7 ¦ olahraga

2.4K 403 96
                                    

Rrrrr..

Bunyi alarm membangunkan [ name ] dari alam mimpinya. Tubuhnya yang terbalut selimut meliuk-liuk tak nyaman. Sebelah tangannya terulur untuk mencari ponselnya yang ia letakan di meja semalam.

Hari ini hari Minggu. Meskipun ini akhir pekan, [ name ] tidak punya rencana untuk bepergian. ia hanya ingin menghabiskan waktu di ranjang empuknya seharian, bersantai sesuka hati sebelum menghadapi hari Senin yang dibenci banyak orang termasuk dirinya.

Kedua matanya yang masih dalam keadaan setengah terpejam menelusuri layar ponsel. Dahinya mengernyit disaat dirinya baru menyadari sebuah notifikasi pesan dari seseorang yang tak asing baginya.

kuroo
Morning bby~

Olahraga yuk! :D

[ name ] mendengus pelan sembari terkekeh. Menurutnya ini masih terlalu pagi untuk olahraga. Ah, atau memang karena dirinya yang terlalu malas hanya untuk berolahraga sebentar.

Teringat bahwa ia sudah lama tidak berolahraga, [ name ] merasa kalau menerima tawaran Kuroo tidaklah buruk.  Ia pun membalas pesannya secepat kilat dengan jawaban yang singkat dan padat sebelum meluncur ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menyikat gigi.

[ name ]
Oke, tunggu ya.

Tanpa ia ketahui, Kuroo daritadi telah menunggunya tepat didepan pintu apartemennya sambil mengunyah permen karet. Oh, dan jangan lupakan cengiran menyebalkan yang senantiasa menghiasi wajahnya.

"Sejak kapan kau disana?"

[ name ] memandang heran Kuroo yang berdiri didepan apartemennya sesaat setelah ia membuka pintu.  Bahkan ia berusaha untuk menahan rasa terkejutnya kala menemukan pemuda yang menyapanya dengan seringai lebar.

"Pagi, sayang."

Tanpa menghiraukan panggilan sayang Kuroo, [ name ] berjalan mendahuluinya menuju tangga. Kuroo pun menyusul gadis itu setelah membuang permen karetnya yang sudah tak berasa.


Kini mereka berdua sedang berlari kecil disebuah taman tak jauh dari apartemen. Tampak beberapa orang dari berbagai usia yang juga berolahraga, ada yang melakukan push up, sit up, dan juga berlari sama seperti mereka. Sementara anak-anak kecil sedang bermain bola ditengah taman dengan ceria.

[ name ] berlari disebelah Kuroo. Sekilas dirinya melirik kearah Kuroo yang terlihat—err.., seksi? Lihat saja tubuh atletisnya yang terbungkus kaus hitam tak berlengan yang menampilkan lengan berototnya, membuat ia gemas untuk menyentuhnya. Belum lagi kausnya yang cukup ketat membuat otot diperutnya tercetak jelas dan memperlihatnya bentuknya.

Tunggu.

Ini masih pagi, bukan saatnya untuk memikirkan hal mesum. Dan, apa itu? Kenapa ia malah memikirkan Kuroo yang tidak-tidak, padahal ia baru saja mengenal pemuda yang menurutnya menyebalkan itu. Ah, ditambah lagi gara-gara dia [ name ] jadi berpikiran kotor tentang tubuh laki-laki. Entah itu karena kesalahan Kuroo atau karena dirinya yang kelamaan sendiri tanpa pasangan.

Kuroo bahkan tidak salah apa-apa, kenapa ketampanannya harus disalahkan?

"Hei, Kuroo-san,"

Kuroo yang disebelahnya lantas menoleh kearahnya sambil tersenyum lebar sampai kedua matanya menyipit dan menghentikan larinya. Kedua tangannya dimasukkan kedalam saku celana training-nya. Ugh, kenapa dia tampan?

[ name ] menggelengkan kepala. Sepulang dari olahraga ia perlu menceburkan kepalanya kedalam bak penuh air dingin. Kewarasannya sedang diuji karena ia mulai berpendapat bahwa Kuroo tampan, dan—seksi.

"Kenapa, nona [ name ]?"

Mendengar suara beratnya saja membuatnya sedikit merinding. Kenapa ia begitu—agh!

Tidak, ini tidak mungkin. [ name ] tidak mungkin memiliki perasaan pada pemuda sialan itu. Perasaan benci sih, iya.

Ia menghela nafas, "Tidak apa-apa, aku duluan."

[ name ] menyeka peluh yang menghiasi dahinya dan mulai berlari lagi, meninggalkan Kuroo yang masih berdiri ditempat sambil memandangi punggungnya yang kian menjauh.

"Nona,"

Ia merasakan nafasnya tercekat saat mendengar namanya dipanggil oleh Kuroo yang ternyata mengejarnya. Mereka mulai berlari beriringan dengan Kuroo yang terus menerus menyeringai kearahnya dengan tatapan menyelidik.

"Kau bersikap aneh hari ini."

Sudut bibir [ name ] tertarik, seakan ingin menyembunyikan kegugupannya. Sejujurnya ia tak nyaman berada disamping Kuroo sekarang karena jantungnya tiba-tiba berdetak kencang, menimbulkan getaran aneh pada dirinya.

Padahal sebelumnya, ia biasa-biasa saja dengan Kuroo.

"Ti-tidak,"

Ingin sekali [ name ] membenturkan kepalanya ke dinding sekarang, karena Kuroo sudah pasti dapat mendengar suaranya yang bergetar. Lihat saja, ia sudah menaikkan sebelah alisnya begitu.

"Oya?"

Cih.

"Nona,"

[ name ] sedikit berjengit saat lengannya dipegang oleh tangan Kuroo yang besar, dan entah kenapa sangat pas digenggamannya. Apa ia semungil itu? [ name ] mulai berpikir untuk makan lebih banyak nanti agar gizinya tercukupi—

Eh tunggu.

Ia tiba-tiba merasakan sesuatu yang aneh, dan sangat asing baginya.

Bibirnya baru saja bertemu dengan sesuatu yang lembut dan basah. Apa itu? Dan juga, ia merasakan hembusan nafas yang begitu dekat dalam waktu yang sangat singkat barusan, oh ayolah. Ia tak butuh kejutan lagi dari pemuda dihadapannya ini.

Tak bisa berkata-kata, [ name ]  mematung, menatap lurus Kuroo yang menyeringai seperti kucing yang diberi makan ikan asin favoritnya. Pemuda itu tampak mengusap bibir bawahnya dengan ibu jari, memberi kesan seksi pada raut wajah usilnya.

"Aku duluan, nona [ name ],"

Kuroo menepuk pundaknya dengan lembut, lalu berlalu meninggalkannya dengan berlari kecil. Meninggalkan dirinya yang masih mematung tanpa bergerak sedikitpun. Masih tidak dapat memercayai apa yang terjadi barusan, bahwa,

Kuroo Tetsurou, siswa SMA Nekoma tingkat akhir yang baru-baru ini menjadi tetangganya, telah merebut ciuman pertamanya.

[ name ] perlahan mengangkat tangannya, menyentuh bibirnya yang sedikit basah.

Dan, voila! Wajahnya sukses merona hebat.

Dan untuk pertama kali di hidupnya, [ name ] menyesali keputusannya pergi berolahraga. Menyesal, sangat menyesal.

________
tbc.

_____________________
_____________________

Dikit lagi, tamat gengs :(

thank u next ¦ k. t. √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang