Car.

507 93 21
                                    

"nuna, ayo." itu doyum yang masih merajuk kepada ku.

Biarpun merajuk, tapi dia tetap saja mendahulukan ku ketika masuk ke dalam lift dan masuk ke dalam mobil. Bahkan si manja ini membuka kan pintu mobil untuk ku. Ckck ternyata bocah ini punya sisi Gentleman juga.

Benar benar sebuah sisi yang tidak terduga dari jeon doyum.

Di dalam mobil aku duduk dibelakang bersama doyum. Suasana masih terasa canggung karna aku yang memang tidak ingin bicara dengan doyum dan ditambah doyum yang masih merajuk karna sarapan tadi.

Aku benar benar tidak nyaman dengan suasana ini. Tapi doyum yang biasa berisik pun tetap diam dengan sepasang wireless earphone di telinganya, dia sedang mendengarkan lagu sepertinya.

Ketika mobil melewati halte, aku lihat halte penuh dengan murid dari berbagai sekolah dan ada beberapa pekerja juga. Halte benar benar ramai. Sedikit bersyukur karna tumpangan dari jeon doyum aku jadi tidak perlu berangkat berdesakan di dalam bus.

Perjalanan masih lumayan jauh, tapi suasana ini benar benar tidak nyaman untuk ku.

Akhirnya aku memutuskan untuk bermain ponsel juga, ku buka aplikasi chat dan melihat ada beberapa chat masuk yang belum ku balas.

Satu chat baru masuk ke ponsel ku.

Sowonie
Dimana?
Aku sudah di sekolah
Haruskah aku membelikan roti dan susu?

Ga perlu,
Aku sudah sarapan
Aku dijalan menuju sekolah
Tunggu,

Tumben sekali kau ini wkwka
Iya aku tunggu, beberapa anggota juga sudah datang
Cepat wkwk

Chat dari sowon tidak ku balas lagi. Lagi pula dia hanya akan membuatku panik dengan bilang kalau bel sebentar lagi akan berbunyi. Padahal bel akan berbunyi 30 menit lagi.

Ah ya, sowon itu teman ku, teman dekat. Lee Sowon nama lengkapnya. Dia cantik, tinggi, cukup populer juga dengan ketegasannya. Fyi, dia anggota disiplin sekolah.

Dan aku pun punya jabatan disekolah ini. Apa kalian tidak penasaran? Wkwk

Sebentar lagi sampai di sekolah dan aku benar benar tidak ingin orang lain memandang aneh ketika aku turun dari mobil yang sama dengan Jeon Doyum.

Aku melihat wajah doyum dengan hati hati. Wajahnya marahnya sudah hilang, dan sudah kembali jadi doyum dengan senyum yang ceria. Bahkan dia mulai menyenandungnya lagu yang sedang dia dengarkan dari ponselnya tersebut.

Akhirnya aku putuskan untuk berbicara dengan doyum,

"....yum." kataku sambil menepuk lengannya pelan.

Dia menengok ke arah ku dengan tatapan 'ada apa' dilengkapi dengan senyum.

Aku jadi berani untuk bicara lagi dengan doyum.

"nanti aku turun di halte dekat sekolah aja ya."

"hah? Tapi kenapa nuna?" dia sedikit terkejut dengan permintaanku.

"kalo kita keliatan turun dari mobil yang sama bukannya itu rasanyanya aneh yum?" aku berusaha selogis mungkin memberikan alasan.

"terus kenapa emangnya nun?" respon doyum tidak seperti ekspetasiku ternyata. Dia malah balik menanyaiku dan disertai dengan wajah merajuknya yang muncul kembali.

Akhirnya aku pun diam tidak menjawab pertanyaan dia.

Aku dan doyum kembali diam didalam mobil.

Halte dekat sekolah mulai terlihat dari kejauhan. Aku benar benar merasa harus turun disini karna tidak ingin merasa tidak nyaman dengan pandangan orang lain ketika disekolah nanti.

"pak tolong berhenti di halte depan itu ya." kata ku pada supir keluarga jeon ini.

Supir ini hanya mengangguk patuh. Dan mulai menepi karna halte yang ku maksud semakin dekat.

Ku lihat raut muka doyum semakin gelap. Aku jadi ragu akan turun di halte atau tidak. Aku takut dia akan merajuk dan tidak jadi berangkat sekolah lalu malah minta diantar kembali ke apartement.

Mobil sudah menepi dan berhenti didekat halte. Aku mulai menggendong tas ku dan membuka pintu mobil.

Seketika doyum menarik tangan ku. Aku kembali duduk dan pintu yang baru terbuka sedikit kembali tertutup. Aku menatap doyum bingung.

"kalo nuna turun disini.." dia menghela napasnya.

Aku menunggu lanjutan kalimatnya. Tiba-tiba dia menatap mataku sambil tetap memegang erat tanganku.

"besok aku akan minta 2 mobil dan 2 supir untuk mengantar aku dan nuna. Jika nuna malu untuk berada di mobil yang sama denganku."

"jalan pak." itu perintah jeon doyum pada supirnya.

Aku hanya bisa duduk diam termenung. Kata kata jeon doyum benar benar tidak bisa dibantah.

Dia manja, dia gampang merajuk dan dia punya sisi gentleman.

Sekarang aku tau sisi baru dari jeon doyum, jeon doyum si otoriter. Dia benar benar bertindak semau keinginan dia dan tidak bisa dibantah.

Dasar jeon doyum menyebalkan, aku semakin membenci mu.

👉👈

Hello~
Gimana chapter ini hm? Suka ga? Kalo ada yang kurang atau mau kasih saran silahkan aja loh:)

Ah iya. Siapa yang kesal sama mbc setelah tau siapa yang ke elim minggu ini hm?
Kayanya aku masuk #timhujatmbc deh wkwk
Rasanya ga terima aja yang ke elim tuh yang talent nya bagus.

Tapi sadar kah kalian under19 stan? Wkwk
Member under19 tuh bener bener kaya ngasih healing gitu loh buat kita setelah kesel banget sama mbc wkwk

"Rui be like : aku gapapa kok, kamu gausah kesel lagi."
KALO KAMU KAYA GINI AKU MANA BISA KESEL SIH HM

Fans indonesia, udah gumoh belum di notice terus sama rui? Wkwk

Terakhir,
- kolom hujat wonuwifeu -

Just Little Shit Called Jeon Doyum (Under Nineteen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang