1 ¦ tetangga baru

6.7K 673 167
                                    

[ name ] lagi-lagi menggerutu. Kedua iris hazel-nya menyipit dikala melihat sebuah email pada layar laptopnya. Ia mengerang frustasi. Terdapat lingkaran hitam dibawah matanya. Kacamata biru dongker yang dikenakannya sedikit turun.

Gadis itu menguap. Ia mengambil gelas berisi kopi yang tak lagi panas dan menyesapnya. Alisnya mengernyit sebal karena ia baru saja mengingat bahwa ia lupa memberikan gula pada kopinya. Ia mendengus kasar.

Menjadi mahasiswa bukanlah hal mudah. Begitu banyak skripsi menumpuk. Membuat dirinya harus begadang sampai ayam berkokok, mematung didepan laptop kesayangan.

Jemari lentik kembali mengetik sesuatu. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali karena perih melanda. Sepertinya mata gadis itu baru saja kemasukan debu. Atau karena rasa kantuk yang mulai menyerang. Sial, kopi sama sekali tidak membantu.

[ name ] menatap jam di ujung bawah layar laptopnya. Pukul 3.35. Masih ada waktu untuk tidur selama 2 jam jika ia berhasil menyelesaikan skripsinya sampai setengah pukul 4 pagi nanti.

Mau bagaimana pun, skripsinya harus selesai setengah. Karena deadline sudah ada didepan mata, yaitu senin depan. Dan hari ini adalah hari Rabu.

Ya ampun.

Sesuai pertimbangannya, [ name ] hanya tidur sekitar 2 jam lamanya. Ia mematikan alarm ponselnya dan bangkit menuju kamar mandi.

Ia menatap wajahnya di cermin. Astaga, berantakan sekali. Ia mendengus melihat wajah jelek didepannya. Kantung mata hitam yang besar tidak dapat ia sembunyikan dengan mudah. Masa iya, dia memakai sunglasses ke kampus? Mau dikira bergaya?

Selesai mandi, [ name ] duduk di bangku yang ada di pantry dan meneguk sebotol susu. Matanya bergerak-gerak menyusuri layar smartphone-nya. Membaca pesan demi pesan pada aplikasi Line. Ia menggerutu karena isi pesan kebanyakan tidak penting.

Tetapi ada satu pesan yang membuatnya tertarik. Ia membuka pesan itu sembari mengambil selembar roti tawar dan mengoleskan selai stroberi diatasnya. [ name ] mengerutkan dahinya saat membaca isi pesan tersebut. Ia menengok display picture kontak tersebut dan terheran karena ia tidak mengenali pemuda bersurai hitam dengan cengiran lebar di foto itu.

kuroo
Haii ✋

[ name ]
Ini siapa ya?

Sent.

5 menit setelah ia menghabiskan sarapannya, [ name ] kembali mengecek ponselnya dan tidak menemukan balasan apapun. Gadis itu mengangkat bahu. Mungkin pemuda itu adalah kenalan temannya atau siapa. Atau mungkin adik tingkatnya.

Ia lalu membereskan meja pantry-nya yang berserakan remah roti. Namun tiba-tiba ketukan pintu memecahkan kesunyian dan membuat [ name ] berjengit sekaligus keheranan.

Siapa yang datang dan bertamu di pagi buta seperti ini?

Penasaran, gadis berparas cantik yang kini telah rapi itu berlari kearah pintu dan membukanya dengan cepat. Ia menemukan seorang pemuda tinggi yang membuatnya harus mendongak agar tidak terus menatap dada bidangnya. Tercetak senyuman pada bibir tipis pemuda itu. Rambut hitamnya yang jabrik--- ah, tunggu.

Sepertinya ia pernah melihat wajah itu sebelumnya.

"Pagi!"

Tanpa ia sadari, [ name ] membalas sapaan pemuda itu dengan reflek. Membuat senyumannya merekah. Entah kenapa, pemuda itu terlihat bahagia sekali.

"Kenalkan, aku Kuroo Tetsurou. Tetangga barumu yang menghuni kamar sebelah! Kau pasti [ name ] kan? Ah, ternyata benar perkataan Bokuto-san, kau cantik! Kenapa kau tidak memasang fotomu saja di dp Line? Haha, bercanda!"

[ name ] melongo mendengar kalimar panjang pemuda didepannya. Ia butuh waktu untuk mencerna kalimat yang keluar seperti air mengalir itu.

Oh. Jadi dia yang mengiriminya pesan.

[ name ] tersenyum secara paksa. Entah kenapa ia merasa terganggu akan keberadaan pemuda yang bernama Kuroo Tetsurou itu.

Sok akrab.

"Ada apa, [ name ]-san? Kau tampak pucat,"

[ name ] mundur beberapa langkah saat Kuroo menyentuh dahinya. Kuroo hanya meresponnya dengan cengiran yang membuat gadis itu ingin melemparkan tinju kearah wajah tampannya.

"Senang bertemu denganmu [ name ]-san! Semoga kedepannya kita bisa menjadi tetangga yang akrab dan saling tolong menolong!"

[ name ] membuang mukanya. Ia tidak ingin melihat wajah cerah yang membuatnya silau itu. Gadis itu mengangguk pelan.

"Ah kalau begitu, aku duluan ya. Semoga harimu menyenangkan!"

Kuroo berlari kecil menuju tangga. Tetapi ketika sudah hampir sampai di tangga, ia menoleh kebelakang dan menyeringai kecil.

"Kau tampak sangat cantik, [ name ]-san! Kuharap jangan pernah bosan untuk tampil cantik didepanku ya,"

[ name ] mematung di ambang pintu apartemennya. Ini baru permulaan.

Ia tidak tahu hidupnya akan semakin menyebalkan karena kedatangan pemuda bernama Kuroo Tetsurou itu.

_____
tbc.

______________
______________

Yahu, numpuk lagi ya kan ;) ff fandom sebelah belom kelar dan belom punya ide buat lanjutin, malah buat ginian.

Cuman aku lagi pengen yg sweet" gini sih, bosen nulis yaoi mulu wakakak. Tapi aku tetep seorang fujo garis keras kok
/ditabok

Rencananya ini juga mau dibikin short fic gitu. Dan bakal ada beberapa chapter.

Ya segitu aja. Yg baca vote yo
:( ehe

thank u next ¦ k. t. √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang