1. Library (KyungChen)

4.1K 140 7
                                    

Siang hari di musim panas. Dua pemuda yang sedang mengerjakan tugas kelompok. Seperti layaknya mahasiswa lainnya di mana jika tugas kelompok itu artinya yang satu kerja yang lain numpang nama di kelompok.

Tidak berbeda jauh dari pemuda Kim yang sedang menemani pemuda Do yang sedang berkutat dengan lemabaran kertas yang isinya entah apa. Jongdae sendiri tidak peduli, yang dia inginkan saat ini adalah segera mendinginkan tubuhnya disuhu udara yang benar-benar hampir membunuhnya itu.

Bahkan kipas angin yang sudah berada di hadapannya saja kalah dengan suhu asli udara yang tercipta. Keluhan terus saja terlontar dari pemuda Kim itu. Membuat Kyungsoo hampir melemparkan ponselnya yang tergelatak di sofa.

"Diamlah Dae, kau mengganggu konsentrasiku." Kyungsoo mulai merasa ocehan Jongdae semakin tak terkendali.

Lelaki dengan senyum berbentuk kucing itu menghadapkan wajahnya pada Kyungsoo. Wajah penuh keringat itu membuatnya sedikit terlihat seksi dimata Kyungsoo.

"Kau tahu, tempat tinggalmu seperti di neraka. Tidak bisakah kau pasang AC."

Kyungsoo mendecih penuturan Jongdae. Memangnya orang di hadapannya itu sudah pernah menjejakkan kaki di neraka hingga berani-beraninya mengatai rumah yang ia sewa seperti neraka.

"Kalau begitu pulang saja sana tapi jangan harap namamu akan kutulis."

Senyum meremehkan hadir diwajah Kyungsoo. Pemuda dengan mata burung hantu itu sangat yakin bahwa perkataannya tadi tidak mampu Jongdae laksanakan. Mengingat pemuda Kim itu sangat bergantung padanya.

"Kalau begitu mari pindah saja. Aku sudah tidak tahan rasanya seperti akan mati saja." Jongdae mengeluarkan jurus andalannya. Memasang wajah bak kucing kelaparan.

Helaan napas terdengar dari mulut Kyungsoo. "Pindah ke mana?"

Mana bisa dia mengabaikan wajah seperti itu yang ada bisa-bisa ia akan segera menerkam pemuda yang masih saja memonopoli kipas angin.

"Perpustakaan di dekat sini."

Melihat Jongdae yang sudah berdiri dan mengambil beberapa lembar kertas mau tak mau Kyungsoo ikut menyusul. Mendengus sebentar saat menyadari Jongdae yang sudah meninggalkannya terlebih dahulu.

Kyungsoo mengambil dompet miliknya terlebih dahulu di meja sebelum menyusul Jongdae. Melihat bungkusan kecil yang sudah ia tahu milik siapa. Bungkus laknat yang ditinggalkan teman dengan tinggi berlebihan saat berkunjung ke rumahnya.

"Sialan Chanyeol, kenapa meninggalkan banyak kondom di rumahku. Akan ku hajar dia saat bertemu." Kyungsoo mengambil bungkusan itu, bermaksud akan membuangnya nanti.

Pepustakaan yang hanya menempuh waktu sepuluh menit dengan berjalan kaki menjadi tempat tujuan mereka. Jongdae segera mencari tempat yang pas untuk melanjutkan tugas mereka. Tempat paling ujung yang jarang didatangi oleh pengunjung.

"Nah, di sini saja ya Kyung."

Jongdae segera mendudukkan dirinya di alas karpet yang disediakan. Suasana masih sangat sepi mengingat jam masih menunjukkan pukul 10 pagi. Diluruskan kedua kaki Jongdae sambil menyenderkan punggungnya pada tembok. Dinginnya AC yang langsung menerpa kulitnya membuatnya merasakan sensasi layaknya di musin dingin.

Jongdae mengambil ponselnya dari dalam tas. Menyalakan fasilitas WiFi gratis yang disediakan. Siapa yang tidak suka dengan kata gratis, terutama sesuatu yang begitu menguntungkan. Earphone putih disematkan ditelinga saat Jongdae sudah yakin bahwa plug sudah terpasang sempurna.

Jongdae menyerahkan lembaran kertas yang tadi sempat ia bawa kepada Kyungsoo. Membiarkan pemuda dengan marga Do itu melanjutkan kembali tugas mereka.

Oneshoot ChenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang