^Selamat Membaca^¶¶¶
"Mey gue mau tanya nih sama lo, menurut lo kado yang gue kasih ke kak Sheva tuh dia bakalan suka nggak ya?" Tanya Nanda pada orang diseberang telepon.
"Yailah Nan, pasti kak Sheva suka lah kado dari lo. Secara kan lo tau banget tuh hal yang paling dia suka dan nggak suka." balas seorang cewek dari seberang telpon yang berusaha menyemangati Nanda.
"Tapi gue digun-dugun nih Mey, gue takut kalo dia nggak suka gimana? Kalo kadonya dibuang gimana? Terus kalo kadonya malah dikasih ke temen-temen nya gimana.?"
"Santai kayak di pantai aja Nan."
"Yaelah lo mah santai-santai mulu, gue nih yang di–"
Ting tong
Belum sempat Nanda menyelesaikan kalimatnya sudah ada bel yang berbunyi.
"Eh udah dulu ya Mey gue mau bukain pintu dulu. Kayaknya ada tamu deh, nanti gue telpon lo lagi. Woke bye."
Setelah Nanda menutup telponnya dia langsung bergegas untuk turun ke bawah dan membukakan pintu.
"Ya cari siapa?" kata Nanda yang langsung membuka pintu rumahnya. Nanda pun terkejut pada orang yang sudah berdiri di depan pintu rumahnya itu.
"Loh kakak ngapain malem-malem kesini?" tanya Nanda dengan tangan bersidekap didepan dada.
"Nggak disuruh masuk dulu nih?" balas cowok itu lalu menaik turunkan alisnya pada Nanda.
"Hehehe, ayo kak silahkan masuk. Anggap rumah sendiri ya." kata Nanda dengan senyum terpaksa nya.
"Eh bego ini memang rumah gue juga kali. Dasar adik terlaknat lo, gue kutuk jadi batu tau rasa lo." balas cowok itu dengan gaya cool nya.
"Baru sadar kalo ini rumah lo juga? Udah berapa tahun nih gak pulang?" sindir Nanda pada kakaknya itu.
"Yailah Nan, baru aja pergi seminggu udah kangen aja lo."
"Pengen banget gue kangenin kak? Mimpi lo! Sana-sana pergi aja yang jauh sekalian biar gak ada makhluk yang nge recokin gue lagi. Hush-hush." kata Nanda dengan tangan yang seolah-olah mengusir.
"Nanti kangen? Hayo ngaku loh. Oh sini-sini adekku yang paling gue sayang. Sini peluk kakak sini."
"Kak Revan!! Udah Nanda bilang kalo Nanda itu gak suka dipeluk sama kakak. Ih lepasin gak, lepasin." kata Nanda yang mencoba keluar dari pelukan kakaknya itu.
"Emang gak kangen sama aku?aku sedih nih." kata Revan dengan mimik wajah yang seolah-olah tersakiti.
"Oh ya Nan, lo apa kabar sama Sheva? Udah ada kemajuan apa belum?" tanya Revan yang sudah mengetahui kalau adiknya itu tergila-gila banget sama Sheva-Sheva sialan itu gimana Revan gak jengkel coba? gegara Sheva adek satu-satunya ini jadi bucinnya tingkat dewa.
"Yah jadi inget deh sama kak Sheva." kata Nanda dengan wajah sedihnya.
"Alah lo mah dari dulu gak bisa move on. Move on dong cari yang baru, bahkan kalo lo mau gue bisa kenalin lo sama temen gue tinggal pilih sana."
"Ogah banget gue sama temen-temen lo idiw pasti berondong-berondong berkumis gitu. Ih bayangin nya aja bikin gue geli." kata Nanda yang sedang menghayalkan bagaimana nasibnya sama berondong-berondong itu.
"Gini ya kak, kakak pikir move on itu gampang kak? Move itu ya diibaratkan melupakan sesuatu kenangan yang manis. Yang gak bakal lo temuin pada orang yang baru. Kalo gue bisa mah udah dari dulu gue move on dari kak Sheva." balas Nanda yang tak mau kalah.
"Aduh kasian nih adek gue gak bisa move on yah gara-gara jeratan maut mantan?" goda Revan pada adiknya itu.
"Ih kak Revan ngeselin Kak Sheva tuh bukan mantanku."
"Lha terus apa dong kalau bukan 'MANTAN'." sindir Revan yang menekankan kata mantan pada adiknya itu.
"DIA ITU BUKAN MANTAN TAPI CALON PACAR."
¶¶¶
Yuhuuuu balik lagi nih gais, jangan lupa vote and comment yah.
Maaf yha updatenya lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHEVANANDA
Teen Fiction~Kamu adalah ketidakmungkinan yang selalu aku harapkan~ ©2019, by nuroidah