Satu

58 16 9
                                    

"KAK SHEVA TUNGGUIN DONG! KAKI AKU PEGEL NIH NGEJAR KAK SHEVA MULU, GANTIAN DONG KAK SHEVA YANG NGEJAR AKU!" teriak seorang cewek yang sedang berlari-lari di  koridor.

"AAAA!! awas Pak Adi." Tiba-tiba cewek itu langsung tersungkur kedepan karena tak melihat jika ada seorang guru yang keluar dari ruang guru.

"NANDA! kenapa kamu lari-lari dikoridor! Udah nabrak bapak pula! Sakit tau pinggang bapak!" geram Pak Adi yang juga ikut tersungkur, tapi yang paling parah lagi pak Adi tersungkur di semak-semak rumput yang ditanam di samping ruang guru.

"Hehehe maaf ya pak, tadi saya ngejar doi saya pak, saya mulu yang harus ngejar-ngejar dia. Dianya gak mau ngejar balik saya. Kan sakit hati ini pak." kata Nanda yang terlalu hiperbola.

"Itu kan derita kamu gak usah kamu bagi-bagi sama bapak. Sekarang yang harus kamu lakukan adalah bantu bapak berdiri nih. Pinggang bapak kayaknya patah gara-gara kamu." Kata pak Adi yang berusaha berdiri tapi susah karena jatuhnya disemak-semak rumput yang lebat.

"Yah itu juga derita bapak juga dong, tadi bapak kata derita saya gak usah saya bagi-bagi sama bapak sekarang gantian dong derita bapak gak usah bagi-bagi ke saya. Itu pinggang bapak nggak bakal patah kok pak orang jatuhnya di kasur empuk gitu. Ya udah ya pak saya tinggal dulu soalnya mau lanjut ngejar doi pak yang udah keburu jauh. Entar kalo saya ketinggalan dia, dianya udah kegebet lagi sama yang lain. Bye-bye pak Adi.!!"

"Nanda!! tidak sopan sekali kamu!! Awas aja nanti kalo ketemu, bapak kasih hukuman sama kamu!!" teriak Pak Adi yang berusaha memanggil Nanda tapi sama sekali tak digubris olehnya dan Nanda malah berbalik badan lalu melambai-lambaikan tangannya ke arah Pak Adi dengan senyum tanpa dosanya.

"Iya pak Adi Nanda tungguin hukumannya." teriak Nanda lalu berlari secepat kilat.

¶¶¶

"Gila banget tuh cewek udah kayak buronan gue yang lagi dikejar-kejar sama polisi." ngos-ngosan seorang cowok yang sedang menyeka keringatnya.

"Eh bro lo habis ngapain pagi-pagi udah mandi keringat aja." tanya Riko.

"Lo tau gak tadi gue abis dikejar-kejar sama orang gila tau gak?" Keluh cowok itu pada sahabatnya.

"Oh anak kelas 10 yang ngejar-ngejar lo itu?"

"Siapa lagi sih Kev cewek bar-bar yang ngejar-ngejar Sheva itu? Dimana pun Sheva berada pasti ada pula cewek itu." kata Riko—yang merupakan sahabat Sheva.

"Bacot kalian!"emosi Sheva pada kedua sahabatnya itu

"Idih kasar." kata Riko

"Oh ya kalau dilihat-lihat sih si Nanda cantik juga loh Shev, cuman ya gitu sih kecantikan nya tertutup oleh kelakuannya yang urakan." kata Kevin.

"Cantik apaan dia itu sebe–" belum sempat Sheva menyelesaikan kalimatnya sudah terpotong oleh si sumber suara yang pagi-pagi sudah membuat keributan dikelasnya.

"KAK SHEVA, Nanda disini.. yuhuu."

"Tamat sudah riwayat lo Shev." kata Riko yang tersenyum penuh arti pada Sheva. Sementara Kevin sudah menahan tawanya yang siap meledak.

Tiba-tiba Nanda yang urat malunya sudah tak ada lagi berjalan santai ke arah Sheva. Sementara yang lain sibuk berbisik-bisik mencemooh Nanda, ada juga yang menatap tak suka sambil menatapnya dengan tatapan devil. Tapi Nanda? sudah dibilangin kan pada saat ada pembagian urat malu dia tidak kebagian. Alhasil dia sekarang tak tau malu berada di dalam kelas senior. Masuk pun tanpa salam eh malah langsung nyelonong aja.

"Kak Sheva kok tadi lari-lari sih padahal aku udah teriak loh tapi kak Sheva nya gak mau nengok." kata Nanda yang sekarang sudah berada tepat dihadapan Sheva dengan menampilkan senyum Pepsodent nya.

"Gue lagi sibuk, PERGI!!" kata Sheva dengan dingin dan menusuk.

"Tapi kan ka-"

"GUE BILANG PERGI YA PERGI. DUNGU BANGET SIH JADI ORANG." tak lama setelah itu Sheva pergi menuju mejanya.

Yang kuat Nanda jangan nyerah gitu aja. Semangat. Batin Nanda yang seolah menguatkan dirinya.

Lalu Nanda berjalan perlahan menuju mejanya Sheva.
"Ehm kak Sheva aku cuman mau ngasih ini doang kok kak. Happy birthday ya kak." Kata Nanda lalu menyerahkan sekotak kado berwarna biru langit.

"Maaf kalo buat kak Sheva terganggu." kata Nanda lalu melenggang pergi keluar kelas.

Sheva memandangi kotak pemberian Nanda dengan tatapan gamang. Dia ingat kalau hari ini hari ulang tahunku? batin Sheva.

¶¶¶

Hai readers jangan lupa vote and comment ya.


Ini baru cerita pertamaku, masih perlu saran dari kalian. Makasih udah sempatin waktu luang buat baca☺️☺️
Thank you

See you in the next chapter...

SHEVANANDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang