Empat

18 3 0
                                    


SELAMAT MEMBACA, JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT

°°°

"Kak Shevaaa, where are you?" Nanda celingukan di depan pintu kelas Sheva tapi tak menunjukkan kalau ada Sheva di kelas.

"Kak Sheva di mana ya? Apa mungkin di kantin?" Nanda bermonolog sendiri.

"NANDA" Teriak seseorang dari arah belakang.

"Eh Kak Chintya, ada apa ya kak?" tanya Nanda pada kakak senior nya itu yang merupakan ketua cheers.

"Gue mau ngomong sama lo bentar bisa gak?"

"Oh iya bisa kok kak, mau ngomong apa?"

"Gue mau tawarin lo buat gabung jadi anggota cheers. Gimana? Lo mau nggak?"

"Ini beneran? Tapi gue gak bisa cheers kak. Tapi kok gue sih kak yang dipilih?"

"Nah itu dia, kebetulan anggota gue ada yang keluar satu. Gue pilih lo juga karena lo juga bisa dance. Maka dari itu gue ajakin lo gabung. Gimana? Lo mau kan?" tanya Chintya

Gabung cheers? gak terpikirkan sama sekali. Tapi... Oh ya kak Sheva kan juga ikut basket otomatis bakal sering ketemu. Gue setuju aja deh. Batin Nanda

"Oke, gue setuju buat gabung jadi anggota cheers." ujar Nanda mantap.

"Bener nih? Makasih ya Nan, oh ya nanti sepulang sekolah ada latihan cheers. Lo harus dateng ya, kumpul nya di lapangan basket. Harus dateng pokoknya. Oke duluan ya Nan, Bye."

"Asikkk, bisa pulang bareng kak Sheva nih."

°°°


"Kak Sheva, aku boleh nebeng gak? Ini udah jam setengah tujuh. Kayaknya kalo udah jam segini angkot udah gak ada." tanya Nanda yang sekarang sudah berada di parkiran tepatnya di depan motor Sheva.

Sheva menghiraukan Nanda yang menarik-narik lengan Sheva minta diantar pulang. Jujur, Nanda pun juga takut kalo disuruh pulang sendirian kalo lewat jam enam ke atas. Pasti kompleks daerah rumahnya sudah sepi, dan pastinya gelap.

Kalo disuruh jemput, kedua orang tuanya lagi sibuk kerja. Sedangkan Revan–kakak Nanda, dia udah balik lagi ke Jogja untuk kuliahnya.

Nanda pun menyesali ikut pertemuan cheers dan basket sore tadi. Alhasil sekarang dia bingung bagaimana caranya supaya bisa pulang dengan selamat sampai rumah.

"Shev, lo jadi anterin gue pulang kan?" sebuah suara menyadarkan Nanda dari aksi menarik-narik lengan Sheva.

"Jadi." Nanda terkejut bukan main, kalau Kak Sheva nganterin Kak Chintya pulang lah terus dia pulangnya gimana?

"Eh Nanda, maaf ya Nan tadi gue udah lebih dulu janjian sama Sheva." Kak Chintya tersenyum dengan sangat manis.

"Oh iya kak gapapa kok." Nanda lalu berjalan dengan lesu keluar menuju gerbang.

Sesampainya di depan gerbang sekolahnya. "Aduh jam segini masih ada angkot gak ya?"

Nanda memutuskan untuk menunggu di halte bis di depan sekolahnya.

Nanda sudah menunggu selama satu jam, dan sekarang sudah jam 20.00 tapi kenapa kok gak ada angkutan umum yang lewat-lewat.

Nanda mulai kedinginan dan terisak pelan, dia menutupi kepalanya dengan tangganya.

Dia sudah cukup lelah dengan hari ini, dia hanya ingin pulang ke rumah.

Sebuah suara mengejutkan Nanda dari isakannya.

"Ayo, gue anter pulang."

°°°

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SHEVANANDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang