Keempat

2.3K 349 24
                                    


Jungkook turun dari bis dengan perasaan luar biasa bahagia. Berlari dari halte hingga sepanjang jalan menuju rumahnya seperti orang gila. Senyum tidak luntur dari wajah Jungkook. Dia berteriak entah pada siapa. Pada angin? Langit malam? Bintang? Bulan? Pohon? Karena suaranya hanya menggelegar tanpa ada yang menangkap.

“Kim Taehyung, saranghae!”

Harusnya. Saat Taehyung mengangguk dengan pasti. Berkata Iya dengan begitu jelas. Dan wajah bersemu, serta senyum malu. Harusnya Jungkook memeluk Taehyung, menyalurkan bagaimana bahagianya dia bisa mendapatkan sosok seperti Taehyung. Balas dicintai dengan perasaan yang sama.

Tetapi kala itu Jungkook hanya merasakan lemas pada seluruh sistem saraf tubuhnya. Dia merasa seluruh beban pada pundaknya terangkat. Dia hanya mengusak kepalanya karena canggung. Dan ledakan tawa keluar dari bibir keduanya.

Mereka merasakan hal sama, saling melirik malu dengan wajah tersipu. Tidak tahu harus berbuat apa ketika ungkapan cinta berhasil dilontarkan. Berciuman seperti dalam drama? Hell, berpelukan saja Jungkook ragu melakukannya. Tidak mau dicap agresif dan tidak mau membuat Taehyung risih. Entah bagaimana kedepannya, Jungkook ingin ini berjalan senatural mungkin.

Setidaknya dia tahu, Taehyung juga memiliki rasa yang sama dengan dirinya.

Jungkook membuka pintu rumah, melihat sepatu ayahnya sudah ditaruh rapi pada rak. Dia tadi sengaja meminta ayahnya untuk pulang lebih dulu karena ingin bertemu Taehyung. Ruang tamu yang merupakan ruang makan sekaligus lampunya telah padam. Kamar orang tuanya sudah tertutup, berarti orangtuanya  tidur lebih awal untuk hari ini. Jungkook memaklumi, orangtuanya kelelahan bekerja sepanjang hari.

Dia berbaring di tempat tidur dan tepat saat itu Taehyung mengiriminya pesan.

“Jungkook, sudah sampai rumah?”

Dan Jungkook membalasnya dengan panggilan telepon.

Halo, Jungkook?” suara Taehyung berbisik halus sekali. Seperti sedang bersembunyi agar tidak ketahuan.

“Apa aku melanggar jam tidur malammu?”

Iya, tapiㅡ“ Taehyung menyela cepat, “Tidak apa-apa. Aku baru minum obat dan efek obatnya belum berjalan, jadi belum mengantuk.”

“Kamu sakit?”

“Bukan. Ini hanya obat terapi dan vitamin. Papaku memang suka berlebihan, padahal aku tidak kesakitan. Jungkook,”

“Iya, sayang?”

“Taehyung?”

“Jungkook, jangan buat aku malu!”

“Oke, maafkan aku. Tapi aku suka wajah meronamu.”

“Kamu juga merona saat minta aku jadi pacarmu tadi.”

“Itu alamiah, Taehyung. Ini pertamanya bagiku tertarik pada seseorang. Aku harap ini yang terakhir juga.” Jungkook tidur terlentang sambil menatap langit-langit kamarnya. “Rasanya seperti mimpi.”

Jangan bangunkan aku, Jungkook,” kata Taehyung masih berbisik.

“Aku tidak percaya ada makhluk begitu sempurna. Tuhan sepertinya sedang bahagia ketika menciptakaanmu, Taehyung. Kamu dan hati kamu yang baik.”

Jungkook, hentikan!”

Jungkook tertawa samar, dia melihat jam pada layar handphonenya. Sudah waktunya untuk tidur. “Taehyung, apa yang membuatmu bisa tidur lebih cepat?”

Let You Go ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang