Masih dengan matahari yang sama,
Kilauan yang sama
Dan ditempat yang samaAku tidak pernah beranjak sedikit pun dari tempat ini
Masih memandangi matahari itu
Sinarnya mungkin tidak seterang dulu
Ada awan kelabu sedang bertamu
Membuat sinar itu sedikit meredupWalau sinarnya tidak seterang dulu
Tapi kilaunya tetap sama dimataku
Selalu saja, membuatku terpukau
Kilauan redup matahariku
Tetap terlihat indah
Hingga rasanya berat untuk meninggalkan tempat iniMatahariku sedang redup
Karena awan kelabu
Sesekali aku rentangkan tangan ku ke atas
Ku kibaskan jemariku
Mencoba menghalau si kelabu
Mencoba mengusirnya agar tak menghalangi sinar mataharikuTapi yang aku kibas hanya hembusan angin
Aku tidak bisa menggapainya
Dia terlalu jauh
Matahariku terlalu jauhSedihku pun tidak akan membuat kelabu itu pergi
Dari sini, dari tempat ini
Aku hanya bisa tersenyum menantikan sinarnya kembali
Meyakinkan dia bahwa kelabu itu akan pergiKarena dia adalah matahari
Matahari akan selalu bersinar sekalipun tertutup awan
.
.
.
YOU ARE READING
Poem is My Wor(l)ds
PoetryTerkadang ada kata yang tak mampu terucap lisan. Pada saat itulah sajak dan puisi bekerja, saat lisan memiliki batas ucapan. Membantu lisan merangkai kata hingga makna tersampaikan pada dunia. . . .