🍑
Sebuah mobil yang ditumpangi ayah Ethan dan calon ibu barunya baru saja sampai di halaman garasi rumah Ethan. Keduanya turun dan bergegas masuk. Tapi, kekasih ayahnya hampir lupa untuk membawakan bingkisan yang di simpan di tempat duduk belakang. Akhirnya, perempuan itu kembali ke mobil dan mengambilnya dengan berbahagia.
Ayah Ethan, Resa, sudah meminta Ethan untuk membiasakan diri menyebut kekasihnya dengan sebutan 'Ibu' meskipun kenyataannya hubungan mereka masih belum diresmikan dengan pernikahan.
"Sheryl, kamu terlalu memanjakan anak itu." Ucap Resa seraya mengetuk pintu rumah putranya.
"Tidak, Mas. Aku senang malah bisa bawain dia makanan kesukaannya." Ucap Sheryl.
Tak lama, Ethan membukakan pintu dengan dingin. Namun, ia tak akan lupa etika. Ia mempersilahkan keduanya masuk, memeluk keduanya walau sebentar, dan dengan santai menyiapkan minuman dan menyiapkan cemilan.
"Kau besok masih kuliah, Than?" tanya papanya santai sembari meregangkan tubuhnya di sofa panjang ruang keluarga.
Ethan datang dengan dua cangkir tehnya. "Iya, Pa."
"Oke," balas papanya santai. "Than, Papa mau ngobrol sama kamu, duduklah."
Ethan menyimpan dua cangkir teh di atas meja dengan hati-hati. "Ada apa Pa, Bu?"
Ethan duduk di antara Resa dan Sheryl. Ethan menyandarkan tubuhnya di punggung sofa yang empuk. "Hmm... Ethan mau minta maaf Pa... ke Ibu juga."
"No no no, Papa yang minta maaf. Kemarin di kantor lagi hectic banget dan satu karyawan ngeselinnya minta ampun. Papa minta maaf karena lupa ngucapin selamat ulang tahun hari kemarin, ya Nak. Papa juga nyesel banget minggu-minggu kemarin Papa tempramen banget sama kamu. Tapi... Papa harap kamu ngerti alasan di balik marahnya Papa kemarin-kemarin." Terang Resa.
Ethan mengangguk paham. Kemudian, Sheryl pun bicara juga pada Ethan. "Nak, kalo kamu sibuk di kampus sampai gak bisa mampir ke toko Ibu, tolong telepon sebelumnya ya, Sayang. Jadi Ibu bisa bawa mobil sendiri, dan mungkin bisa sekalian nengokin kamu di sini."
Ethan menghela napas panjang sebelum berkata, "Oke, makasih ya Pa, Bu."
"Kau gak ada rencana hang out, Nak? Ini hari pertama kamu di usia dua puluh tiga, lho."
Ethan menggeleng, "Enggak, Pa."
"Oh, kemarin Mamamu serius gak kontekin kamu sama sekali?"
"Bukan cuma kemarin... Papa juga pasti tahu, kan?" keduanya saling melempar ekspresi yang sama.
"Ya sudah, kau jangan banyak mikirin yang hanya ngabisin space di otakmu."
"Siap, Pa," Ethan mengecek ponselnya seraya beranjak dari sofa. "Oh iya, temanku lagi di perjalanan ke sini."
"Serius? Bagus dong, Sayang. Kita bisa makan malam bareng, ya?" ucap Sheryl penuh antusias. "Temanmu perempuan, kah?"
Ethan tertawa pelan, "Bukan, Bu."
"Ibu pengen liat kamu gandeng cewek lho, Than! Malah anak temen Ibu pengen dikenalin sama kamu katanya!"
Ethan tersenyum pedih. "Aku sudah seneng kok lihat kalian yang gandengan!" tawa mereka pecah ketika Ethan mengatakannya.
Ethan pun menjelaskan pada mereka bahwa temannya itu berencana untuk pindah ke rumah itu karena alasan jarak dari rumahnya ke kampus yang cukup jauh. Ethan juga curhat pada mereka bagaimana pandangan barunya tentang mempunyai teman.
Sheryl-lah yang bersyukur sekali karena Ethan telah mengubah pandangannya tentang seorang teman. Meskipun itu adalah perubahan kecil namun Sheryl dan Resa sangat menghargai itu karena mereka yakin, itu akan memberikan pengaruh baik yang besar bagi Ethan. Obrolan yang sangat dalam berlangsung selama satu jam lamanya sejak Resa dan Sheryl sampai di rumah Ethan.
Ding!
Timur ke Barat
<Aku di gerbang>Ethan
<tunggu, ke sana skrg>.
.
.Satu jam sebelumnya...
Sesaat setelah aku sampai di halaman rumah, ponselku bergetar selama tiga kali. Segera ku periksa, dan ternyata Ethan si bocah tua itu mengirimiku pesan. Astaga, ingin sekali aku tertawa lepas karena ternyata ia mulai peduli pada sekitarnya. Baguslah, tawaran misi perdamaian dua kubu ini berhasil dibeli bocah tua itu.
<Bro, ini aku Ethan>
Pesan berikutnya, membuat kerutan tawa di wajahku menghilang. Rasa ibaku mulai menggantikannya.
<kau benar, aku memang butuh teman>
Pesan berikutnya, membuat jantungku hampir loncat. Karena begitu drastis perubahan yang si Ethan perlihatkan. Dunia berubah 180° itu tengah menimpaku sekarang.
<aku butuh teman untuk makan malam di rumahku jam tujuh. keluargaku bakal datang, pakai baju yang sopan>
🍑🍑🍑
salam #TimThan #sEthan #Timmy ☺
jangan lupa nama kontak Tim di ponsel Ethan ya! 😄
Tue 01 January 2019
Edited: 25 Jan 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
ROMEO[S]
RomanceAku selalu ingin kembali ke masa di mana kedekatan kita hanyalah sebuah kedekatan yang nyata di antara sepasang teman. Mengetahui dan menyadari perasaan kita satu sama lain itu ternyata menyakitkan. Membujukmu untuk menerima kenyataan pun ternyata t...