Kaia dan Calvian melangkahkan kakinya menyusuri lorong rumah sakit. Raut mukanya terlihat kawatir tapi Kaia berusaha setenang mungkin seperti biasa. Dia sudah mendapat kabar dari Mona soal keadaan Berlian. Sejak dari keluar mobil hingga saat ini, Calvian tak pernah melepas genggaman tangannya. Tanpa sadar membuat hati Kaia menghangat.
"Kakak!" Seru Kaia saat melihat Mona duduk di bangku depan ruang rawat.
Mona yang merasa terpanggil memutar kepalanya menatap Kaia yang mendekat. Dia berdiri menyambut Kaia dan langsung memeluknya saat Kaia sudah berdiri di depannya. Dia terisak di dalam pelukan Kaia.
"Tak apa, kak, Berlian pasti baik-baik saja," ucap Kaia mengelus punggung Mona, berusaha menenangkan.
"A-aku tahu, Kai. Hiks, tapi aku sangat takut..." ucapnya terisak. "Beruntung Kennan cepat menemukannya, kalau ti-tidak... hikss," lanjutnya terisak.
Kaia melepas pelukannya. "Tenang, kak, semuanya baik-baik saja."
Kaia menghapus air mata Mona. Matanya melirik Kennan yang terduduk menunduk lemas, sikunya bertumpu pada lututnya dan tangannya saling meremas. Dia berantakan. Matanya sembab, rambutnya berantakan dan noda darah di kemejanya.
"Oh Tuhan, Berlian," lirih Kaia dalam hati.
Dia tak mampu menahan tubuhnya kala membayangkan bagaimana kondisi Berlian saat ditemukan Kennan. Beruntung Calvian segera menahannya agar tidak jatuh ke lantai. Kaia menatap Calvian tanpa terasa air matanya menetes, Calvian menggeleng dan menghapus air matanya.
"Sstt, Jangan menangis," katanya tersenyum dan memeluk Kaia. "Aku yakin Berlian membutuhkan senyumanmu dari pada air matamu," lanjutnya menuntun Kaia untuk duduk di samping Kennan. Sedang Mona sudah di pelukan James dan duduk di bangku depan Kaia. Sedang Yevan -kakak Saveri- duduk di samping James.
Suasana kembali tenang. Semua yang menunggu terdiam dengan pikiran masing-masing. Mona masih sesenggukan di pelukan suaminya. Yevan beberapa kali menghela nafas tak percaya dengan apa yang dilakukan adiknya. Kaia yang duduk diam di pelukan Calvian sambil tangan Calvian menggenggam tangannya erat. Sedangkan Kennan masih dengan posisinya, tangannya mengepal erat menahan air mata yang mungkin akan keluar. Hingga suara pintu terbuka berhasil menarik perhatian semuanya.
Seorang dokter bernametag Donny di dada kirinya keluar dari ruangan itu. Dia tersenyum seraya melangkah mendekat. Kennan bangkit dan menghampiri dokter itu.
"Bagaimana kondisinya, Dok?" tanyanya langsung. Dokter itu tersenyum dan menepuk bahu Kennan.
"Anda tenanglah. Pasien sudah lebih tenang dan beruntung sekarang kondisinya sudah stabil, tapi tetap harus menjalani perawatan intensif. Karena jujur, kondisi pasien sangat tidak bagus saat tiba tadi, untung saja anda cepat membawanya kemari kalau terlambat sedikit saja mungkin kondisinya lebih parah dari ini," jelas dokter itu. Tangan Kennan mengepal menahan emosinya. "Sekarang pasien sedang istirahat, kami memberinya obat penenang agar pasien bisa lebih tenang." lanjut dokter itu. Mendengar itu Kennan menghela nafasnya. Mona semakin menangis di pelukan James.
KAMU SEDANG MEMBACA
ME AND MY C
ChickLitMe and My C A Romance Story by. NesyaRera Genre : ROMANCE 🚫 DILARANG PLAGIAT 🚫 _____ ***** ______ Kaia Luvena hanyalah wanita biasa yang pernah mengalami sakit hati, marah, benci, serta kerinduan dalam waktu bersamaan. Dia mampu memgobatinya, bahk...