T I G A

45.8K 178 3
                                    

Gadis cantik yang masih memakai piyama tidur itu memandang keindahan kota Denpasar dari jendela hotelnya yang berada di lantai 18, ia masih memikirkan kejadian di kolam renang kemarin. Ya siapa lagi kalo bukan Elyna.

'Hei manis kau harus cepat! Kita harus berkumpul 45 menit lagi di loby!'

Yang di teriaki masih tidak berkutik, masih melamun atau bahkan tidak mendengar ocehan sahabatnya yang sekarang sedang berdandan itu

'Elyna jika kau tak bersiap sekarang aku akan meninggalkanmu sendirian di sini!'

Dengan langkah malas gadis yang dipanggil manis itu mengambil handuk dan menuju ke kamar mandi tidak lupa menoel pipi gembul sahabatnya itu 'Ish kau cerewet sekali'

     ****

Saat ini mereka sudah di tanah Lot Bali dengan guide yang memandu.
Hari ini memang mereka di ajak refreshing ke beberapa tempat wisata indah di Bali yang sering menjadi tujuan wisata utama para turis yang berkunjung ke sini.

Saat di pantai Kuta tidak sengaja gadis manis tadi lagi lagi bertemu dengan pria yang mencium nya kemarin malam. Tetapi ia berpura pura tidak tahu dan menggelengkan kepala. Ia tak habis fikir kenapa pria itu mengikutinya

Dari kejauhan pun pria itu sedang menatap Elyna yang sedang bercanda ria dengan teman teman nya 'Jangan soktau, aku tidak mengikutimu. Hanya saja aku tertarik untuk menjagamu dan bahkan ingin memilikimu, sejak dulu' batin pria itu

     *****
Tak terasa seminggu sudah terlewati di Bali. Saat ini saatnya mereka kembali ke kota asal mereka.

Elyna dan Pevita terlihat sedang berberes merapikan barang barang nya
'Untuk soal pria yang kau ceritakan itu, apakah mungkin dia akan kembali juga ke kota hari ini?'

'Entahlah aku tidak terlalu memikirkan nya, hanya saja aku ingin tau alasan dia menguntit ku'

Mereka semua kembali tidak menggunakan pesawat, melainkan kapal pesiar.Beberapa mahasiwa mandangi indahnya laut dengan sesekali memotret dan angin yang besar membuat sejuk perjalanan ini

Elyna memandangi lautan dengan rambutnya yang bertebaran terkena angin, Pevita ? Jangan ditanya pasti dia sedang tidur

'Kau bisa menguncir rambut mu agar tidak menghalangi mata saat melihat indahnya ciptaan Tuhan ini' kata seseorang yang tiba tiba menguncir rambut Elyna dan berdiri di sebelah nya yang sontak membuat Elyna kaget

'Kau-' 'Kenapa kau bisa ada di sini'
'Berdiri, apalagi ? Apa kau buta?'
Elyna mendengus dengan kesal
'Sialan, siapa sebenarnya dia? Aku takut dia terus terus an menguntit lalu berbuat jahat kepadaku'
'Jangan takut padaku, aku tidak berbahaya aku bukan-' 'HIU!!!'
Teriak pria itu tiba tiba. 'Aaaaa!' Sontak Elyna berteriak dan bersembunyi di balik badan tegap itu sambil memeluknya dari belakang. Beberapa mahasiswa yang ada di luar menatap nya dengan heran. Sedangkan yang di peluk sedang menahan tawanya.

Dirasa tenang dan hening Elyna membuka matanya dan mengedarkan pandangannya melihat semuanya baik baik saja.

'Pffft'

'Hei kau membohongiku ya' Elyna mencebikkan bintinya dan memukul kecil lengan kekar pria itu

'Bilang saja kau tertarik padaku lalu memelukku'

Suara tawa terlepas darinya dan berlari agar Elyna mengejarnya.

,Dia sangat tampan, batin Elnya.

'Kau juga sangat cantik sayang' batin Ardo yang tersenyum.

'Hmm mungkin itu yang dimaksudnya' kata Pevita berbicara sendiri dengan menyulitkan matanya lalu kembali menguap dan masuk.

13/2/2019
02.04

Live is SexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang