P R O L O G

249 14 3
                                    

Namaku Alina Shelia Sanders, akrab dipanggil Alina atau Shelia. Saat ini aku masih duduk di kelas 12 SMA, dan beberapa hari lagi aku lulus dari sekolah ini. Oya satu lagi, aku tinggal sendiri di apartemen. Hebatkan aku, itu karena kedua orang tua ku sangat sibuk dengan urusan pekerjaan mereka.

Nama Daddy aku Sebastian Sanders, menurutku dia adalah ayah yang baik, penyayang tetapi dia juga tegas. Beliau berkerja sebagai asisten CEO di salah satu perusahaan. Daddy asli orang Australia, makanya gak heran kalau aku  sering dibilang blasteran, bahkan ada yang bilang aku ini bule.
Padahal mommy aku masih berasal dari Indonesia aja, walaupun mommy masih keturunan Chinese, namanya Lanny Sanders. Menurutku dia ibu yang baik dan juga penyayang, tapi terkadang masih memiliki sifat kekanak-kanakan yang membuat Daddy harus extra sabar untuk menghadapi kelakuan istrinya itu.

Jam pelajaran kosong, aku bingung harus ngapa. Tugas yang diberikan guru sudah aku selesaikan, mau keluar ke kantin tapi males cari ribut sama guru lain. Alhasil aku memanfaatkannya hanya sekedar tidur, meletakan kepala di meja sambil nunggu bel pulang sekolah berbunyi.

Tak selang lama bel berbunyi, dengan gesit aku langsung pergi ke parkiran tempat motor kesayangan ku terparkir.
Sesampainya di parkiran aku melihat seseorang sudah berdiri sambil melipat tangannya di dada.

"Tadi kenapa Lo ninggalin gue sendirian di wc?" Ucap Anne

Anne merupakan salah satu temen sekaligus sahabatku, mau itu di sekolah ataupun di luar sekolah.

"Sorry lah Anne, kek Lo gak tau aja" jawabku jujur tadi aku ninggalin dia, karena ada mba Kun.

"Hantu lagi?" Tebaknya

"Ya iyalah, gila kali ya dia hampir ngajakin gue gantung diri gegara nungguin Lo lam bat"

"Kok gua yang disalahin?" Ucapnya sambil menunjuk dirinya sendiri dengan jari telunjuknya.

"Lo kelamaan bego, gue frustasi nungguin lo, syukur gue masih punya Tuhan yang selalu mengingatkan"

"Iya iya deh, gue minta maaf. Pantes ya Lo gak pernah ke kamar mandi sendiri"

"Gue berani ya, cuma kalau ketemu hantu kek mba Kun suka di ajak biar nasibnya sama kek dia, makanya gue cabut dulu"

"Oo oke"

Tiba-tiba dering handphone berbunyi ketika aku akan naik motor, akupun langsung menerima panggilan dari kakakku

"Hallo ka?"

"Lagi dimana? Udah pulangkan? Udah makan belum? Mau aku beliin makanan ga? Atau cemilan gitu?" Ucapnya panjang lebar, seperti buronan yang dicercar pertanyaan pada sebuah investigasi atau interogasi, ah apalah namanya aku gak tau itu.

"Ini lagi dijalan mau pulang, aku bareng sama Anne, gak usah khawatir, bye." Jawabku

"Ooh begitu ya, yaudah hati-hati di jalan ya"

"Iya kakak" dan aku matikan panggilnya

"Ekhmm.. telephone dari doi ya" goda Anne padaku,

"Iye, doi Lo. Gue gak abis pikir kenapa dia percaya bet sama Lo. Padahal gue kek gini gara-gara Lo, gue jadi bad gara-gara Lo"

"Ih paan si, Lo selalunya nyalahin gue. Kan Lo juga punya jiwa devil makanya Lo bisa ngikut kek gue, Lo liat tuh temen-temen lain pada ngikut gue gak? Nggakan"

"ya iyaa, buruan pulang lah udah ditunggu nih ama yank beb lo"

"Ashiaap!" Jawabnya sok

"Lo depan gih, gua males"

"Siap bos!"

Dan akhirnya Aku pun pulang ke apartemen bareng Anne.

Marryanne Rose Robert namanya, dia seumuran denganku. Ayah dan ibunya berasal dari German, Tapi sudah menetap lama di Indonesia. Makanya dia sangat fasih berbahasa Indonesia.

Perjalanan pulang kali ini tidak seperti biasanya, kita memerlukan waktu setengah jam lebih lama. Sesampainya di depan apartemen, aku terkejut melihat makanan yang sudah memenuhi meja

"Udah pulang dek" ucap Jovan kakakku
Nama aslinya Johan Prameswari Darmali, sebenarnya dia bukan kakak kandungku. Dia menganggapku sebagai adiknya, dan sebaliknya aku pun menganggapnya sebagai kakakku sendiri.

"Udah kak, kakak beli makanan sebanyak itu buat siapa?"

"Buat kamulah"

"Aku gak makan sebanyak itu kali kak, makanan segitu banyak mah bisa buat orang sekampung"

"Kan ada Anne"

"Anne Lo mau?" Tawarku pada Anne

"Ya mau lah, gratis ini" jawab Anne

"Yaudah ya dek, kakak pulang" pamit kak Jovan

"Gak mampir lebih lama? Nggak nginep aja kak"

"Nggaklah dek, dibilang macem-macem nanti"

"Ya nggaklah kak, kan kakak udah kaya kakak aku sendiri"

"Iya sih, tapi ya yang namanya manusia. Takut khilaf dek. Kakak pulang dulu ya"

"Ya kak"

"Jangan nakal"

"Siap! Hati-hati dijalan ya kak" seruku pada Jovan kakakku.



******





Tbc

My Violet MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang