1 JanuariㅡHappy New Year“Jungkook jelas lebih kaya dan cocok bersanding denganmu ketimbang manajer pemasaran yang mengajakmu kencan buta kemarin malam,” kata Yoongi melirik Taehyung yang tampak santai membaca sebuah buku klasik yang menjadi hadiah dari Hoseok ketika ulangtahun Taehyung yang ke dua puluh tiga.
Taehyung sesekali mendesis nikmat ketika bahunya diurut—mereka sedang berada di spa. Ajakan Taehyung, katanya mengurangi rasa gugup sebelum tampil di atas panggung nanti malam.
“Jungkook punya perusahaan elektronik yang dia bangun sendiri. Jungkook punya toko obat hewan dan pertanian kecil di New Zealand. Jungkook punya 10 persen saham Samsungㅡastaga! Artinya, teman kencan butamu kemarin itu bawahan Jungkook secara tidak langsung. Jungkook juga punya 30 persen saham di Hyundai yang dibagi dua dengan Jimin. Jungkook memberikan orangtuanya rumah baru, dan sewaan restoran tradisional korea, sebuah apartemen mewah untuk kalian tinggali bersamaㅡastaga, aku jadi penasaran, berapa penghasilan Jungkook sebulan?”
Taehyung hanya mendengus mendengar celotehan Yoongi. “Mana aku tahu. Kalau tidak Jimin yang cerita aku jelas tidak tahu apa saja usaha yang sudah coba dirintis oleh Jungkook. Dia tidak menceritakan semua keberhasilannya padaku, hanya menceritakan padaku betapa sibuknya dia, ini, itu. Ujungnya bilang seperti ini, Taehyung apapun yang aku lakukan, hanya percaya saja padaku. Sialan!”
Yoongi tertawa pelan, “Aku menyimpulkan sesuatu. Jungkook sepertinya tidak ingin mengatakan omong kosong, dia ingin kamu melihat semua yang dia punya adalah milikmu juga. Dia akan cerita kalau kalian sudah bertemu. Mengeluh padamu, artinya dia masih membutuhkanmu. Kamu masih prioritas pertama baginya.”
“Sudah tidak mau tahu, tuh. Aku sebal.” Taehyung melirik handphonenya yang sejak tadi terus berkedip. Beberapa panggilan dari Jungkook. Tumben sekali. Ada apa? “Yoongi, habis ini antar aku ke butik ambil kostum.”
“Hari ini kamu Tuan Puterinya, Taehyung.”
“Sialan! Aku laki-laki!”
-ooOoo-
“Jungkook duduklah, kamu baru mendarat di bumi! Bukan keluar dari tanah seperti cacing kepanasan tidak bisa diam! Mondar-mandir, aku yang lihat jadi ikut pusing!”
“Jimin, Taehyung tidak menjawab teleponku. Bagaimana aku bisa tenang?!”
“Marah mungkin, ‘kan selama ini kamu tidak pernah menghubungi dia lebih dulu. Kemarin saat Taehyung ulangtahun, kamu hilang kabar seharian. Terus tiba-tiba menghubunginya, jelas saja tidak akan diangkat. Lagipula Taehyung sibuk, ini penampilan perdananya yang ditonton banyak orang,” ujar Jimin, memandang jengah Jungkook yang terus uring-uringan sejak menginjakan kakinya kembali ke Seoul. Akhirnya Jeon Jungkook pulang setelah lima tahun merantau. Masih ingat rumah juga rupanya.
Dua hari belakangan, terhitung sejak ulangtahun Taehyung. Jungkook sibuk mencari pegawai baru untuk memegang kendali toko obatnya dan sibuk mengurus berkas kepindahan kantornya ke Korea. Teman Jungkook, Kim Namjoon yang pernah memberikan Jungkook pekerjaan di toko elektronik kecilnyaㅡmereka sama-sama merintis perusahaan eletronik ini, tapi Jungkook yang mengatur semua masalah manajemen, sedang Namjoon bekerja di belakang, melihat persediaan barang dan merakit elektronik. Alasan itulah yang menjadikan Jungkook sebagai pemegang saham utama. Dia CEO-nya karena keuntungan yang dihasilkan Jungkook berkali lipat lebih besar dari modal awal yang dimiliki Namjoon.
Bakat alami Jungkook memiliki otak jenius dan mulut yang sopan. Membuat sebagian besar rekan kerja Jungkook tidak segan menerima ajakan kerjasama yang diajukan.
“Jadi, kantor utamamu sekarang pindah ke Korea?”
Jungkook mengangguk, masih mencoba menghubungi Taehyung. “Aku menyewa sebuah gedung untuk sementara. Jika keuntungan di Korea bisa lebih besar, aku akan membeli gedung baru.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Let You Go ✅
Fanfic[ Special Taehyung B'Day ] "Sudah waktunya mengucapkan selamat tinggal. Sekarang aku akan melepaskan tanganmu Walaupun sulit untuk mengucapkan selamat tinggal Tapi tidak ada pilihan lain lagi Aku siap melepaskan kamuㅡ Lepaskan aku juga ya?" - - Koo...