D U A

71.7K 266 7
                                    

Elyn memakan kembang gulanya sambil menunggu Pevita di kursi alun alun

Matanya tertuju pada sosok pria tampan yang sedang mendorong kursi roda mengelilingi alun alun

Ya, pria tampan itu lagi, yang kemarin mengantar nya pulang. Elyn sudah bertemu tidak sengaja tiga kali dengan pria tampan yang membuat Elyn memikirkan nya akhir akhir ini

Hingga suara pelan di telinga kiri Elyn membuyarkan lamunan nya

'Lagi liatin siapa?'
'Ah kamu ngagetin aja'
'Hehe, maap maap . Abisan kamu sih fokus banget liat apasi sampek gak tau kalo aku udah dateng'
'Eng, lupain. Kembali ke topik awal aja'

Elyn kembali menoleh pada pria tampan tadi, tapi ia tak menemukan orang itu lagi

'Em pes beli cilok dulu yuk di sana, biar ntar kalo ngobrol ga garing'

Merasa dikacangi Elyn segera menoleh ke sahabatnya yang sedang senyum senyum sendiri. Akhirnya ia menarik tangan sahabatnya itu dengan paksa

'Ihh si Elot maen tarik tarik aja'

Setelah beli cilok mereka berniat kembali di kursi yang tadi, namun terkejut nya Elyn karena di kursi tadi ada pria tampan yang sedang duduk dengan di hadapan nya seorang eanita paruh baya yang duduk di kursi roda

'Yah kursinya di tempati' cebik Pevita sambil memakan cilok nya

'Yaudah pindah ke deket pohon beringin itu yuk' lanjutnya

Setelah sampai di buk dekat pohon beringin mereka menceritakan apa yang ingin di ceritakan tanpa ada rahasia

                               ***

Saat keluar dari lift betapa terkejut nya saat Elyn berpapasan dengan pria tampan itu lagi dan lagi

Elyna tetap berjalan menunduk kan kepalanya saat sudah keluar dari lift, merasa ada yang mengikuti dia menoleh

'Ngapain kamu ngikutin aku?'

Pria yang merasa di ajak ngomong dengan Elyn hanya menaikkan satu alisnya

Elyn hanya menatap nya jengah dan kembali melanjutkan langkah nya dan lagi lagi pria itu masih berjalan di belakang nya

'Bisa gak sih kamu gak ngikutin aku!' tanpa sadar Elyna membentak Ardo dengan tanpa menoleh

Tanpa menjawab , Ardo langsung mendahului Elyn dan menarik tangan nya masuk ke dalam apartemen Ardo

Ia sengaja tak mendengarkan Elyna yang sedari tadi meminta untuk melepaskan tangan nya. Dan sekarang ia sudah di dalam apartemen nya dan memandang datar Elyna di depan nya yang sedang mencebik

'Kalo kamu mau nyulik aku itu gak terang terang an gini, kamu kan bis-mmp' omelan Elyn berhenti karena Ardo yang mencium nya dengan lumatan lembut secara tiba tiba membuat jantungnya berdebar sangat kencang dan reflek berjalan mundur sampai merasa punggung nya menatap tembok

Ardo melepas ciuman nya dan menatap datar ke arah Elyn yang sekarang Elyn yakini pipi nya sudah merah seperti kepiting rebus, sedangkan Elyna yang di tatap seperti itu hanya menundukkan kepalanya

Ardo menarik dagu Elyn sehingga mata mereka beretemu

'Sudah marah nya?' Elyn masih tidak menjawab, ia masih terpana dengan ketampanan Ardo dan kegugupan nya takut jika Ardo berbuat yang tidak tidak padanya

Dengan santai Ardo berbalik badan dengan tangan yang berada di saku celananya dan melangkah pelan menuju sofa yang ada di depan nya

Merasa mendapat celah, Elyn berniat kabur dan membuka pintu tapi itu semua hanya sia sia karena pintu yang di kunci

Live is SexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang