Note : Budayakan membaca sampai habis. Supaya pertanyaan-pertanyaan kalian terjawab.
#-#-#
#-#
#
"Selamat atas kelahiran putra-putra Anda, Kwangsun-ssi." Seorang pria berpakaian rapi mengulurkan tangan.
"Terima kasih." Kwangsun tersenyum senang.
"Sepertinya langit sedang berpihak padaku karena memberikan dua putra yang tampan," lanjut Kwangsun tanpa bisa menutupi rasa bahagianya.
"Apa ini ada hubungannya dengan pewaris keluarga Anda kelak?" tanya pria di depannya.
"Tentu saja. Kehadiran seorang putra adalah hal yang paling kami tunggu-tunggu Ji Sung-ssi. Tapi aku tidak menyangka Tuhan akan memberikan padaku dua sekaligus," jawabnya dengan kekehan penuh kebahagiaan.
"Tapi sepertinya Anda harus mendengar hal buruk ini Kwangsun-ssi."
#-#-#
"Tidak mungkin!" Pekik seorang wanita cantik berseragam pasien. Suaranya mengejutkan seorang makhluk mungil yang tengah tertidur pulas.
"A-Apa ... apa maksud semua ini? Anakku membawa sial?" Entah sejak kapan air mata itu meluncur di pipi mulusnya. Ia terus menggeleng ke arah suami dan beberapa pria di ruangan itu.
"Kita tidak bisa menundanya lagi Youra-ya. Saham kita menurun semenjak kelahiran mereka berdua. Kita harus segera memutuskan untuk memi—"
"Bagaimana mungkin aku bisa memilih salah satu dari anak-anakku? Bagaimana mungkin?" Youra menangis putus asa. Ia tidak lagi memiliki tenaga untuk berteriak.
"Youra-ssi, ramalan keluarga kami sudah turun temurun dari para pendahulu kami. Jadi tidak mungkin ramalan ini salah. Dan kita semua sudah bisa melihat bukti nyatanya. Beberapa perusahaan Anda mengalami penurunan saham. Kalian bisa mengalami kerugian yang lebih besar kalau tetap mempertahankan mereka berdua. Anda harus memilih salah satu dari dua bayi itu. Seperti yang dikatakan ramalan, Anda tidak bisa memiliki dua anak di tahun yang sama."
Youra berjalan tertatih menuju box yang tidak jauh darinya. Ia langsung membekap mulutnya saat sepasang mata bening menatapnya. Tangan yang rapuh itu bergerak-gerak seolah ingin uluran tangannya.
"Apa yang harus aku lakukan? Aku harus bagaimana?" racau Youra di sela isak tangisnya. Ia hanya mampu memandangi ke dua bayinya yang tidur berdampingan.
#-#-#
"Tuan, ada masalah besar. Kapal yang membawa barang-barang tenggelam di perjalanan."
Mendengar berita itu, Kwangsun langsung menggeram marah. Memandang tajam ke arah istrinya yang hanya bisa menundukkan pandangan.
"Kau sudah mendengarnya? Kau dengar itu? kita mengalami kerugian lagi. Kau tidak dengar Youra-ya?" teriak Kwangsun penuh emosi. Di rumah megah itu, suaranya terdengar menggelegar.
"Aku tidak bisa membiarkan semua usahaku sia-sia hanya karena anak. Kalau kau tidak bisa memutuskannya, aku yang akan memilih di antara mereka yang akan menjadi penerus keluarga kita." Setelahnya Kwangsun langsung beranjak. Menuju kamar bayi kembar itu yang tidak jauh dari kamar pribadi mereka.
Sedangkan Youra hanya bisa menunduk dalam diam. Ia tidak bisa menghentikan perbuatan suaminya. Karena ia juga menyadari kesialan yang terjadi setelah ia melahirkan. Meski setengah hatinya berteriak ingin mempertahankan ke dua anaknya, namun ego dan ambisi mengalahkan segalanya. Ia tidak bisa kehilangan semua kekayaan yang telah dirintis selama ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tree of Promise
FanfictionCOMPLETE - Janjiku akan memanduku untuk memilikimu. Janjiku akan memanduku untuk membahagiakanmu. Bertahanlah di sisiku dengan mengingat janjiku.