Part-11

323 45 10
                                    

Happy reading all....












Pagi ini seperti biasanya Nadine sampai di kelas berbarengan dengan bel masuk sekolah berbunyi.

Di jam pertama pelajaran adalah pelajaran olahraga. Materi kali ini adalah olahraga bulutangkis. Selain bermain basket, bulutangkis juga salah satu hobi Nadine. Dan ia cukup mahir juga dalam bermain dengan shattlekock itu.

Dan para siswa diminta untuk bermain berpasang-pasangan.

"Nadine, lu sama gue ya..?" Ucap Niken.

"Yaudah ayo,si dimana?" Tanya Nadine sambil mencari tempat yang masih kosong dan strategis untuk mereka bermain bulutangkis.

Niken pun melihat ke sekeliling lapangan. Dan terlihat yang tersisa tempat di pojok lapangan. Tepat di belakang Aaron dan Evan, mereka berdua cukup terkenal sebagai bad boy di sekolah. Mereka berdua sudah sering bolak-balik masuk ruang BK menghadap guru pembimbing. Ya bisa di bilang si mereka sering kena masalah dengan guru bermasalah dengan nilai juga.

Karena tidak ada tempat lain pun akhirnya Nadine dan Niken mengambil tempat di situ.

"Yang tinggi Ron..." Pinta Evan sesudah melempar shattlekock ke arah Aaron.

Aaron pun memberi umpan shattlekock yang tinggi ke arah Evan.

Namun, umpan Aaron terlampau jauh dan memasuki area permainan bulutangkis antara Nadine dan Niken.

Yang mana posisi Nadine tepat membelakangi Evan. Dan saat Evan akan menerima umpan dari Aaron dengan pukulan yang keras, raket itu malah mengenai leher Nadine.

Cukup keras, dan terjadi secara tiba-tiba hingga Nadine pun tak bisa menghindari hantaman raket milik Evan.

Tenggorokan Nadine tercekat tiba-tiba dan sebelah telinganya langsung berdengung. Ia merasa tak bisa mendengar apapun, dan ia pun juga sulit untuk mengeluarkan kata-kata.

Merasa tak dapat mengembalikan umpan dari Aaron, dan Evan pun membalikan badannya. Yang dilihatnya Nadine sedang memegangi leher bagian kanannya dan matanya pun terlihat berkaca-kaca, wajahnya juga terlihat memerah.

Evan pun langsung menghampiri Nadine.

"Nadine, lu gapapa? Maaf, maaf Nad maaf ya, gue ga sengaja." Tanya Evan cukup panik.

Nadine hanya memegangi lehernya yang cukup sakit an terasa ngilu. Ia tak mampu menjawab permintaan maaf Evan.

"Gapapa gimana, lu tuh kalo maen yang bener dong. Liat-liat ada orang di belakang lu." Bentak Niken.

Niken pun langsung membawa Nadine menuju UKS.

Aaron pun tak tinggal diam, dia menghampiri Niken yang sedang marah-marah dengan temannya itu.

"Yeah, temen lu tuh yang salah. Orang lagi main malah dibelakangnya." Ucapnya membela kesalahan Evan.

"Eh orang temen lu yang salah kenapa lu yang sewot." Ucap Niken tak mau kalah.

"Udah Nik." Ucap Nadine bersusah payah mengeluarkan suaranya.

"Maaf, maaf Nad. Gue ga sengaja." Evan masih terus meminta maaf kepada Nadine.

"Gue gapapa." Ucap Nadine membalas perkataan Evan.

"Udah Van, itu si Nadine bilang juga gapapa." Ucap Aaron yang terlihat tidak peduli dengan keadaan teman sekelasnya itu.

Akhirnya Niken pun bergegas membawa Nadine ke UKS. Namun Nadine malah duduk di depan ruang UKS tepatnya di mimbar tempat biasanya kepala sekolah ataupun pembina upacara memberi pidato saat upacara.

Never Not Love You 'JaDine' (Slow Update) #Wattys2018Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang