2. ILYLC - Belajar

667 63 21
                                    

























"Aku tidak menghitung kemungkinan buruk atas yang terjadi pada istrimu, Yoong. Ku pikir kritis selama hampir seminggu membuat kepalanya mengalami keterlambatan. Jadi jangan mudah menyimpulkan"

Kaca mata Dr.Jay nyaris lepas dari posisi ketika mata yang mulai berkeriput itu fokus memperhatikan selembaran-selembaran data pasien. Di dalamnya berisi banyak bahasa rumit beristilah. Banyak sekali berkas, sampai wajah bersenyum kaku itu tidak pernah absen mengernyit. Sangat jelas bahwa ia tampak sedikit kacau.

Tidak terkecuali data pasien yang menjadi fokus pikirnya selama seminggu ini. Jessica. Wanita muda hobi bekerja yang mengalami nasib malang. Sungguh, ia pun sedikit ketakutan jika membenarkan fakta bahwa Jessica tidak mengingat suaminya sendiri.

"Karena benturan hebat, Jessica perlu tuntunan mu secara perlahan untuk membawa satu demi satu setiap ingatan nya."

Dokter Jay berusaha memajang senyum. Mendorong Yoong dengan kata-kata penyemangat yang sebenarnya tidak punya arti. Meski ia tahu benar, senyumnya terkibar paksa. Demi menutupi keraguan Yoong yang sibuk bermain-main dalam pikirannya sendiri. Syok beberapa waktu lalu masih hinggap di setiap lagak ekspresi Yoong. Pria itu tertekan.

"Jika sudah selesai, aku pamit sebentar."

Dr.Jay mengangguk ketika Yoong bersuara. Belum meruntuhkan senyum prihatin itu sampai Yoong menghilang di sebalik pintu. Lalu melanjutkan desisan suntuk nya menangani betapa rumit pasien nya beberapa hari yang lalu itu.

Aroma pekat bahan kimia menggelitik indera penciuman di setiap langkah Yoong menjelajah lorong rumah sakit. Kehijauan dominan putih memenjara iris rusa manisnya yang sebetulnya tak berjudul. Kosong. Jessica memenuhi kepala dan mata Yoong.

Kepalanya terlalu penuh dengan Jessica.

Tentang bagaimana wanita itu menatapnya asing.

Tentang betapa formalnya ia berucap.

Tidak menyadari Yoong tersentak atas sikap dan lagak ketika istrinya sadar dari perjalanan koma.

Jessica tidak menyadari betapa hancurnya Yoong menerima setiap rasa baru yang sungguh asing di hidupnya.

Kaki Yoong hampir tak bertenaga sesaat ruang Jessica di rawat memenuhi iris sendu itu. Perasaan kalut langsung mengungkung dadanya gelisah sekali. Terlalu takut menerima binaran berbeda dari Jessica.

Tapi, bukan berarti ia menyerah pada wanita yang punya kenangan berarti saat bersumpah setia di atas altar seadanya itu. Yoong hanya terpukul di terjang fakta.

Realita sulit yang ia terima bahwa Jessica kehilangan separuh memorinya. Dan bagian kenangan yang hilang adalah semua cerita indah yang mereka ukir bersama.

"Selamat pagi." Yoong berujar sambil menawarkan senyum kecilnya ketika seluruh tubuhnya benar-benar masuk ke dalam ruangan medis.

Jessica membalasnya tersenyum. Indah, tapi tetap saja Yoong merasa kurang dengan balasan formal wanita itu. Senyumnya nampak lain.

Haruskan Yoong menggambarkan Jessica seolah baru saja bertemu seorang penyamun?

"Sudah merasa lebih baik?" Yoong duduk pada kursi di samping ranjang Jessica. Yoong terbuai ketika justru pria itu malah menarik pelan tangan Jessica dan menggenggam erat.

Wanita yang hampir lupa siapa dirinya itu lantas menarik tangan nya. Mengernyit, dan senyum kikuk.

Yoong bahkan sempat tersentak menerima pergerakan Jessica yang tiba-tiba. Ngilu di dada menerkam dirinya lagi. Yoong membuang tatap berkilah dari mata cantik itu. Ia lagi-lagi sembrono. Selalu lupa keadaan setiap kali bersitatap pada orang yang ia cintai ini.

I Love You Like CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang