JAM menunjukkan pukul dua belas malam saat Taeil merasa tenggorokannya kering. Tanpa ingin membangunkan teman sekamarnya, ia berjalan menuruni tangga dan tersentak saat melihat bahwa lantai bawah begitu gelap.
Semua lampu hampir tidak menyala dan Taeil tidak tahu dimana letak sakrlar lampu, akhirnya setelah mengumpulkan keberanian ia berjalan menuju dapur. Walaupun begitu gelap, namun ia masih bisa melihat beberapa benda yang ada di dalam villa.
Klontang!
Suara panci jatuh berhasil membuat Taeil terkejut setengah mati, bahkan ia hampir berteriak ketakutan! Tapi untungnya Taeil masih sadar diri, ia tidak mungkin membangunkan semua member yang sedang beristirahat dengan berteriak seperti orang tolol.
Saat sampai di dapur ia melihat siluet seseorang yang sedang membuka lemari penyimpanan; tapi bukankah aneh? Kenapa harus mencari dalam keadaan gelap? Bukankah tidak akan terlihat apa-apa?
"Siapa itu?" tanya Taeil pada akhirnya, sosok itu berbalik dan matanya terlihat menyala di dalam kegelapan. Mungkin ini hanya karena efek atau apa, tapi sungguh, Taeil ketakutan sekarang!
"Taeil hyung?" ujar sosok itu sembari perlahan berjalan mendekat ke arah Taeil.
Ingin mundur, tapi ternyata punggungnya terbentur oleh kulkas. Mungkin ini nasib sial Taeil, tapi tunggu.. Suara tadi, ia mengenali suara itu.
"Doyoung?"
"Ya ini aku,"
"Astaga! Kenapa kau tidak menyalakan lampu?!" pekik Taeil frustasi, kini ia bisa bernafas dengan lega karena mengetahui itu adalah Doyoung.
Si lelaki yang lebih muda tertawa kecil. "Aku tidak tahu dimana saklar lampu nya,"
Ah mereka ini, jadi sama-sama tidak tahu dimana saklar lampu ya?
Akhirnya Taeil membuka kulkas dan mengambil botol air mineral, cahaya dari kulkas berhasil membuat sedikit penerangan di ruangan itu. "Apa yang kau lakukan Doyoung-ah?" ia meneguk botol itu dengan rakus.
"Memasak ramen, aku lapar." nada suaranya terdengar begitu datar kali ini. Kemudian Doyoung mengambil panci yang tadi ia jatuhkan dan mengisi air, lalu menaruh panci itu diatas komporㅡia menyalakan api, kini kedua tangannya kembali sibuk mencari beberapa ramen di lemari penyimpanan.
Taeil berbalik dan berteriak kencang. "DOYOUNG! APA ITU DI BELAKANGMU?!" ia hampir menjatuhkan botol kaca di tangannya. Matanya terus menatap ke arah belakang tubuh Doyoung dengan ekspresi ketakutan.
Otomatis Doyoung menoleh. "Apa hyung? Apa?" ia panik, kenapa barusan Taeil meneriakinya seperti itu? Ia tidak melihat apapun di belakangnya demi Tuhan!
"Di belakang bajumu! Kecoak!" setelah mengatakan itu Taeil kembali menutup kulkas dan berlari ke lantai atas. Meninggalkan Doyoung yang langsung melepas bajunya dan membuang benda itu ke sembarang arah.
Sialan, sungguh sialan! Bagaimana di tempat bagus seperti ini bisa ada kecoak yang menempel pada bajunya?
"Tunggu, bagaimana Taeil hyung bisa melihat kecoak menempel di belakang tubuhku?" gumamnya pelan, jarak kompor dan kulkas cukup jauh. Penerangannya pun tidak akan sampai, Doyoung juga tidak merasakan ada seekor kecoak di belakang tubuhnya sejak tadi. Jika itu binatang kecil, sudah pasti tidak akan terlihat di kegelapan seperti ini.
Sebenarnya, apa yang Taeil lihat?
KAMU SEDANG MEMBACA
Simon Says •NCT 127• ✔
Horror[Horror] [Thiller] [Crime] "What if simon sayㅡ'kill your friends?'" •NCT 127 •Horror || Thriller || Crime || Gore •Cerita Asli Milik Rachel (Penulis) Start : 221118 End : -