10 ¦ thank u next ( last. )

3.6K 416 45
                                    

"[ name ],"

Ia menghela nafas.

"Terima kasih."

____________________

Last Chapter

- Thank U Next. -


____________________

Kuroo menaikkan sebelah alis.

"Terima kasih, Kuroo."

Keduanya tersenyum.

Pemuda itu menggeleng. Diusapnya pucuk kepala [ name ]. Dihirupnya aroma yang menguar dari ceruk leher [ name ].

"Berterima kasih untuk apa?"

[ name ] mengeratkan pegangannya pada kedua lengan Kuroo.

"Atas segalanya."


[ name ] mengangkat kepalanya, menatap Kuroo malu-malu. Poni menutupi sebagian penglihatan. Wajah merona merah muda.

"Seharusnya aku lah yang berterima kasih,"

Alis [ name ] bertaut lucu. Ingin sekali Kuroo menciumnya lagi ketika melihat bibir merah merekah [name ].

Ditangkupnya kedua pipi gadis itu dengan sayang.

"Kau adalah satu-satunya perempuan yang membuatku selalu ingin melihatmu."

[ name ] tersenyum tersipu. Biasanya ia selalu muak akan kalimat gombal seperti itu. Tapi jika Kuroo yang mengatakannya, ia merasa sangat senang. Rasanya jutaan kupu-kupu beterbangan di perutnya.

Kuroo mendongak. Pandangannya menerawang jauh. Bibirnya tersenyum tipis.

"Aku sudah beberapa kali mencintai dan kehilangan. Puluhan wanita bahkan mengantri hanya untukku."

[ name ] mendengus geli.

Kuroo kembali menatapnya. Dicubitnya pipi kanan [ name ]. Membuat rintihan meluncur dari bibir gadis itu.

"Tapi bukan itu yang ku cari. Lihatlah apa yang kutemukan sekarang."

[ name ] tertawa pelan. Sebelah alisnya naik.

"Memangnya apa yang kau temukan?"

"Wanita pujaan."

[ name ] memukul perut Kuroo pelan.

"Gombal."

"Aku serius."

Kuroo mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir [ name ]. Awalnya hanya kecupan-kecupan biasa, namun ia malah melumat bibir gadis itu. Bukan lumatan ganas, kali ini penuh kasih sayang dan kelembutan. [ name ] memejamkan mata menikmati. Hanyut dalam ciuman Kuroo.

Bagaimana bisa pemuda di depannya begitu pandai dalam berciuman?

Itulah yang ada di dalam pikiran [ name ]. Beda halnya dengan Kuroo.

Kenapa bibir [ name ] begitu kissable? Ia ketagihan, dirinya begitu menginginkan gadis itu.

Ia memang tidak salah pilih. [ name ] adalah segalanya baginya.

"Aku mencintaimu, lebih dari apapun di dunia ini."

[ name ] mengulum senyumnya. "Terima kasih."

_____________________

Dua insan berjalan berdampingan, saling menggenggam tangan. Tanpa berniat dilepaskan. Tidak mau berjauhan.

Dedaunan berjatuhan. Angin sejuk menerpa wajah. Iris terpejam menikmati.

Katakanlah ini begitu klise. Tetapi cinta yang sempurna sangatlah berbeda dari drama-drama televisi. Tuhan menyatukan mereka berdua bukan tanpa alasan. Takdir sudah menentukan.

Keduanya tak henti mengucapkan terima kasih di dalam hati, bersyukur kepada Tuhan yang berbaik hati menyatukan mereka sampai mati.

Kisah kasih mereka takkan terganti. Semuanya akan berawal dari sini.

"Jadi [ name ],"

Yang dipanggil namanya menoleh.

"Kapan kita akan menikah?"

Kerlingan nakal ditujukan padanya. Gadis itu mendengus, meninju dada bidang sang kekasih.

"Belajar yang benar dulu, setelah itu lulus. Jangan berpikir yang aneh-aneh!"

Tawa Kuroo pecah, menghangatkan suasana di antara keduanya.

"Aku mencintaimu."

[ name ] memutar bola matanya.

"Sudah berapa kali kau mengatakan itu, heh?"

Senyuman yang terpatri pada wajah Kuroo sangatlah tulus.

"Aku tidak akan bosan untuk terus mengatakannya."

Seorang anak berlari di depan mereka, mencoba mengejar sebuah bola yang mengarah pada keduanya. Kuroo dengan cekatan mencegat bola tersebut dan memberikannya pada bocah lelaki itu.

Keringat membasahi jidat si bocah. Ia tersenyum lebar. Menerima bola tersebut dengan kedua tangan.

"Terima kasih, kak!"

Kuroo mengangguk. Kemudian anak itu berbalik dan berlari menuju teman-temannya yang sudah menunggunya. Tetapi beberapa langkah sebelum sampai, ia kembali berbalik badan dan melambaikan sebelah tangan pada mereka.

"Kalian pasangan yang cocok, cepat menikah ya!"

Kuroo terkekeh geli. Wajah [ name ] sudah tampak seperti kepiting rebus.

"[ name ],"

"A-apa?" [ name ] tergagap.

Kuroo duduk menyamping, menghadap dirinya. Sebelah tangannya ditarik pelan dan digenggam.

"Kita pacaran sekarang?"

Diam sejenak. Kuroo masih setia menunggu jawabannya. Sebelum [ name ] menganggukkan kepala pelan.

"Terima kasih."

Kuroo tersenyum puas. Ia bangkit berdiri dan menepuk bokongnya yang sedikit kotor karena helaian daun.

Ia mengulurkan tangannya pada [ name ] yang sedang mendongak untuk menatapnya.

"Selanjutnya, mari kita buat sejarah panjang di dalam kisah cinta kita ya, [ name ]!"

end.

____________________
____________________

WOOHOO AKHIRNYA TAMAT JUGAAA

//loh.

Gimana gimana? Ga nyangka sih bakal tamat, kirain bakal discontinue. Ga deng.

Tapi beneran, aku ga kuat buat mulchap kayak gini. Lebih suka oneshot yang puanjangg hehehe.

Soalnya suka ilang aja gitu idenya, kadang suka lupa plotnya //LOH.

Maklum, otak terisi sama imajinasi gajelas kebanyakan :""

Terimakasih yang sudah membaca thank u next sampai akhir. Kalau bukan kalian aku hanyalah sebutir debu♡♡♡

Ku cinta kalian!

- With Love,

Vee.

thank u next ¦ k. t. √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang