Tahun Baru Bersama Kunimi Akira

346 29 43
                                    

Story by sinhres

Selamat Menikmati!~

Kunimi Akira, nama dari seorang pria berperawakan datar yang telah menginjakkan kaki di kelas satu SMA selama kurang lebih sembilan bulan.

Selama enam belas tahun ia hidup, tak pernah sekalipun hatinya terpikat dengan seorang manusia. Bukan berarti selama ini ia terpikat dengan makhluk halus, gaib, atau alien. Ia hanya belum bisa menemukan ketertarikan pada seorang perempuan.

"Kunimi," ujar teman sekelasnya--sebut saja Lavender.

"Ada apa?" tanya Kunimi pada Lavender. Lavender menyerah sebuah surat padanya. "I-ini, silahkan dibaca." Lavender pun pergi setelah menyerahkannya.

Ini bukan pertama kalinya seorang Kunimi Akira mendapatkan sebuah kertas. Ia sering dapat kertas ketika ulangan, saat tanabata, saat natal, dan saat-saat lainnya.

Kunimi membuka surat itu dan membacanya.

Hai, Kunimi-kun. Aku suka dengan Kindaichi-kun, bisakah kau membantuku?

Sebut saja Lavender

Kindaichi Yuutarou, nama dari seorang pria yang sering disebut kepala lobak oleh rekan sepervolian Kageyama. Kageyama Tobio, nama dari seorang pria yang pernah mendapat gelar 'ousama'.

"Jika ia suka dengan Kindaichi, mengapa aku yang diberitahu?" batin Kunimi kesal.

Kunimi pun mengirim pesan pada Kindaichi bahwa ada perempuan yang mengajaknya ketemuan. Kindaichi membalas pesan Kunimi dengan kegirangan.

"Kunimi-kun," panggil seseorang dari kelas di sebelahnya--sebut saja Sayur Asem Pak Yahud.

"Ada apa?" tanya Kunimi pada Sayur Asem Pak Yahud. Sayur Asem Pak Yahud menyerahkan padanya selembar kertas. Setelahnya, Sayur Asem Pak Yahud pergi.

Kunimi membaca kertas itu.

Kunimi-kun, bisa ajak Yahaba-senpai ke tempat ini tidak?

Jl. Petarung Sejati no.1

Terima kasih.

Sebut saja Sayur Asem Pak Yahud

Lagi-lagi, Kunimi harus memberitahu rekan sepervoliannya. Ayolah, Kunimi butuh waktu sendiri.

Kunimi segera mengambil tasnya dan memutuskan untuk pulang, daripada ia harus menerima kertas terus menerus. Lama-lama ia benci dengan kertas. Kasihan kertas harus dibenci oleh seorang manusia bernama Kunimi Akira.

Kunimi melangkahkan kakinya keluar gerbang sekolah. Baru dua langkah melangkah, ia sudah di datangi seseorang.

"Ada apa?" tanya Kunimi.

"A-akhir tahun ini kamu ada kegiatan tidak?" tanya perempuan di depannya. Kunimi tidak kepedean. Ia takut jadi korban php.

"Tidak," jawab Kunimi singkat, padat, jelas, dan cepat. Perempuan itu menghela napasnya sebelum berkata, "Mau pergi kencan?"

Perempuan itu memerah. Kunimi syok. Saya ikutan syok.

"Kencan?" Perempuan itu mengangguk. Kunimi berpikir sejenak, kemudian mengiyakan. Kunimi tidak kepedean. Kunimi berpikir mungkin saja perempuan ini ingin minta bantuannya juga.

Kunimi pulang dengan perasaan gegana. Gelisah galau merana. Kunimi guling-guling di lantai kamarnya.

Gak. Bercanda.

Kunimi cuma duduk di meja belajarnya, membuka buku tugasnya dan mengerjakan soal di dalamnya. Anak rajin dia.

Dua minggu kemudian.

Hari terakhir di bulan Desember sudah datang. Sesuai janji, Kunimi akan berkencan. Kunimi bersiap-siap dan berangkat.

"Kunimi!" sapa Kindaichi. Kindaichi kebetulan mau ke rumah Kunimi.

"Maaf, aku mau pergi," ujar Kunimi. Kindaichi syok. Belum pernah Kunimi keluar rumah saat liburan kecuali belanja atau jalan-jalan pagi.

"Kamu mau kemana?" tanya Kindaichi.

"Kencan." Kindaichi syok berat. Jantungnya yang sudah lama tidak bergerak, mulai teriak-teriak. Kindaichi menjatuhkan tubuhnya di tumpukan salju depan rumah Kunimi. Kunimi mengabaikan Kindaichi.

Kunimi berjalan ke tempat janjian. Perempuan itu ternyata sudah di sana menunggu.

"Sudah lama?" Perempuan itu menggeleng. "Baru saja." Kunimi dan perempuan itu berjalan bersisian.

Jam 23.00.

Kunimi dan perempuan itu sedang berada di sekolah. Bukan, mereka bukan lagi kelas malam, mereka hanya ingin menikmati langit malam di atas atap sekolah.

Saat sudah mencapai lantai paling atas, perempuan itu terjatuh. Bukan terjatuh dari tangga, perempuan itu terjatuh karena tidak bisa membuka pintu. Pintunya terkunci.

"Kita pulang saja." Perempuan itu mengiyakan dan pulang ke rumah.

"Terima kasih, Kunimi," ujar perempuan itu dan memasuki rumahnya. Setelah itu, Kunimi pulang ke rumah.

Di dalam perjalanan pulang, Kunimi berpikir bahwa hari ini semuanya tidak ada faedahnya sama sekali. Dari makan nasi bungkus Pak Yahud di taman, pergi ke pantai saat musim dingin, ketemu Hanamaki dan Matsukawa--kakak kelasnya Kunimi dan diajak karaoke bareng, dan datang ke sekolah.

Semenjak hari itu, Kunimi tidak pernah menerima ajakan kencan dari perempuan manapun. Ia sudah lelah dengan cerita ini.

Kelak Kunimi akan menikah dengan voli.












Gak. Bercanda (2). Dia bukan Kageyama.

Semenjak hari itu, Kunimi menjalani hidup dengan kerusuhan masih di sekitarnya.

Salam terserah,

Manusia/ Sin

Kisah Haikyuu!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang