Jungkook hanya anak pindahan hari itu. Tidak ada yang menarik dari dirinya. Dia tidak menonjol seperti kawan sebangkunya Kim Mingyu, atlet basket tim inti. Jungkook anak yang pendiam; tidak banyak bicara dan sukar bergaul. Dia banyak menghabiskan sisa waktu di perpustakaan atau ruang musik, bermain piano secara random.Penampilan Jungkook juga sama seperti anak SMU kebanyakan. Potongan rambut sederhana, dan seragam rapi sesuai aturan sekolah. Jungkook bukan anak orang kaya, keluarganya tinggal di apartemen sempit di Ibu kota. Ayahnya hanya buruh pabrik dan ibunya membuka warung makan kecil didekat rumah mereka.
Kehidupan orang tuanya yang suka berpindah, dengan alasan mencari peruntungan membuat Jungkook tidak pernah punya teman. Tidak ada waktunya untuk berbaur dan pergi karaoke. Sepulang sekolah, dia membantu ayahnya bekerja di pabrik sebagai kuli angkut. Upah yang diterima cukup untuk uang sakunya, tapi Jungkook selalu menyimpan uang pemberian bos dermawan ayahnya ke tabungan. Berpikir, dia bisa mencicil untuk biaya masuk universitas.
Secara fisik, Jungkook anak yang cukup tampan, tinggi, dan bertubuh kekar. Dia senang berolahraga untuk menjaga kebugaran tubuh, kata akal logis Jungkook, lebih baik uangnya dihabiskan untuk makan dan pergi ke pelatihan kebugaran, agar bisa hidup sehat, dan terus bekerja, ketimbang memberikan uang yang susah didapatkan kepada dokter.
Jungkook benci rumah sakit, adalah satu fakta lain mengenai dirinya.
Minggu pertama kepindahan Jungkook dari Busan ke Seoul masih dalam suasana tenang. Minggu kedua, sedikit terusik dengan kehadiran para gadis yang mengintip dirinya secara terang-terangan dari jendela maupun pintu. Dan minggu ketiga Jungkook justru mengumpankan diri pada para gadis penguntit. Awalnya dia tidak sengaja menerima ajakan Mingyu untuk main basket berdua, dan tidak bisa menolak guru olahraga yang memintanya untuk masuk ke tim basket. Pelatih pun langsung memasukkan Jungkook ke tim inti, begitu melihat permainan Jungkook yang menurutnya begitu apik.
Jadilah, para gadis penguntitnya semakin membludak dari hari ke hari. Lapangan indoor menjadi saksi bagaimana para gadis itu menggilai Jungkook. Meneriakkan namanya seperti orang kesetanan. Seratus persen membuat telinga Jungkook pengang dan migren.
Awalnya Jungkook hanya menginginkan beasiswa dengan menjadi juara satu paralel seangkatannya, dan memenangkan beberapa olimpiade, bukan untuk pamer diri dan menarik seluruh perhatian. Jungkook masih tetap heran, ada apa dengan para gadis itu, ‘sih?
Kata Mingyu, “Siapa yang bisa menolak Jeon Jungkook? Tampan, cerdas, calon kapten basket. Jika aku jadi gadis, aku jelas akan mengejarmu. Tidak peduli seberapa miskinnya dirimu, asal kamu punya wajah dan otak yang seksi. Kamu pasti bisa meneruskan perusahaan Ayahku. Itu yang gadis-gadis penguntitmu pikirkan.”
Gila. Julukan itu yang Jungkook sematkan untuk mereka.
Tapi para orang gila itu menguntungkan, Jungkook selalu mendapat bekal tambahan. Mau menolak karena gengsi? Makanan itu, ‘kan sayang kalau dibuang. Mubazir. Cari makan itu susah. Mengorek tempat sampah seharian belum tentu dapat makanan. Jadi Jungkook tidak pernah menolak pemberian kotak bekal, jika terlalu banyak juga dia bagikan ke teman-teman tim basket.
Namun, tiga bulan pasca kepindahannya. Untuk pertama kalinya, hidup Jungkook dibuat ribut oleh seseorang. Orang itu tidak berbuat anarkis pada Jungkook. Dia hanya berdiri di sana, tapi dengan hanya memandangnya itu sukses membuat rasa penasaran dalam diri Jungkook yang padam memercik kembali.
Kim Taehyung,
Si rambut merah menyala, patah lengan kiri; digips, dan dikalungkan ke leher. Melangkah lugas di lorong sekolah dengan senyum dan sapaan selamat pagi.
Layaknya lentera dalam kegelapan, membuat Jungkook mengintip. Mendekat. Melihat lebih jelas.
Dia berkilau. Cantik. Indah. Dan menyenangkan hati. Tanpa sadar membuat Jungkook lebih sering tersenyum hanya dengan memikirkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let You Go ✅
Fanfiction[ Special Taehyung B'Day ] "Sudah waktunya mengucapkan selamat tinggal. Sekarang aku akan melepaskan tanganmu Walaupun sulit untuk mengucapkan selamat tinggal Tapi tidak ada pilihan lain lagi Aku siap melepaskan kamuㅡ Lepaskan aku juga ya?" - - Koo...