati jaemin menjadi sakit. Apalagi saat dirinya menyebut nama seseorang yang bahkan sudah tidak ada didunia ini. -Apakah hanya seorang Lee jeno yang renjun harapkan? Kapan dirinya akan diharapkan oleh orang yang dia cintai? Sebesar itu kah rasa cintanya kepada jeno hingga tidak bisa memberikannya kepadaku?

"Jaemin... Ini sudah 2 tahun berlalu, tapi kenapa jeno tidak balik hiks... Hiks... Apa dia tidak merindukanku? Hiks... Kenapa jaem? KENAPA?! Hiks..."

Nafas jaemin tercekat mendengar penuturan renjun. Helaan nafas dia keluarkan setenang mungkin. "Dia pasti merindukanmu renjun, aku menjaminnya. Hanya saja dari jauh, aku yakin kau pasti bisa merasakannya. Tapi kau tidak boleh seperti ini terus... Mau sampai kapan kau ingin membuat jeno sedih melihat dirimu dari atas sana?!..."

Renjun mengangkat kepalanya dan menatap jaemin. Jaemin sungguh terkejut dengan apa yang dia lihat. Mata renjun memerah disertai dengan hidung dan pipinya. Sebuah lendir seperti terus ingin keluar dari indra penciumannya. Membuat jaemin langsung memeluknya erat kembali dan mengelus rambut renjun pelan.
"Berhentilah menangis, aku tidak ingin kau sakit renjun-ah. Jadi mari kita pulang... Apa kau juga ingin mendengar amukan winwin hyung?"

Jaemin melepaskan pelukannya dan menyapu air mata renjun yang habis mengalir dari mata indahnya. Jaemin sangat mencintai renjun, tidak ada orang yang paling ia cintai selain renjun. Hanya saja lika-liku hidup terlalu susah untuk ditebak dan semuanya berakhir seperti ini, sangat menyakitkan bagi jaemin.

Lullaby ☆ renjun x all Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang