Masa orientasi untuk siswa baru sudah lewat. Sekarang kegiatan belajar mengajar sudah berjalan normal.
Termasuk rutinitasku sebagai 'budak sekolah' yang menjadikan ku selalu pulang terlambat di banding yang lain.
Sore ini pun begitu.
Langit mulai menggelap dan aku masih berada di ruangan kecil paling sudut dilantai 3 ini.
Aku tidak sendiri, masih ada Yoo yongha si ketua dan Kim Junseo si sekertaris.
Dan ya, aku. Seorang wakil ketua.
Bukan kan aku sudah bilang jika aku punya jabatan di sekolah ini?
Aku masih mengerjakan proposal untuk acara MT anak baru.
Karna acaranya akan dihandle oleh anggota osis sepenuhnya, jadi para guru dan dewan pun menyerahkan semua tanggung jawab pada osis.
Proposal ini baru di buat hari ini dan sudah di berikan deadline oleh kepala sekolah 2 hari lagi.
Bukan aku yang malas mengerjakan tapi deadline yang menghampiri ku lebih dulu kan?
Ku lihat di ujung ruangan yongha sedang sibuk dengan ponselnya di atas sofa.
Di ujung lain ada junseo yang juga sibuk dengan ponselnya. Sepertinya ibu nya menghubunginya.
Ibunya? Suaranya terdengar lebih muda.
Mungkin kakaknya? Tapi kenapa harus ada panggilan sayang yang di ucapkan.
Adik nya kah? Hey bahkan kim junseo tidak punya adik. Dia seorang bungsu.
Ckck itu pasti pacarnya.
"aku akan pulang sebentar lagi sayang."
"sabar ya.."
"terima kasih karna sudah menunggu ku baby.."
"iya sebentar lagi aku turun bae."
Hanya itu yang kudengar keluar dari mulut junseo saat bertelepon dengan pacarnya.
"yak kim junseo, lihat lah ekspresi yuna." itu yongha.
"yuna bahkan jijik dengan semua panggilan sayang mu pada pacarmu itu." lanjut yongha sambil tertawa.
"maafkan aku yuna hehe" junseo menatap ku dengan tawa bodohnya.
"jadi bolehkan aku pulang duluan? Yeri sudah menunggu dari tadi." junseo menggendong tas nya dan berjalan ke arah pintu. Masih dengan tawa bodohnya.
"bukan kah proposal ini tugas mu kim junseo?"
Benarkan? Apa tugas seorang sekertaris? Ckck
"kau yang buat, aku yang akan mengkoreksi nanti. Bye yuna yongha."
Junseo kemudian langsung membuka pintu dan lari. Dia kabur dari ruang osis.
Aku hanya bisa menghembuskan nafas kasar.
Bukan kah terbalik, harusnya aku kan yang mengoreksi pekerjaan sekertaris. Ckck harus kah aku turun jabatan?
Yongha hanya tertawa disudut ruangan.
"sabar lah yuna, aku akan menemani mu kok."
"kau juga seharusnya membantuku, ketua bodoh."
Perkataan ku hanya di balas gelak tawa oleh yongha.
Kemudian aku kembali fokus pada layar laptop ku dan yongha kembali fokus pada ponselnya.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Little Shit Called Jeon Doyum (Under Nineteen)
Фанфик"Nunaaaa~" "berisik yeom ish" jeon doyeom; bocah absurd tapi bikin kangen terus. • 050119 Rank #1 in #U19