06

1.7K 362 20
                                    

.

.

.

.

Miss. Typo bertebaran

.

.

.

.

Yunho terus memperhatikan ponsel miliknya. Yang menjadi objek dari tatapannya adalah sebuah kontak. Ruangan dengan deretan kanvas putih kosong. Lampu remang-remang dengan udara dingin yang berhembus masuk melewati celah-celah jendela.

Yoochun meletakan gelas kecil berisikan kopi. Asap mengepul dari dalamnya. "Telepon saja. Sejak tadi kau hanya menatap tanpa melakukan apapun." Pria itu lalu mendudukan tubuhnya di depan kanvas putih kosong.

Menelan ludahnya gugup, mata musang itu menatap kontak itu dalam diam. Lalu membuang tatapan ke arah Yoochun. "Lalu apa yang harus kukatakan?"

Memutar tubuhnya dan menatap Yunho, Yoochun melipat tangan didada. "Katakan saja kau ingin bertemu." Heran, Yunho dulu begitu mudah memacari orang yang disukanya. Kenapa sekarang bertingkah seperti remaja labil.

Mengigit bibir bagian bawahnya, "Akan aneh jika aku tiba-tiba menelepon dan berkata ingin bertemu. Kami baru kenal 2 hari yang lalu." Ucap Yunho.

Memutar matanya jengah, "Dulu kau begitu mudah memacari gadis-gadis manis di Jepang." Ejek Yoochun, kembali fokus ke kanvas putih. Mengeluarkan cat air miliknya dan mencampurnya dengan kuas.

"Aku sudah bertobat Chun, aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk berhenti menjadi player." Yunho mengikuti Yoochun. Ia mulai mengusapkan kuas miliknya dikanvas. Melukis wajah jaejoong, yang sekarang begitu nyata di otaknya.

"Ya, Ya," Jedahnya. "Bukankah kau berkata jaejoong ingin kau melukisnya? Gunakan itu sebagai alasan untuk bertemu dengannya." Yoochun melukis pemandangan pegunungan yang pernah didatanginya.

Menghentikan gerakan jemarinya, Yunho segera mengambil ponselnya. Pria itu menunggu dan berharap panggilannya direspon oleh jaejoong.

"Hallo jaejoong, ini Jung Yunho."

"....."

"Apa kau punya waktu siang ini?"

"......"

"Begini, aku sudah berjanji padamu 'kan akan melukismu. Dan aku sedang kosong tak punya pekerjaan. Jadi kurasa ini waktu yang tepat."

"....."

"Aku tunggu di depan Toserba dekat galeri Kakakmu."

"....."

"Hati-hati dijalan."

Yunho segera merapikan peralatan lukis miliknya. Dan mengambil jaket miliknya. "Chun aku pergi dulu."

Pria berjidat lebar itu menggelengkan kepalanya, heran dengan kelakuan rekannya itu.

.

.

.

Jaejoong menatap ponselnya tidak percaya. Saat ini dia berada di ruangan milik Hyunbin. Menghabiskan hari menemani kakaknya.

"Kyaaaaaa. Omo, astaga, apa ini mimpi?" Seru jaejoong. Ia melompat-lompat kecil.

A Christmas Gift For The Future Love || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang