Mendengar penuturan Taehyung. Mata Suga langsung membulat lebar.
"APA HILANG?!!"Suara teriakan dari Min Suga hampir saja membuat Taehyung tuli. Kalau saja disini bukan dia yang bersalah, sudah pasti dia akan memukul pantat Suga dengan keras.
Tapi kali ini, masalahnya berbeda.
Tanpa sengaja, Taehyung berhasil menghilangkan abu kakeknya. Yatuhan, indah sekali nasibnya hari ini."Aku juga tidak tahu ketinggalan dimana." lirihnya hampir tidak terdengar.
Tapi, ketajaman telinga Suga berhasil menangkap kata-kata Taehyung. "Apa? Kau tidak ingat dimana menghilangkannya? Aish. Ceroboh sekali."
Kemarin Taehyung memutuskan untuk menyimpan tasnya asal, berniat untuk menghanyutkan abu kakek hari ini, tapi pagi-pagi saat melihat kedalam tasnya, ia tak dapat menemukan abu berharga itu.
"Coba ingat-ingat lagi," Suga menepuk pundak Taehyung agar si empu tetap tenang.
"Aish. Aku lupa! Bagaimana ini?!"
Suga hanya mampu mengendikkan bahunya acuh lalu duduk dimeja makan. "Mana ku tahu. Nasibmu. Siap-siap saja kena marah Jennie noona."
Taehyung melirik Suga sinis. "Apa-apaan ini? Setidaknya bantu sahabatmu ini."
Masih asik memakan roti Suga masih nampak acuh. "Bagaimana ya? Do'a ku saja sudah cukup."
"Bastard."
"Aku anggap sebagai ucapan terima kasih. Aku mencintaimu Tae. Fighting baby boy muach." lalu Suga kembali memakan rotinya setelah memberi kecupan singkat di pipi Taehyung.
Sepersekon kemudian, Taehyung langsung mengelap pipinya jijik. "Ih! Dasar bastard! Sudah berapa gadis yang kau ciumi huh?!"
"Itu ciuman pipi pertama dariku untumu chagi..," Suga kali ini memberikan flying kiss untuk Taehyung yang dibalas dengan injakan kaki.
"Jangan bertingkah seperti itu dasar homo!"
***
Hani meneguk salivanya kasar.
"Astaga, abu ini milik siapa?" gumamnya.
Kemarin, baru saja Hani melihat sebuah guci berwarna emas dengan kain merah sebagi penutupnya.
Gadis itu pernah melihatnya, guci khusus yang hanya berisi abu-abu dari mereka yang telah meninggal dan mayatnya diputuskan untuk ritual pembakaran.
Tapi dia masih bingung, bagaimana bisa abu itu ada didalam tasnya?
Didalam desa-nya Hani, tidak ada satupun yang meninggal. Jadi bagaimana bisa abu itu bisa masuk kedalam tasnya secara tiba-tiba? Apa itu abu dari langit? Mana mungkin.
Matanya dari tadi menilik-nilik siapa pemilik dari abu itu lewat gucinya. Siapa tau, mereka meninggalkan sebuah petunjuk dalam sini.
Tapi, pikirannya langsung teringat pada kejadian dalam kereta.
Mulai dari Taehyung yang datang ketempatnya, meletakkan tasnya termasuk benda ini.
"ASTAGA! INI MILIK SI MUSAFIR CINTA?!"
Hani langsung menepuk kepalanya pelan. Bagaimana bisa kecerobohannya bisa sefatal ini hingga membawa abu kakek dari Taehyung.
Taehyung pasti akan menangis nanti jika tahu ia kehilangan benda ini.
Bagaimana mencari tahu soal Taehyung termasuk nomor ponselnya?
Ia menggigit kukunya, beranjak dari meja makan menuju ruang tamu. Bergerak dengan gelisah, sembari melirik-lirik guci itu dengan resah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Korea, Train Express
FanfictionLima tahun lalu, tahun 2014. Kisah pertemuanku dengan Kim Taehyung secara tidak wajar. Kami bertemu lewat kereta api Korea Train Express menuju Seoul. Pertemuan yang aneh menurutku, karena bagaimana bisa Taehyung seorang koki terkenal bisa naik kere...