pemberhentian

24 10 0
                                    

Hari ini siswa dipulangkan, karena ada rapat guru untuk membahas rapot lagipula sudah selesai ujian jadinya mereka diberi sedikit kebebasan, chand dikabari latihan drama akan dilangsungkan nanti sore, karena siang masih terhitung males-malesan, akhirnya ia mampir sebentar ke ibunya, untuk sekadar menanyakan kabar juga bercerita beberapa hal.

Nisannya diusap halus, bunga yang dibeli disisipkan disebelah nisan "apa kabar bu?" chand mengambil beberapa daun kering yang ada diatas gunduk tanah sang ibu

"bu, bang ariq sudah bangun loh. Tadinya mau kesini sama bang ariq, tapi ternyata bang ariq belum dibolehkan keluar bu", chand masih sibuk bercerita

"dikta juga sudah kembali, benar ya bu. Tuhan itu baik banget ya walaupun ibu gaakan lagi jawab cerita chand tapi ternyata tuhan masih kasih beberapa hal bahagia, semoga ibu bahagia juga ya"

"chand bisa bernafas lega sekarang, walaupun. ngga si bu, pokoknya chand bahagia sekarang", chand menarik nafas apa iya dia harus berkeluh soal keuangannya yang sudah sangat menipis

Chand membersihkan makam sang ibu, menyiramnya dengan air mawar juga mendoakan, setelahnya ia pamit dan bangkit untuk segera ke rumah sakit.

Ya sekarang hanya bisa bicara dengan nisan, kalau kangen peluk nisan, kalau sedih kirim doa, bahagianya ya kalau bertemu dalam mimpi. Chand mencoba tidak cengeng selalu berusaha menghapus air mata pertama kalau sedang benar patah, masa iya sedihnya terbuang cuma karena hal yang lalu, luka boleh tapi menurunkan diri itu tidak baik, kurang lebih gitulah pemikiran chand.

"chand, kamu darimana?", saat sedang mencari metromini ada seseorang yang menghampirinya

"eh dikta, aku habis dari makam ibu", chand memberi senyuman hangatnya

"sekarang mau kemana?", tanya dikta

"mau ke rumah sakit", jawab chand

"mari saya antar, sekalian mau ketemu dengan bang ariqmu lama banget ngga ngobrol", chand mau menolak namun dikta sudah membawanya ke mobil

"kamu ngga kerja?" tanya chand pada dikta yang sudah fokus pada jalan

"tadi ketemu customer sebentar, menanggapi komplainan itu sulit ya", keluh dikta

Senang sekali rasanya bisa mendengar lagi keluhnya, lama tidak berbincang bhkan untuk bertatap saja tidak, diberi kesempatan lagi ya jelas senang banget.

"makanya jangan suka komplain", chand mengembalikan pandangan kejalan raya, sedang yang diajak bicara justru melihat kearahnya

"aku gapernah komplain, bahkan untuk nasi goreng mentega mu, iyakan?"

Dikta menyalakan kembali ingatannya, dulu chand sering membawakan dikta bekal berupa nasi goreng mentega yang menteganya terlalu numpuk, tapi dikta selalu menghabiskan sampai suap terakhir,  berikutnya baru chand merasakan dan ternyata rasanya, ya semenjak hari itu dia tidak pernah memasak nasi goreng mentega untuk dikta.

"siapa suruh kamu ga bilang dari awal kalau rasanya begitu", chand tidak terima

"ya akukan mau lihat kamu senang chand", diktanya kembali tapi ada yang berbeda saat menatapnya, yang kembali hanya rupa raga, soal rasa sepertinya tidak.

Kemudian dikta meminggirkan mobilnya di toko buah

"ikut atau duduk disini?" tawarnya

"disini saja", kemudian dikta keluar dari
mobilnya

"sebentar ya", chand mengangguk

Ia membuka ponselnya, dan melihat ada pesan masuk atau tidak, ada satu pesan dari nomor yang tidak ia kenal.

Siang chand, saya avell
Nanti jangan lupa latihan bawa teks ya, dirumah dina jam 4, ketemu nanti:)

Begitu isi pesannya, chand bingung balas apa ya jadi hanya di read saja.

"kenapa chand?", ternyata dikta sudah kembali dengan parsel buah yang disimpan di jok belakang

"ah, ngga kenapa-kenapa", jawab chand

Chand melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 2, yang artinya 2 jam lagi dia sudah harus dirumah dina, tak ada pembicaraan apapun selama perjalanan.

Chand membathin, "berat ya, ketika yang paling kamu jaga sudah berubah, memang tidak ada yang minta, tidak ada yang minta kepergianmu 4 tahun lalu, tidak ada yang minta pisah 4 tahun, pun termasuk tidak ada yang mau kehilangan atas kebersamaan, kalau boleh dibilang kecewa iya sangat. Tapi harus bagaimana? Kata ibunya manusia dewasa pasti sudah punya urusan masing-masing, tidak ada yang perlu diungkit lagi dari masa lalunya, dikta dewasa sudah mengenal dunianya sendiri, ya dunianya tanpa saya, chand"

SENYAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang