Happy Reading Kawan
Semoga kalian suka*****
AlinaPikiranku melayang seperti asap yang keluar dari sebuah cerutu dihisap dan kemudian dihembuskan oleh seseorang di depanku. Rasa sesak sudah yang kurasakan saat ini, belum lagi bau anyir yang selalu menusuk hidung mancungku. Didepanku terdapat seorang pemuda yang tak lagi muda. Mungkin kalau orang-orang memandangnya hanya dengan satu sisi yaitu dari umur, maka dia memang muda. Tapi jika melihat semua tingkah laku dan penampilannya, maka orang-orang akan mengira bahwa dia adalah pria dewasa, lebih tepatnya bapak-bapak. Terlebih lagi dia juga sedang bersama gadis kecil sepertiku, pasti banyak yang mengira dia adalah seorang pedofil, aku tidak peduli. Bayangkan saja jika kalian menemui seorang anak SMA sedang berjalan dengan seseorang yang umurnya jauh diatasnya atau seperti saat ini, dia mengajakku makan berdua agar bisa bermesraan. Mungkin akan ada banyak orang yang menganggapku jalang kecil, sungguh aku tidak seperti itu. Yang jelas aku benci situasi seperti ini, aku disini menunggu ibuku.
"Jadi, apa maumu? Dan dimana juga Mama katanya dia mau datang" ucapku karena aku sudah mulai muak dengan tingkahnya
"Ibumu tidak akan datang" jawabnya enteng
"Aku hanya ingin makan dengan pacarku" lanjutnya
"Haduh mas-mas ngimpi koh disiang bolong" kataku sambil bangkit dari kursi dan pergi, tapi orang itu malah menarik tanganku agar aku duduk lagi
"Tidak bisakah kau menghargaiku yang sudah memesan meja dan meluangkan waktuku untuk bisa makan bersamamu?"
"Aku tidak peduli, kenapa tidak bilang dari tadi kalau ibuku tidak akan datang!" Bunyi handphoneku dengan nada dering yang berbeda menandakan ada yang menelfonku
Steve's calling
"Hallo?"
"Kau dimana?"
"Aku sedang ada di cafe dekat sekolah"
" Kamu kenapa? Apa aku perlu menjemputmu kesana"
"Ya aku baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir, aku akan keluar beberapa menit lagi" tut. Aku langsung memutus sambungan
Kemudian aku beranjak dari dudukku, namun seseorang datang dari tempat persembunyiannya, sebenarnya aku tau sejak duduk aku merasa ada yang mengintaiku. Bahkan dari tadi Vivi memintaku agar cepat keluar, dia bilang ada yang tidak beres disini.
"Hai.. anak manis, kau mau kemana? Kau bahkan belum makan dan menyapa ibumu" ucap seseorang yang datang dari persembunyiannya, dan dia adalah ibuku.
"Maaf Ma, seseorang sudah menungguku di apartemen jadi aku harus pulang sekarang. Ada tugas kelompok yang harus aku kerjakan"
"Kau tidak pandai berbohong anakku. Sekarang kau pilih turuti keinginan Mama atau semua fasilitas Mama ambil"
"Turuti keinginan Mama yang mana? Bukankah selama ini aku sudah menuruti keinginan Mama? Tidak jadi anak nakal, rajin sekolah, nilai yang memuaskan?"
"Kau lupa dengan janji Mama 2-3 tahun kebelakang? Kau harus menikah dengannya! Dan di apartemen mu tidak ada siapapun di sana"
"Kalau begitu dari dulu aku ga perlu sekolah! Gak perlu dapet nilai bagus! Gak perlu jadi anak baik-baik seperti sekarang! Seharusnya aku dari dulu merusak tubuhku agar dia jijik melihatku"
Amarahku seketika meledak. Di saat itu pula aku melempar kunci kamar apartemenku dan berlari meninggalkan mereka. Aku juga meninggalkan tas dan handphoneku disana.Aku berjalan keluar menjauhi mereka dengan hati yang disayat-sayat menggunakan pisau tajam. Semakin jauh aku pergi namun aku masih tetap mendengar percakapan mereka, dia tetap ingin mendapatkanku bagai manapun caranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Violet Mate
WerewolfAlina: Kehidupanku berubah ketika aku bertemu dengan Steven si makhluk astral yang berwujud manusia. Steven: I love you my Lil mate **** Ini cerita pertamaku, murni dari imajinasi aku sendiri Don't copy my story Semoga kalian suka :);) #Nobully #No...