Second "J" and Third "J"

15 3 0
                                    

Seperti yang telah author gambarkan pada bagian sebelumnya. John yang sering mengunjungi teman baiknya Jimmy, secara tidak langsung sering bertatap muka dengan Joni.

John melihat banyak sekali kesamaan dia dengan Joni. Mulai dari perhatian kepada sesama teman sebaya mereka, cara dia memperlakukan orang yang lebih tua. Cara Joni berjalan, menyelesaikan permasalahan yang ada, dan semuanya yang ada pada Joni sungguh membuat John penasaran. Perasaan kagum pada pribadi Joni, saat itu muncul pada John.

Seperti biasa sore itu, semburat mentari senja menyinari bunga Bougainville di halaman rumah Joni. Siluet seorang gadis manis yang baru beranjak remaja terpampang di pinggir jalan setapak yang rapi. Gemulai angin meniup rambutnya ketika itu gadis manis, Joni Lee sedang menyiram bunga - bunga di halamannya.

John melihat pemandangan indah tersebut dari  sebuah tanjakan sebelum ia sampai di depan rumah Jimmy, teman baiknya itu. John amat menikmati pemandangan indah tersebut, betapa gemulainya angin menyentuh setiap inchi rambut Joni, mengangkatnya ke atas dan memamerkannya kepada siapapun yang melihatnya.

Gemericik air yang tertuang dari mulut penyiram air, betapa mewakili gemericik hati seorang pemuda bertampang pas pas an dengan pautan usia cukup jauh dengan gadis yang ia kagumi. Lebih tepatnya ia telah menyediakan ruangan tertentu di dalam hatinya untuk gadis ini.

"Hi, Joni!  Kamu terlihat ceria sore ini" hanya ini yang mampu tercurah dari mulut John ketika melihat Joni. Tidak ada kata lain yang terucap semuanya tercekat dalam tenggorokannya karena perasaan kagum dan pastinya benih cinta sudah muncul disana.

Joni setiap saat juga hanya membalas, "Hi, juga John ! Seperti biasa ya, kamu mengunjungi sohib kamu kan?" Dan sudah pasti jawaban John setiap saat adalah anggukan kepala yang berarti Iya.  Sekali lagi itu semua karena groginya John menghadapi senyuman manis semanis permen lolipop yang ditebarkan oleh Joni kepadanya.

Sekali lagi John telah salah dalam hal ini, ia salah menerjemahkan senyum seorang Joni kepadanya tiap kali ia menyapa Joni. Salah karena John tidak pernah bertanya pertanyaan lain yang lebih jauh untuk mengenal Joni.

John terlalu tidak memiliki keberanian untuk hal itu, ia berpikir saat itu dia 22 tahun, Joni paling berusia 13 tahunan ( ia tidak pernah tahu angka tepatnya karena tentu tidak memiliki keberanian bertanya akan hal itu ). Ia tidak memiliki PD karena wajah yang pas pas an saja, ia tidak pernah sukses terhadap hubungan dengan wanita.

Semua perasaan, kegalauan di hati ini, dia kemas dalam bungkusan kado yang kelak ia akan buka namun tidak untuk saat ini atau lebih tepatnya ia merasa kado itu bungkusannya tidak boleh dibuka saat itu. Kapankah saat itu ataukah saat itu tidak pernah akan datang?

Tbc

Author POV:
Selamat tahun baru 2019 kepada semua yang membaca cerita ini. Author mengetik cerita ini tepat di awal tahun baru, saat mengetik ini author di luar dari kampung halamannya, author juga ada sedikit rasa bersalah karena tidak peka (pekak) terhadap seseorang..

Tapi lupakanlah semuanya.. Yang penting author mau berubah ya kan guys. Tunggu kelanjutan cerita ini ya…

J J J Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang