1. ILYLC - Pahit Dunia

1.7K 92 38
                                    















Malam itu, tak terhitung berapa banyak bintang yang terpendar menawan di atas langit gulita. Kelap-kelip cahayanya mengerling centil dari kejauhan angkasa. Memanjakan setiap mata pengagum malam temaram. Tak terkecuali Yoong, langit malam saat ini mengumbar pesona yang segan sekali untuk di tatap. Mata rusanya bahkan belum berpindah selama 30 menit lamanya. Letih leher yang tegang pun sirna akan keindahan panorama sempurna mahakarya Tuhan tersebut.

Ah, kesempurnaan ini mengingatkan Yoong pada Jessica. Manusia mungil berwajah visual, berhati hangat yang selalu menjadi pelarian Yoong dari suka duka dunia yang selalu menjajah.

Berbicara tentang bidadari idaman Yoong ini, bola gundam rindunya memukul batin seketika. Wanita cantik itu pintar sekali membuat Yoong merindukannya setiap waktu. Oh, sebenarnya setiap saat. Apalagi menit ke 37 telah ia habiskan dengan menunggu sang primainsuri hidupnya, istrinya Jessica.

"Kau terlambat lagi Sica-chu," cebikan bibir Yoong tak berarti apapun. Sosok indah wanita pemilik hatinya itu belum tergapai mata saat sekali lagi iris rusa ini sibuk menjejal baik-baik lokasi taman kota sekitar.

Pemandangannya masihlah sama. Tiada perbedaannya. Nuansa yang cukup tenang, hinggap di antara kesunyian malam. Lalu lalang bising kota bahkan menurun di intensitas waktu menuju tengah malam. Yoong sebenarnya menyusahkan dirinya sendiri hari itu. Pria rusanya Jessica ini memaksakan kehendak untuk membuat Jessica terkejut akan kehadirannya tanpa di duga-duga.

Yoong dikuasai keheningan tanpa tahu ia merasakan apa. Benaknya campur aduk tatkala menatap kondisi jalanan kota Seoul. Ternyata begini rasanya menikmati jalanan dingin pada waktu tengah malam. Sunyi, senyap, tanpa tahu apa yang akan menimpa selanjutnya. Yoong tidak selamanya yakin ketenangan itu selalu tentram. Kemudian bagaimana pepatah muncul dengan menjelaskan jangan remehkan air yang tenang?

Bayang wajah lelah Jessica terputar dalam memo kepala Yoong tiba-tiba saja. Bagaimana bisa istrinya itu tanpa takut berjalan seorang diri pada keheningan yang menipu seperti ini?

Berjuta kali Yoong menawarkan bantuan sederhananya untuk Jessica. Di mana, Yoong akan memakai waktu kecil yang ia miliki dari sepulang kerja untuk menjemput Jessica. Pulang berjalan bersama dan memastikan istrinya aman dengan penjagaan sepenuh hati dan fisiknya. Namun ia mendapatkan penolakan telak. Jessica menolak mentah-mentah ide suaminya itu. Sebab sebuah alasan bahwa dirinya tidak ingin mempersulit Yoong. Jauh lokasi pekerjaan juga menjadi salah satu alibi Jessica membentengi penolakannya.

Yoong pun terheran, Jessica tidak pernah mengeluhkan tentang rasa takut setiap kali dia pulang dari pekerjaan mendesainnya. Wanita itu bercerita bahwa ia tak ingin membuang-buang uang hanya untuk jarak pulang yang bisa di tempuhnya memakai kaki. Sebenarnya Jessica tidak suka ia berada dalam sebuah kendaraan. Alasan trauma kecelakaan beberapa tahun sebelum menikah, total menjadikan kendaraan berjalan sebagai kecaman baginya.

"Maaf sayang, aku seharusnya lebih keras untuk menolak kata penolakkanmu. Jalanan ini berbahaya, jika sesuatu terjadi padamu, aku mana bisa memaafkan diriku ini."

Penyesalan baru saja ia rasakan. Yoong berjanji tidak lagi akan membiarkan malam-malam hening menemani perjalanan pulang Jessica. Ia siap sedia untuk menemani perjalanan Jessica. Menjadi penghibur kelelahan yang jarang wanita itu dapatkan dari padatnya pekerjaan di musim dingin akan rampungan salju yang menutupi jalan.

"Pria rusa, kau disini?"

Wanita cantik yang merebut kerja pikirnya sedari tadi, tiba terheran-heran. Jessica sontak menggusak rambut Yoong yang di jatuhi serumpun kapas dingin yang mulai berjatuhan malam itu. Ia menggunakan payung kecil siap sedianya untuk menghadang salju. Tangan Yoong menahan gagang payung tak bercorak tersebut. Seketika saja, salju tak lagi menyapa rambut hitam kedua insan rupawan ini.

I Love You Like CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang