Hari ini hari Sabtu. [ name ] berencana mengunjungi toko buku diseberang jalan. Ia ingin membeli seri terakhir novel misteri yang ia koleksi.
[ name ] tidak terlalu suka membaca buku. Hanya saja seri novel tersebut memiliki alur cerita yang sangat menarik dan tidak mudah ditebak sehingga membuatnya selalu penasaran untuk membaca kisah selanjutnya. Untung saja Shimizu merekomendasikan novel itu padanya, kebetulan gadis berkacamata itu menyukai novel.
Penampilan [ name ] sudah rapih dan ia siap untuk menikmati akhir pekannya. Gadis itu memastikan seluruh sudut apartemen kemudian ia mengunci pintu depan sembari bersenandung kecil.
"Oya oya, cantik sekali kau pagi ini, nona."
[ name ] menengok kesamping dan mendapatkan Kuroo tengah menyeringai kepadanya. Seringai yang sungguh menyebalkan.
Gadis itu lantas mengalihkan pandangannya. Ia lebih tertarik pada gagang pintu didepannya sekarang. Kuroo berjalan mendekat. Kedua tangannya dimasukkan ke saku celana pendek yang dikenakannya.
"Kau mau kemana, nona?"
[ name ] mendorong dada bidang Kuroo yang menghalangi jalannya.
"Bukan urusanmu,"
Tetapi sebuah dorongan dari gadis mungil sepertinya sama sekali tidak membuat Kuroo bergeming.
"Oya? Perlu kuantar?"
[ name ] menggeleng singkat. Kuroo mengangkat bahunya. Pemuda sialan itu tetap tidak bergerak dari tempatnya berdiri.
"Awas, aku mau lewat."
[ name ] mengerang pelan karena Kuroo yang tidak mengizinkannya pergi. Pemuda berambut jabrik itu malah mempersempit jarak diantara dua manusia berbeda jenis itu dan menghimpit [ name ] dengan pintu dibelakangnya. Mengunci pergerakan gadis itu dengan sebelah tangan.
"Sikapmu judes sekali, nona. Kau membuatku sedih."
Gadis itu mendongak dan menatap Kuroo dengan sinis. [ name ] kali ini memberanikan diri untuk tidak membuang mukanya ketika melihat wajah datar Kuroo yang entah kenapa berbeda dari biasanya. Entahlah, ia merasa pemuda dihadapannya ini agak berbahaya.
"Hanya bercanda!"
[ name ] mendecak kesal saat melihat perubahan ekspresi Kuroo yang tadinya serius kembali dengan seringai jahilnya dalam sekejap. Pemuda itu lalu tertawa sambil memegang perutnya. Entah apa yang lucu.
"Menjahilimu memang menyenangkan, nona. Kalau begitu selamat menikmati akhir pekan! Aku pergi dulu,"
Kuroo berbalik menuju kamarnya sembari tertawa. Langkah kakinya yang lebar dan kedua tangan yang dimasukkan kedalam saku membuat ia semakin terlihat seperti orang bodoh.
[ name ] menggelengkan kepala. Ia lalu berjalan cepat-cepat menuju tangga dan menuruninya dengan langkah terhentak. Gara-gara Kuroo, mood-nya berubah menjadi buruk.
"A-anu.."
Gadis itu melihat kesamping dan menemukan sesosok pendek pemuda bersurai pudding yang tampak malu-malu. [ name ] tidak pernah melihatnya, berarti dia bukan penghuni apartemen ini. Sepertinya pemuda itu mencari seseorang.
[ name ] memerhatikan pemuda didepannya secara seksama. Iris pemuda itu bergerak-gerak tak nyaman. Rambutnya panjang sebahu. Tubuhnya yang pendek--ya, meskipun dirinya juga pendek. Manis, hanya itu kata yang terlintas di pikiran [ name ] saat melihatnya.
"Cari siapa?"
Pemuda yang ternyata memiliki iris seperti kucing itu mendongak dan menatap [ name ] dengan tatapan ragu. [ name ] memiringkan kepalanya, bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
thank u next ¦ k. t. √
Hayran Kurgu" i've loved and i've lost but that's not what I see, cause look what i've found. " Seorang pemuda baru saja pindah ke hunian kosong disebelah apartemenmu. Sikapnya menyebalkan dan ia sangat mengganggu, namun terkadang kamu berpikir bahwa ia man...