Jika kamu lebih memilih dia, aku bisa apa? Cuma menunggu dan tahu diri. Bahwa aku tidak bisa masuk ke dalam hatimu.
-fahriAzira memanggil nama Zhafira dan berteriak untuk berhenti. Sedangkan Zhafira berjalan cepat di koridor sekolah tanpa menoleh kebelakang.
Airmata tidak bisa berhenti sejak Zhafira keluar dari ruang osis. Jantungnya berdebar dengan cepat bersamaan dengan langkah kakinya.
Dilain tempat Fahri berlari-lari kecil mencari Zhafira dan Azira. Tepat di tikungan mereka berpapasan dan bertabrakan. Tidak membuat Zhafira jatuh, tapi membuat rasa terkejut Fahri melihat mata Indah milik Zhafira mengeluarkan air mata.
"Ra?"
Zhafira tidak menanggapi, dia langsung pergi agar Fahri tidak melihatnya sedang menangis. Tapi Fahri lebih cepat memegang tangan Zhafira agar tidak pergi. Zhafira hanya bisa menahan isakan tangis dengan menutupinya dengan jilbab nya. Azira yang melihat mereka menarik nafas lega, karena Zhafira tidak lagi berlari.
"Lepas," ucap Zhafira.
Fahri hendak membuka mulut tapi terdengar pengumuman dari speaker sekolah.
"ASSALAMUALAIKUM. PENGUMUMAN UNTUK SEMUA SISWA. DI PULANGKAN LEBIH AWAL KARENA PARA GURU ADA RAPAT MENDADAK. TERIMAKASIH. WASSALAMUALAIKUM."
Mendengar pengumuman itu seluruh murid yang ada di koridor teriak gembira karena di pulangkan lebih awal.
Tidak dengan Zhafira, Fahri, dan Azira. Mereka tetap diam ditemani isakan tangis Zhafira.
"Ikut gue dulu. Azira, lo boleh pulang. Biar Zhafira pulang sama gue," kata Fahri. Azira mengangguk lalu pergi meninggalkan mereka.
"Lepas. Nggak usah megang tangan gue," mendengar perkataan Zhafira, Fahri melepaskan tangan Zhafira.
"Kita ke kelas ambil tas, terus cerita semua di lapangan basket selagi gue belum latian, " kata Fahri lalu pergi kekelas. Zhafira mengikutinya dari belakang.
➖➖➖➖➖➖➖➖
Zhafira povAku pergi kelapangan basket sendiri, karena Fahri sudah bersama dengan temannya. Sebelum ke lapangan basket aku mencuci wajahku di toilet agar tidak terlihat habis menangis.
Ketika aku hendak mengambil tisu di tas, lagi-lagi ada kotak pink. Sama seperti kemarin terdapat catatan kecil lalu aku membacanya.
To: Zhafira
Aku tidak suka melihatmu bersedih
-pengagumrahasiaKu buka kotak itu yang ternyata berisi sapu tangan dan coklat kesukaanku. Siapa yang meletakkan ini lagi? Kotak itu langsung ku masukkan lagi ke tas dan aku langsung pergi ke lapangan basket.
Sesampainya di lapangan basket, hanya ada Fahri disana. Duduk sambil memainkan handphone. Aku menghampirinya.
"Belum mulai latian?" tanyaku setelah aku duduk di samping Fahri.
"Mereka lagi di kantin," jawab Fahri. Dia mematikan handphone nya dan menghadap kearahku.
"Kenapa tadi lo nangis? "
"Lo ngasih gue coklat?"
Tanya kami bersamaan.
"Hah, coklat? Bukannya terakhir gue traktir lo coklat waktu beli di supermarket sekalian beli bahan masak buat bunda?" jawab Fahri terlebih dahulu.
"Owh," balasku cuek. Ternyata bukan Fahri.
"Jawab pertanyaan gue tadi," ucap Fahri. Reflek aku menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE
Teen FictionMereka senja dan hujan. Senja yang selalu menghangati dan memberi kenyamanan, tapi dia pergi tanpa aba-aba. Dialah Cinta pertamaku yang pergi. Hujan yang selalu hadir ketika sedih menghampiriku. Kadang melindungiku menggunakan payung merah itu. Sel...